Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pemerintahan Perdana Menteri Takaichi Sanae menunjukkan kecenderungan kuat mengandalkan jaringan pejabat berlatar belakang Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI).
Sejumlah posisi strategis di Kantor Perdana Menteri kini ditempati figur-figur yang berasal dari kementerian tersebut, banyak di antaranya merupakan orang dekat mendiang Abe Shinzo.
"Langkah terbaru adalah penunjukan Kozo Saeki, mantan sekretaris perdana menteri pada era Abe, sebagai Kepala Juru Bicara Kabinet (Cabinet Public Relations Secretary)—jabatan setingkat wakil menteri—yang diumumkan pada 19 Desember 2025. Saeki juga dikenal sebagai mantan birokrat METI dan jagoan penulis pidato PM Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com politisi senior Jepang Jumat (19/12/2025).
Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara menjelaskan penunjukan tersebut dengan alasan “pengalaman dan pengetahuan luas di bidang komunikasi publik,” sehingga dinilai paling tepat untuk memperkuat penyampaian kebijakan pemerintah ke dalam dan luar negeri.
Baca juga: Kereta Ekspres Tabrak Mobil di Kyoto Jepang, Kendaraan Terbakar dan Sopir Tewas
Figur Kunci dari METI Dominasi Lingkar Inti
Saeki merupakan figur yang menonjol sejak era Abe. Pada 2017, ia diangkat sebagai sekretaris perdana menteri di usia 42 tahun—sebuah penunjukan yang kala itu dinilai tidak lazim karena ia belum pernah menduduki jabatan direktur jenderal. Namun, kemampuannya sebagai penulis pidato (speechwriter) membuatnya dipercaya hingga Abe mengakhiri masa jabatannya pada 2020.
Jabatan Kepala Juru Bicara Kabinet sendiri merupakan posisi penting yang bertanggung jawab atas strategi komunikasi kebijakan pemerintah serta pengelolaan konferensi pers perdana menteri, termasuk di forum internasional.
Penunjukan Saeki kembali dipandang sebagai langkah “tidak biasa” karena minimnya pengalaman struktural setingkat direktur jenderal.
Selain Saeki, sejumlah posisi kunci lain di Kantor Perdana Menteri juga diisi eks pejabat METI.
Mantan Wakil Menteri METI Yuji Iida menjabat sebagai sekretaris utama bidang kebijakan, sementara Masashi Mogi, juga berlatar METI, menjadi sekretaris utama Kepala Sekretaris Kabinet.
Pemerintah juga menunjuk akademisi Masahiko Hosokawa, mantan pejabat senior METI, sebagai penasihat kabinet.
Menguatnya pengaruh METI di lingkar kekuasaan Takaichi tidak terlepas dari figur Naoya Imai, mantan ajudan dekat Abe yang kerap dijuluki “perdana menteri bayangan” pada era pemerintahan sebelumnya. Imai, yang kini menjadi penasihat utama Takaichi, disebut-sebut berperan besar dalam penentuan personel inti kabinet.
Pada era pemerintahan Abe, dominasi pejabat METI bahkan melahirkan istilah “Kabinet METI”. Kebijakan unggulan seperti “Masyarakat Aktif 100 Juta Orang” hingga reformasi jaminan sosial lintas generasi lahir dari lingkaran birokrat ekonomi tersebut, dan dinilai menjadi salah satu faktor keberhasilan Abe membangun pemerintahan jangka panjang.
Mengikuti jejak itu, Takaichi sejak sebelum menjabat telah menjadikan Imai sebagai penasihat, dan secara resmi mengangkatnya sebagai penasihat khusus kabinet setelah pemerintahan terbentuk.
Namun, di balik penguatan struktur kekuasaan tersebut, muncul kekhawatiran serius di kalangan birokrasi Jepang. Sejumlah pejabat menilai Perdana Menteri Takaichi belum sepenuhnya membangun hubungan kepercayaan dengan aparatur negara.
Isu ini mencuat setelah pernyataan Takaichi di parlemen pada November lalu terkait potensi konflik Taiwan. Ia menyampaikan pandangan pribadi yang tidak sepenuhnya mengikuti naskah resmi birokrasi, yang dinilai berpotensi memengaruhi hubungan Jepang–China.
“Perdana menteri tidak menunjukkan kecenderungan membangun hubungan kepercayaan mendalam dengan birokrat,” ujar seorang pejabat senior lembaga ekonomi Jepang belum lama ini.
Di kalangan Kasumigaseki— sebutan untuk pusat birokrasi Jepang—beredar pandangan bahwa “ketidakpercayaan terhadap birokrasi” masih kuat di lingkungan kekuasaan.
Pertanyaannya kini, apakah Perdana Menteri Takaichi mampu secara efektif mengelola barisan pejabat elite yang telah dibentuk dengan sangat solid ala era Abe, atau justru akan menghadapi friksi internal di masa mendatang.
Diskusi pemerintahan di Jepang dilakukan Pencinta Jepang gratis bergabung. Kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email: tkyjepang@gmail.com