BANGKAPOS.COM -- Duka mendalam menyelimuti keluarga Maman Suherman, Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, setelah kepergian putra bungsunya, MAHM alias A (9).
Hingga sehari setelah peristiwa tragis itu, Maman dan sang istri masih berada dalam kondisi syok berat.
MAHM ditemukan meninggal dunia di rumah keluarga yang berada di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, pada Selasa (16/12/2025).
Baca juga: Sosok Akhmad Heru Prasetyo, Kajari Jeneponto Tanggapi Putusan Soal Rehabilitasi Amrina,Baru Menjabat
Karena terpukul, Maman Suherman bahkan tidak sanggup melihat, apalagi memandikan jasad putra tercintanya.
Saat itu, warga sempat menanyakan kesiapannya, namun Maman menyatakan tidak mampu.
Ketua RT setempat, Istianto (65), membenarkan kondisi tersebut.
Ia menyebut suasana duka masih sangat terasa di rumah keluarga Maman, terutama pada sang ibu yang belum mampu menahan kesedihan.
“Masih kelihatan syok. Apalagi ibunya, kalau menangis pasti,” ujar Istianto saat ditemui di kawasan perumahan BBS, Kamis (18/12/2025).
Karena kondisi itu, prosesi pemandian jenazah akhirnya dilakukan oleh tim khusus.
“Iya, yang memandikan tim pemandi jenazah. Karena itu tadi, dia enggak tahan. Saya tanya, ‘masih enggak kuat ya?’ Dia bilang, ‘iya’,” kata Istianto.
Kesedihan Maman semakin tergambar dari kondisi dirinya sesaat setelah kejadian.
Ia sempat terlihat berada di halaman rumah dengan pakaian berlumuran darah.
Darah tersebut berasal dari putranya yang digendong saat dibawa ke rumah sakit.
Setelah proses autopsi rampung, jenazah MAHM tiba di rumah duka sekitar pukul 04.00 WIB. Prosesi pemandian dilakukan beberapa jam kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, oleh tim profesional.
Usai disalatkan di masjid kompleks perumahan, jenazah MAHM dimakamkan pada siang hari di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Makam Balung, Kota Cilegon.
Seorang tetangga dekat keluarga Maman, Gina (nama disamarkan), mengaku telah bertetangga dengan keluarga tersebut selama sekitar tujuh tahun. Menurutnya, Maman dan keluarganya dikenal sebagai pribadi yang ramah dan santun.
“Pak Haji Maman orangnya baik sekali. Kalau lewat pasti menyapa, bahkan dari dalam mobil pun sering membuka jendela untuk menyapa,” ujar Gina, Kamis (18/12/2025) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Gina juga mengenang sosok MAHM sebagai anak yang sopan dan mudah bergaul. Setiap kali berpapasan, korban selalu menunjukkan sikap hormat.
“Anaknya baik, kalau ketemu senyum. Dia juga suka bercanda dengan cucu saya yang masih balita,” tuturnya.
Kedekatan Ayah dan Anak yang Membekas
Maman Suherman dikenal memiliki hubungan yang sangat dekat dengan putra bungsunya itu. Keduanya kerap terlihat berjalan kaki bersama menuju masjid untuk melaksanakan salat subuh berjamaah.
Kebersamaan tersebut menjadi pemandangan yang kerap disaksikan warga dan kini meninggalkan kenangan mendalam.
“Pak Maman itu hampir tidak pernah ketinggalan salat subuh. Biasanya beliau jalan kaki sama anaknya yang paling kecil,” ungkap Gina.
Hal senada disampaikan Ketua RT setempat. Ia menyebut MAHM juga aktif mengikuti kegiatan ibadah di masjid.
“Anaknya sering ke masjid, salat subuh dan salat Jumat juga,” katanya.
(Bangkapos.com/Tribun Trends/ Tribunnews)