Laporan Wartawan Tribun Gayo Bustami I Bener Meriah
TribunGayo.com, REDELONG - Jelang sebulan pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Bener Meriah, akses jalan masih tak kunjung normal.
Dampak dari pustusnya akses jalan masih dirasakan warga hingga saat ini, baik warga asal Kabupaten Bener Meriah maupun Aceh Tengah.
Baca juga: Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Dapat Bantuan Logistik dari Aceh Selatan
Pantauan wartawan TribunGayo.com dilapangan, kedua jalur yang menuju Bener Meriah masih belum normal, baik dari lintas nasional Bireuen- Takengon maupun jalan alternatif lintas KKA Bener Meriah- Aceh Utara.
Mesti menjelang sebulan pasca bencana, namun masih ada ribuan warga yang terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer demi bisa berbelanja kebutuhan pokok.
Seperti halnya di jalur lintas nasional Bireuen- Takengon, ada beberapa titik lokasi yang masih belum kunjung normal, dan warga masih dipaksa harus berjalan kaki.
Warga yang melintas pun terlihat membawa tabung gas, telur sepapan serta turut memikul sekarung beras di atas pundak sambil melewati jalan-jalan bekas tanah longsor.
Pemandangan ini seolah mengisyaratkan bagaimana kerasnya perjuangan para orang tua di Bener Meriah demi menghidupkan dapur-dapur keluarga mesti bencana telah berlalu.
Bila semua kebutuhan terpenuhi ditempat asal, mustahil juga warga Bener Meriah rela menempuh jalan melewati lumpur-lumpur.
Kemudian menyebrang jembatan darurat, serta jalanan yang terdapat tebing-tebing dengan tanpa jaminan akan terjadi longsor susulan yang dapat membahayakan jiwa.
Bila dari Bener Meriah, warga rata-rata memikul hasil bumi untuk dijualkan ke wilayah Kabupaten Bireuen.
Sedangkan dari Bireuen, warga gayo memikul beras, gas hingga menenteng ikan-ikan segar.
Sementara itu, dilintasan jalan nasional Bireuen- Takengon, masih ada beberapa titik jalan yang belum normal, bila dari Bener Meriah jalan rusak mulai dari jembatan Umah Besi, Kecamatan Gajah Putih.
Tapi disana telah dibuat jembatan darurat dan sebagian warga yang nekat bisa melintasi dengan kendaraan roda dua.
Selanjutnya terdapat dikawasan jembatan Tenge Besi, dimana jembatan yang menghubungkan antar Kecamatan Gajah Putih dan Pintu Rime Gayo itu putus total.
Kawasan itu, juga telah dibuat jembatan darurat yang bisa dilalui khusus oleh pejalan kaki, warga menamakan jembatan "Sirotol Mustakim".
Baca juga: Pembangunan Jembatan Bailey di Jalur KKA Bener Meriah Terus Dikebut
Karena kondisi jembatan berukuran kecil dan seadanya, tentu bila terjatuh akan dapat membahayakan jiwa.
Namun bila warga yang nekat, dikawasan itu juga dapat dilalui oleh kendaraan mesti harus melewati sungai dari bawah jembatan.
Selanjutnya jalan rusak terdapat dikawasan Kilometer 60 di Kecamatan Pintu Rime Gayo, warga bila melintas kesana masih dipaksa harus berjalan kaki menyebrangi sungai.
Namun, berdasarkan pantauan pada hari Sabtu (20/12/2025) kemarin, dilokasi terdapat beberapa alat berat yang masih terus bekerja hingga larut malam memperbaiki jalan yang terputus tersebut.
Jarak antara satu titik jalan rusak dengan lainnya kisaran 2 kilometer hingga 3 kilometer, namun tak perlu ragu, bila ada warga yang hendak menuju ke Kabupaten Bener Meriah ataupun sebaliknya.
Kini telah tersedia ojek-ojek disetiap penyebrangan dengan tarik bervariasi (tergantung nego dilokasi), tapi masih dengan harga terjangkau.
Perlu diketahui, dikawasan Kilometer 60 ini lah, warga asal Bener Meriah dapat berbelanja berbagai kebutuhan pokok, ada yang menjual beras, gas, BBM dan berbagai kebutuhan dasar lainnya yang didatangkan dari Kabupaten Bireueun.
Disini lain, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bener Meriah terus menunjukkan komitmen nyatanya dalam mendukung pemulihan ekonomi daerah pasca bencana.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang perdagangan lintas sektor dan industri, KADIN mengambil peran aktif membantu masyarakat yang terdampak banjir dan longsor pada 26 November 2025.
Bencana tersebut mengiris hati para petani. Akibat terputusnya akses jalan, ribuan warga kesulitan mengirim hasil panen mereka ke pasar maupun ke kolektor, sehingga perekonomian lokal ikut terhambat.
Melihat kondisi ini, Ketua KADIN Bener Meriah, Rama Aulia Saputra, bersama seluruh jajaran turun langsung ke lapangan.
Mereka bergerak cepat membantu pembangunan kembali jembatan penghubung menuju kawasan Umah Besi- Ronga-ronga, agar dapat segera dilalui kendaraan.
KADIN Bener Meriah berharap akses ini segera dibuka agar aktivitas perdagangan, distribusi bahan pokok, dan pergerakan sektor lainnya dapat kembali normal.
Pasalnya, terputusnya jalur transportasi ini berdampak serius pada meningkatnya harga kebutuhan pokok di pasar, yang sangat membebani masyarakat.
"Kami mohon doa dan dukungan semua elemen agar pekerjaan ini cepat selesai dan segera bisa dilalui kendaraan roda empat," pungkasnya. (*)
Baca juga: HMI Takengon-Bener Meriah Berbagi Snack untuk Anak Pengungsi di Posko Tami Delem