Warga Dusun Pengempon, Desa Kemiriombo, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, mendadak panik.
Hal itu karena seekor ular kobra jawa berukuran besar masuk ke dalam rumah warga, Minggu (21/12/2025) malam.
Ular tersebut masuk ke rumah milik Imbuh, warga RT 18 RW 03 Dusun Pengempon, Desa Kemiriombo.
Beberapa warga sempat berusaha menangkap ular tersebut secara mandiri.
Namun upaya itu terhenti ketika ular tiba-tiba berdiri dan menunjukkan sikap menyerang.
Koordinator RPB SAR Kaliwiro, Habib mengatakan, kejadian tersebut diketahui sekitar pukul 19.35 WIB.
"Malam tadi, pemilik rumah yang berada di dalam rumah panik saat melihat ular berada di area rumah," ucapnya.
"Sempat akan ditangkap warga tapi ular hendak menyerang. Akhirnya warga pun memilih mundur demi keselamatan," jelasnya.
Merasa situasi semakin berbahaya, warga segera menghubungi Call Center RPB SAR Kaliwiro untuk meminta bantuan evakuasi.
"Kami merespons cepat laporan tersebut, RPB SAR Kaliwiro bersama Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) Kaliwiro langsung bergerak menuju lokasi," terangnya.
Dalam waktu sekitar 10 menit, tim tiba di rumah warga.
Petugas kemudian melakukan pencarian dengan peralatan keselamatan di dalam rumah.
Suasana di sekitar lokasi masih dipenuhi warga yang cemas, sementara petugas fokus mengamankan situasi.
Beruntung ular akhirnya berhasil ditangkap petugas.
"Ular ini merupakan jenis kobra jawa dengan panjang sekitar 3 meter," ungkapnya.
Dengan teknik khusus, petugas berhasil menangkap dan mengamankan ular tersebut tanpa menimbulkan korban.
Setelah evakuasi selesai, tim memberikan pemahaman kepada pemilik rumah dan warga sekitar.
Edukasi diberikan terkait bahaya ular berbisa serta langkah-langkah pencegahan agar ular tidak masuk ke rumah.
Proses evakuasi berjalan aman dan lancar.
Warga pun kembali merasa tenang setelah ancaman ular berbisa berhasil diatasi.
Ular kobra jawa
Ular kobra jawa (Naja sputatrix) adalah spesies ular berbisa tinggi dari keluarga Elapidae yang merupakan endemik di wilayah Indonesia.
Karakteristik Fisik & Perilaku
Warna & Ukuran: Umumnya berwarna hitam kecokelatan, abu-abu kehitaman, atau kuning kecokelatan yang seragam.
Panjang rata-rata sekitar 1,3 meter, namun dapat tumbuh mencapai 1,8 hingga 2 meter.
Mekanisme Pertahanan: Dikenal sebagai "ular sendok" karena kemampuannya menegakkan leher dan melebarkan tudung saat terancam.
Spesies ini termasuk dalam kategori spitting cobra (kobra penyembur) yang mampu menyemburkan bisa ke arah mata lawannya untuk melumpuhkan pandangan.
Lokasi: Tersebar luas di Pulau Jawa, Bali, Madura, Lombok, hingga Flores.
Lingkungan: Hidup di atas tanah (terestrial) dan menyukai habitat lembap atau hangat seperti hutan hujan tropis, savana, persawahan, hingga area perkotaan yang padat penduduk.
Sarang: Sering ditemukan bersarang di lubang tikus, tumpukan barang, atau sudut gelap di bawah lantai rumah warga.
Bahaya & Penanganan
Jenis Bisa: Memiliki bisa neurotoksin kuat yang dapat menyebabkan kelumpuhan saraf, otot jantung, serta sistem pernapasan yang fatal. Semburan bisa yang terkena mata dapat menyebabkan kebutaan sementara atau iritasi serius jika tidak segera dicuci dengan air bersih.
Pertolongan Pertama: Imobilisasi (tidak menggerakkan bagian tubuh yang digigit) adalah langkah utama sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan.
Hindari metode tradisional seperti mengikat luka kencang-kencang, menghisap darah, atau menaburkan garam karena dapat memperparah kondisi.
Pengobatan: Penanganan medis dilakukan dengan pemberian Serum Anti Bisa Ular (SABU) atau antivenom yang sesuai.
Pada tahun 2025, kobra jawa dikategorikan dalam Apendiks II, yang berarti populasinya masih terjaga namun perdagangannya harus diatur agar tidak terancam punah.