HIV/AIDS di Kalimantan Utara Tahun 2025 Capai 1.744 Kasus, Tarakan Paling Banyak Disusul Bulungan
December 22, 2025 09:14 AM

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kalimantan Utara (Kaltara) terus menunjukkan tren peningkatan hingga tahun 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara mencatat, prevalensi kasus HIV/AIDS telah mencapai 1.744 yang tersebar di lima kabupaten dan kota.

Tarakan masih menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi. Hingga tahun 2025, tercatat sebanyak 823 kasus HIV/AIDS ditemukan di kota tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Katara Usman, menyebut tingginya mobilitas penduduk serta aktivitas ekonomi yang padat menjadi salah satu faktor utama tingginya angka kasus di Tarakan.

“Tarakan merupakan daerah dengan mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko penularan HIV/AIDS,” kata Usman, Senin (22/12/2025).

Baca juga: Januari hingga Juni 2025 Pengidap HIV Baru di Bulungan 21 Orang, LGBT dan Pelanggan Pekerja Seks

Sementara itu, Bulungan menempati posisi kedua dengan 358 kasus, disusul Malinau sebanyak 270 kasus, dan Nunukan dengan 266 kasus.

Adapun Kabupaten Tana Tidung (KTT) menjadi wilayah dengan jumlah kasus terendah, yakni 27 kasus.

Usman menjelaskan, penyebaran HIV/AIDS di Kaltara dipengaruhi oleh berbagati faktor, mulai dari perilaku berisiko, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini, hingga masih kuatnya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

“Stigma yang masih ada membuat sebagian masyarakat takut melakukan tes HIV. Akibatnya, banyak kasus baru yang terdeteksi saat kondisinya sudah lanjut,” jelasnya.

Untuk menekan angka penularan, Pemprov Kaltara terus memperkuat upaya pencegahan dan penanganan.

ILUSTRASI- Ilustrasi HIV/AIDS di Kalimantan Utara.
ILUSTRASI- Ilustrasi HIV/AIDS di Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA)

Langkah tersebut dilakukan melalui edukasi berkelanjutan, peningkatan layanan tes HIV, serta penyediaan pengobatan antiretroviral (ARV) yang dapat diakses secara gratis di fasilitas kesehatan.

Dinkes Kaltara juga menggandeng berbagai pihak, termasuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan organisasi masyarakat, guna menjangkau kelompok-kelompok rentan.

Usman menegaskan, pengendalian HIV/AIDS tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi memerlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan pemeriksaan dan bersama-sama menghapus stigma. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang teratur, HIV dapat dikendalikan dan kualitas hidup penderita tetap terjaga,” tegasnya.

Pemprov Kaltara menargetkan penguatan program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS secara berkelanjutan sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Bumi Benuanta.

(*)

Penulis : Desi Kartika Ayu Nuryana

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.