Korban ditemukan dengan sejumlah luka di tubuhnya, sehingga Satreskrim Polres Lima Puluh Kota melakukan penyelidikan.
BPBD Padang Panjang mengeluarkan update korban meninggal dunia akibat bencana mencapai 45 orang hingga Sabtu (20/12/2025) pukul 20.45 WIB.
Baca juga: Cuaca 7 Kota di Sumbar Senin 22 Desember 2025, Bukittinggi dan Payakumbuh Hujan Ringan
Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyebut daerahnya membutuhkan anggaran lebih dari Rp15 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumbar.
Kemudian, Wako Padang Panjang, Hendri Arnis, menyebut daerah yang dipimpinnya saat ini telah memasuki masa transisi darurat bencana pascabanjir bandang yang melanda Kota Padang Panjang pada Kamis (25/11/2025) lalu.
1. Perempuan 61 Tahun di Guguak 50 Kota Ditemukan Tewas dengan Luka Benda Tumpul
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Limapuluh Kota bersama Polsek Guguak melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat perempuan di Jorong Talago, Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Jumat (19/12/2025).
Diketahui korban bernama Lidia S.Ch (61) warga setempat, yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Baca juga: Van Basty Sousa Absen saat Persija Tantang Semen Padang FC
Korban ditemukan dengan sejumlah luka di tubuhnya dan diduga kuat menjadi korban penganiayaan.
Kasat Reskrim Polres Limapuluh Kota, Iptu Repaldi mengatakan pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait penemuan mayat pada Jumat (19/12/2025) sekira pukul 06:30 WIB.
Lalu, Kapolsek Guguak AKP Doni Prama Dona bersama Kanit Intel, Kanit Reskrim, personel Polsek Guguak, serta dibantu personel Sat Intelkam dan Sat Reskrim Polres Limapuluh Kota langsung terjun ke lokasi.
"Tim gabungan mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan TKP, olah tempat kejadian perkara, serta mengumpulkan keterangan saksi-saksi," ujarnya.
Baca juga: Cerita Warga Huntara Kapalo Koto Menyiapkan Mandoa di Tengah Pemulihan Bencana
Iptu Repaldi menjelaskan, melalui keterangan saksi bernama Risnal kejadian bermula saat ia bersama suami korban, Yelvi Zon berangkat ke masjid untuk melaksanakan salat subuh.
Sedangkan korban menyusul ke masjid, setelah mengunci pintu rumahnya.
"Selepas salat subuh, suami korban pulang lebih dulu ke rumah dan mendapati kondisi rumah dalam keadaan gelap akibat listrik padam," sebutnya.
Usai menyalakan listrik dan masuk ke dalam rumah, saksi Risnal yang menyusul kemudian melihat korban tergeletak di halaman rumah dalam keadaan tidak bergerak dengan wajah berlumuran darah.
"Saksi selanjutnya memanggil suami korban dan meminta pertolongan warga sekitar," pungkasnya.
Iptu Repaldi melanjutkan, setelah itu korban dibawa ke dalam rumah dan dievakuasi menggunakan ambulans Puskesmas Padang Kandi.
Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan visum bagian luar.
Baca juga: Hadapi Persija, Dejan Antonic Tekankan Disiplin Pemain Semen Padang FC
"Dari hasil pemeriksaan awal ditemukan sejumlah luka terbuka yang diduga akibat benda tumpul pada bagian dahi, dagu, telinga, dan bibir, serta memar di dada sebelah kiri dan pada kedua tangan korban," bebernya.
Kemudian, korban kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Sumbar di Padang guna dilakukan autopsi.
Saat sekarang ujar Iptu Repaldi, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan secara intensif untuk mengungkap penyebab kematian korban.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian. Apabila mengetahui informasi yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, segera melaporkannya kepada aparat kepolisian terdekat," tambahnya.
2. Update Terbaru! Korban Jiwa Galodo Padang Panjang Tembus 45 Orang, Satu Korban Masih Misterius
Korban jiwa akibat banjir bandang atau galodo di jembatan kembar, Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang terus bertambah.
Data terbaru yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Panjang, korban meninggal dunia mencapai 45 orang hingga Sabtu (20/12/2025) pukul 20:45 WIB.
Kalaksa BPBD Padang Panjang, Nofi Yanti mengatakan korban jiwa akibat banjir bandang Padang Panjang mencapai 45 orang.
Baca juga: 2.044 Hektare Sawah Diterjang Galodo di Agam, Petani Butuh Bantuan Alat dan Bibit
"Data terakhir kita update pada Sabtu (20/12/2025) pukul 20:45 WIB, dengan total 45 orang meninggal dunia," ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (21/12/2025).
Ia menjelaskan, dari 45 orang meninggal dunia akibat banjir bandang, sebanyak 26 jiwa berasal dari kartu keluarga Padang Panjang.
"Korban meninggal dunia dari kartu keluarga Padang Panjang terhitung sebanyak 26 orang hingga Sabtu malam," jelasnya.
Sementara itu, korban meninggal dunia sisanya berasal dari luar kartu keluarga Padang Panjang.
"Data kita menunjukan, korban meninggal dunia di luar kk Padang Panjang berjumlah 18 orang," pungkasnya.
Sementara itu, dari 45 orang korban meninggal dunia akibat banjir bandang, terdapat satu jiwa belum diketahui identitasnya.
Baca juga: Bahaya Jika Melintas, Jembatan Kembar Padang Panjang Bakal Dibongkar Total Usai Banjir Bandang
"Terdapat satu korban yang belum teridentifikasi hingga hari ini, kita beri tanda Mr.x," sebut Nofi Yanti.
Di sisi lain, terhitung sebanyak 26 jenis kelamin laki-laki meninggal dunia akibat banjir bandang Padang Panjang.
Jumlah itu terhitung dari korban dengan kartu keluarga Padang Panjang maupun dari luar daerah.
"Sedangkan jumlah jenis kelamin perempuan 18 orang, baik dari kk Padang Panjang maupun yang dari luar," tambah Nofi Yanti.
3. Gubernur Sumbar Sebut Rehabilitasi Rekonstruksi Banjir Bandang Butuh Anggaran Rp15 T Lebih
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menyebut daerahnya membutuhkan anggaran lebih dari Rp15 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumbar.
“Lebih kurang, lebih dari Rp15 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Mahyeldi saat diwawancarai TribunPadang.com, Kamis (18/12/2025).
Sementara itu, nilai kerusakan akibat bencana tersebut diperkirakan mencapai Rp5,2 triliun.
Baca juga: Satgas PKH Ungkap Dugaan Perusahaan Penyebab Banjir, Gubernur Mahyeldi Serahkan Penanganan ke Pusat
“Kerusakan kita saja itu Rp5,2 triliun,” jelasnya.
Mahyeldi menegaskan, Pemerintah Provinsi Sumbar membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk memulihkan dampak bencana yang telah menelan ratusan korban jiwa tersebut.
“Jelas, karena kita tidak punya uang. Kita membutuhkan bantuan dari pusat,” tegasnya.
Ia menyebut, bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi dari pemerintah pusat telah menjadi komitmen Presiden RI Prabowo Subianto.
“Ini sudah menjadi sikap Pak Presiden. Beliau sudah menyampaikan di banyak kesempatan bahwa untuk infrastruktur, perumahan, sekolah, dan rumah sakit akan dibantu oleh pusat,” terangnya.
Selain itu, Mahyeldi mengungkapkan salah satu permintaan Pemerintah Provinsi Sumbar kepada pemerintah pusat juga telah dikabulkan, yakni pengembalian seluruh anggaran Transfer ke Daerah (TKD).
“Saya kemarin melihat informasi bahwa Pak Purbaya, Menteri Keuangan RI, sudah menyetujui surat kita terkait TKD, termasuk untuk tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Aceh, dan Sumbar,” ujarnya.
Baca juga: 41 Rumah Hanyut di Padang Panjang, Pemko Pastikan Lahan Hunian Tetap Sudah Tersedia
Mahyeldi juga menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk membantu masyarakat terdampak bencana, salah satunya melalui pemberian bantuan modal usaha.
“Jelas. Untuk masyarakat yang memiliki usaha akan kita berikan bantuan modal. Sementara untuk pekerjaan, nanti akan kita upayakan. Jadi ini menjadi komitmen bersama antara pusat dan daerah,” tegasnya.
Untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi, Mahyeldi mengaku akan menyiapkan regulasi khusus, baik berupa peraturan gubernur maupun peraturan daerah.
“Kita sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Insyaallah nanti minimal ada peraturan gubernur atau bahkan perda tentang rehab-rekonstruksi untuk Sumbar secara keseluruhan. Saya berharap dengan adanya regulasi ini, proses rehaprekon bisa lebih cepat,” tutupnya.
4. Wali Kota Hendri Arnis Sebut Padang Panjang Masuk Masa Transisi Darurat, 41 Rumah Hanyut
Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, menyebut daerah yang dipimpinnya saat ini telah memasuki masa transisi darurat bencana pascabanjir bandang yang melanda Kota Padang Panjang pada Kamis (25/11/2025) lalu.
Hendri menjelaskan, status tersebut ditetapkan setelah masa tanggap darurat berlangsung selama 14 hari dan diperpanjang selama tiga hari.
“Kami sudah menurunkan status menjadi transisi darurat. Pasca tanggap darurat 14 hari, lalu ditambah tiga hari. Alhamdulillah sekarang sudah masuk masa transisi darurat,” kata Hendri Arnis saat ditemui TribunPadang.com di Lembah Anai, Kamis (18/12/2025).
Baca juga: PLN Percepat Pemulihan Listrik Aceh, Direksi Tinjau RS dan Masjid Pasca Banjir Bandang
Ia menyebutkan, masa transisi darurat bencana di Kota Padang Panjang akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Dalam periode tersebut, pemerintah daerah menargetkan pemulihan kondisi masyarakat dan wilayah terdampak.
“Transisi darurat bencana ini berlangsung hingga enam bulan ke depan. Insyaallah dalam masa transisi ini kondisi sudah pulih, menghapus cerita dan derita lama untuk bangkit,” ujarnya.
Hendri menambahkan, saat ini seluruh warga terdampak banjir bandang telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman oleh Pemerintah Kota Padang Panjang.
“Para pengungsi sudah kami ungsikan. Sebagian ditempatkan di rumah susun sewa (rusunawa) dan sebagian lagi di rumah-rumah kontrakan yang berada di sekitar Kota Padang Panjang. Untuk ini kami fasilitasi selama tiga bulan ke depan,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, Pemko Padang Panjang juga akan membangun hunian tetap bagi masyarakat yang saat ini masih menempati rusunawa dan rumah kontrakan.
“Kami sudah mengirimkan proposal pembangunan hunian tetap dan alhamdulillah sudah disetujui. Lahan juga sudah tersedia, jadi tinggal menunggu proses pembangunan,” katanya.
Baca juga: Bahaya Jika Melintas, Jembatan Kembar Padang Panjang Bakal Dibongkar Total Usai Banjir Bandang
Adapun lokasi hunian tetap tersebut, lanjut Hendri, berada di depan rusunawa milik Pemko Padang Panjang.
“Lokasinya di depan rusunawa Padang Panjang,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, banjir bandang yang melanda Kota Padang Panjang mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa.
“Bencana ini menghanyutkan 41 rumah warga. Selain itu, ada juga rumah yang mengalami kerusakan berat dan sedang. Sementara jumlah korban jiwa mencapai 43 orang,” tutup Hendri.(*)