SURYA.CO.ID, SURABAYA - Olahraga flag football diperkenalkan secara luas kepada masyarakat Surabaya lewat Taylormade Academy Flag Football (TAFF) Roadshow Surabaya di Lapangan Polda Jatim, Minggu (21/12/2025) pagi.
Event ini tidak hanya bertujuan mempopulerkan olahraga flag football. Namun, juga menjaring bibit unggul yang muaranya bisa memperkuat Timnas Flag Football Indonesia.
Menariknya, roadshow kali ini juga menghadirkan pemain profesional flag football asal Amerika Serikat, Dana Taylor yang saat ini menjadi asisten pelatih Timnas Putri Flag Football Indonesia.
Baca juga: Pertama Digelar, Kejuaraan Futsal Bupati Cup Di Kediri Langsung Diserbu 106 Tim Dari 18 Kecamatan
Kehadirannya menjadi daya tarik tersendiri sekaligus memberi pengalaman langsung bagi peserta untuk belajar dari atlet berpengalaman.
Tidak ketinggalan, juga hadir Windra Thio, pelatih timnas putri Flag Football Indonesia.
"Roadshow ini salah satu strategi kami menjaring atlet potensial daerah tingkat SMA atau universitas. Kami lagi mau undang mereka try out untuk timnas," kata Windra Thio pada media termasuk surya.co.id di Lapangan Polda Jatim.
Menurut Windra, Timnas Flag Football Indonesia masih tergolong baru, sehingga proses pencarian pemain terus dilakukan.
Kriteria usia yang dibidik berkisar 16 hingga 30 tahun agar bisa diproyeksikan masuk skuad timnas.
“Untuk usia, kurang lebih mulai 16 tahun sampai 30 tahun. Mereka sudah bisa masuk timnas, baik putra maupun putri,” jelasnya.
Di Surabaya sendiri, flag football sebenarnya sudah berkembang cukup lama, meski belum terlalu dikenal masyarakat luas. Salah satunya yang aktif berada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
“Di Surabaya sudah ada sejak lama, tapi memang belum terlalu hype. Kalau di Jakarta, komunitas dan timnya lebih banyak,” tambah Windra.
Flag football dikenal sebagai olahraga yang sangat populer di Amerika Serikat.
TAFF berupaya membawa olahraga ini semakin dikenal di Indonesia, terlebih setelah flag football resmi masuk cabang olahraga Olimpiade.
Meski baru terbentuk, Timnas Flag Football Indonesia sendiri pada Oktober lalu tampil dalam turnamen internasional di China menghadapi 16 negara dari kawasan Asia Tenggara hingga Oseania.
Ajang ini, timnas putra dan timnas putri berhasil masuk lima besar.
"Timnas putra dan putri, dua-duanya bisa tembus lima besar. Artinya Indonesia bisa bersaing dengan negara lain di dalam olahraga ini," pungkas Windra Thio.
Salah satu peserta roadshow, Muhammad Prakoso Gagas Samodra pemain flag football asal Surabaya yang juga merupakan kapten timnas flag football mengaku tertarik pada olahraga ini karena dinilainya sebagai olahraga berbeda.
“Flag football itu seru karena strateginya dalam. Antara tim menyerang dan bertahan benar-benar berbeda,” kata Muhammad Prakoso.
Ia menjelaskan, flag football tidak seperti olahraga lain yang pemainnya bisa menyerang dan bertahan secara bersamaan, flag football memiliki pergantian pemain yang jelas.
“Kalau tim penyerang selesai main, semua harus keluar dan diganti tim bertahan. Jadi permainannya lebih terstruktur,” terangnya.
Ia menambahkan, dibanding American football, flag football jauh lebih aman karena minim kontak fisik.
Meski tergolong baru dikenal di Indonesia sejak 2009, olahraga ini mulai menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
“Bukan olahraga baru di dunia, tapi sekarang mulai naik di Indonesia karena sudah masuk Olimpiade,” pungkas Prakoso.
Ungkapan sama juga disampaikan Ruthy Lois Silitonga, kapten timnas putri.
"Flag football ini banyak mikir atau strategi, jadi gak cuman ngandelin fisik," kata Ruthy Lois Silitonga.
"Apalagi lapangannya lebih kecil dari football biasa, dan juga mainnya hanya 5 lawan 5, jadi butuh game of speed," tambahnya.