PASCABANJIR bandang yang melanda Kota Padang akhir November 2025, kawasan pesisir Pantai Pasir Parupuk, Muara Ganting, Kecamatan Koto Tangah, dipenuhi material kayu gelondongan yang hanyut hingga ke laut dan mengganggu aktivitas nelayan.
Merespons kondisi tersebut, PT Semen Padang turun langsung melakukan aksi gotong royong pembersihan kayu bersama pemerintah daerah, TNI/Polri, serta masyarakat setempat, Minggu (20/12/2025) pagi.
Melalui program Semen Padang Peduli, puluhan relawan dikerahkan untuk mengevakuasi tumpukan kayu di sepanjang pesisir pantai. Perusahaan juga menurunkan satu unit alat berat berupa ekskavator untuk menangani batang kayu berukuran besar yang sulit dipindahkan secara manual.
Aksi pembersihan ini ditinjau langsung oleh Wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki. Ia mengapresiasi sinergi lintas sektor yang terbangun dalam penanganan dampak bencana tersebut.
“Kebersihan pantai pascabencana bukan hanya soal estetika, tetapi juga menyangkut keselamatan dan keberlangsungan ekonomi nelayan. Kami menargetkan dalam dua hingga tiga hari ke depan kawasan ini sudah bersih,” ujar Rohmat Marzuki.
Baca juga: PT Semen Padang Teken Beasiswa BANGSA Angkatan II untuk 23 Anak Nagari
Ia menambahkan, kegiatan serupa juga dilakukan di sejumlah daerah terdampak bencana lainnya seperti Aceh dan Sumatera Utara, sesuai instruksi Presiden dan Menteri Kehutanan.
Dalam kesempatan itu, Wamenhut juga menyampaikan kebijakan terkait pemanfaatan kayu hanyut akibat banjir. Kementerian Kehutanan telah menerbitkan surat edaran tertanggal 8 Desember 2025 yang mengizinkan kayu tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat terdampak bencana.
“Kayu ini dapat dimanfaatkan untuk pembangunan hunian sementara maupun hunian tetap, dengan catatan berada di bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta UPT Kementerian Kehutanan agar tertib dan tepat guna,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyebut keberadaan kayu di pesisir pantai selama hampir sebulan terakhir telah membuat nelayan tidak dapat melaut.
“Sudah hampir satu bulan nelayan tidak bisa melaut karena pesisir pantai tertutup kayu. Jika tidak segera dibersihkan, dampak ekonominya akan semakin panjang. Karena itu, kami sangat mengapresiasi keterlibatan PT Semen Padang dan seluruh pihak,” ujar Mahyeldi.
Baca juga: PT Semen Padang Kirim 1.000 Dumbag ke Solok untuk Penanganan Pascabanjir
Ia berharap masyarakat dapat mematuhi aturan terkait pemanfaatan kayu agar proses evakuasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan persoalan baru.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Semen Padang, Win Bernadino, menegaskan komitmen perusahaan untuk selalu hadir dalam penanganan bencana.
“Keterlibatan PT Semen Padang dalam aksi bersih-bersih pantai ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mempercepat pemulihan ruang publik dan aktivitas ekonomi masyarakat pascabencana,” kata Win. (rls)