TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kecelakaan maut bus terjadi di Tol Krapyak, Semarang, dan menewaskan 16 orang penumpang.
Peristiwa tragis ini berlangsung dalam hitungan detik dan terekam sebagai salah satu kecelakaan terparah di jalur tersebut.
Fakta terbaru terungkap, sopir yang mengemudikan bus saat kejadian bukan sopir utama, melainkan sopir cadangan.
Kondisi ini kini menjadi sorotan penyelidikan aparat terkait faktor kelelahan dan prosedur keselamatan perjalanan.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Dosen Untag Semarang Tewas, AKBP Basuki Tersangka, Hasil Autopsi Masih Misteri
Sopir bus PO Cahaya Trans yang mengalami kecelakaan di Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (22/12/2025) pukul 00.30 WIB dikabarkan selamat.
Sopir bus itu bernama Gilang.
Sementara kernet bernama Robert yang mengalami luka-luka.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo mengatakan, sopir pengganti yang mengemudikan bus saat kejadian dalam kondisi selamat dan kini telah diamankan di Polrestabes Semarang untuk kepentingan penyelidikan.
"Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui yang mengemudikan bus adalah sopir cadangan. Sopir dalam kondisi selamat dan saat ini menjalani pemeriksaan, termasuk tes urine,” ujar Ribut saat meninjau Kamar Jenazah RSUP dr Kariadi Semarang, dikutip Kompas.com
Kecelakaan bus PO Cahaya Trans terjadi sekitar pukul 00.30–01.00 WIB.
Bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Yogyakarta itu diduga melaju dengan kecepatan tinggi saat memasuki simpang susun exit Tol Krapyak.
Diduga sopir pengganti kehilangan kendali, sehingga bus menghantam pembatas jalan dan terguling dengan posisi miring ke sisi kiri badan jalan. Benturan keras membuat badan bus ringsek parah.
Irjen Ribut menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menanggung biaya perawatan korban luka.
Sementara untuk korban meninggal dunia, pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Jasa Raharja terkait pemberian santunan.
“Kami juga membuka posko bagi keluarga korban. Pemerintah Provinsi, Polda Jawa Tengah, dan rumah sakit akan membantu proses pengantaran jenazah ke daerah asal masing-masing,” katanya.
Diketahui, sebagian besar penumpang berasal dari Boyolali, Klaten, Yogyakarta kemudian beberapa penumpang dari Bogor, dan Jakarta.
Bus tersebut merupakan angkutan reguler yang beroperasi di masa libur Nataru.
Kapolda Jawa Tengah turut mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati di jalan.
Polda Jateng bersama Pemprov dan stakeholder terkait telah menyiapkan ratusan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos kesehatan di sepanjang jalur arteri, rest area, hingga kawasan wisata.
“Silakan manfaatkan pos-pos tersebut untuk istirahat, cek kesehatan, dan cek kendaraan. Jangan memaksakan diri saat lelah. Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir,” pungkasnya.
Tragedi ini terjadi di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada arus Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Bus bernomor polisi B 7201 IV yang melayani rute Bogor–Yogyakarta itu mengalami kecelakaan tunggal sekitar pukul 00.30–01.00 WIB.
Bus diduga melaju kencang sebelum kehilangan kendali, menabrak pembatas jalan, lalu terguling dengan posisi miring ke sisi kiri.
Akibat kerasnya benturan, sejumlah penumpang terjepit di dalam badan bus.
Pecahan kaca berserakan, membuat proses evakuasi berlangsung dramatis hingga menjelang subuh.
Berdasarkan data sementara, korban luka dirawat di beberapa rumah sakit. Enam orang dirawat di RS Columbia Asia, delapan orang di RSUD dr Adhyatma MPH atau RS Tugu, sementara korban lainnya tersebar di rumah sakit lain di Kota Semarang.
Dalam kunjungannya di Kamar Jenazah Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi tersebut.
“Yang pertama-tama kami menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan atas kejadian kecelakaan bus dini hari tadi yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia,” ujar Ribut saat meninjau lokasi dan rumah sakit.
Ia menjelaskan, korban meninggal dunia saat ini disemayamkan di RSUP dr Kariadi dan satu korban di RS Tugu Semarang.
(TribunNewsmaker.com/TribunSumsel.com)