Luciano Spalletti Puji Kenan Yildiz, Bintang Muda Juventus yang Masih Belajar Bertahan
December 22, 2025 03:52 PM

 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebagai jurnalis yang sudah terlalu sering melihat talenta muda “habis” karena salah konteks, satu pernyataan Luciano Spalletti soal Kenan Yildiz terasa jujur sekaligus menampar: hebat, tapi belum tahu cara bertahan. 

Kalimat itu keluar usai kemenangan 2-1 Juventus atas AS Roma, laga yang saya ikuti penuh dari menit awal sampai peluit akhir.

Juventus menang, tapi yang paling menarik justru bukan skor. Di sisi kiri, Kenan Yildiz tampil liar, berani, dan penuh inisiatif.

Ia memulai proses gol Francisco Conceição, nyaris mencetak gol sendiri, dan membuat bek Roma terus mundur. Namun di balik sorak sorai Allianz Stadium, Spalletti melihat hal yang lebih dalam.

Baca juga: Jay Idzes Cs Tak Senasib Juventus yang Bekuk AS Roma di Serie A, Juventini Banjarmasin Pantas Happy

Menurut Spalletti, Yildiz belum sepenuhnya sadar betapa berbahayanya dia bagi lawan.

Itu pujian. Tapi lanjutannya lebih penting: Yildiz harus mau melakukan pekerjaan “kotor”.

Bertahan, turun lebih dalam, menutup ruang, dan tidak hanya hidup dari insting menyerang.

Pernyataan itu disampaikan Spalletti kepada Sky Sport Italia via IlBianconero, dan bagi saya itu bukan kritik, melainkan peta jalan.

Analisis Taktis: Mengapa Bertahan Jadi Isu

Dalam sistem Juventus era Spalletti, winger tidak boleh malas.

Saat menghadapi tim papan atas, serangan datang berlapis: bek sayap naik, gelandang menyerang masuk half-space, dan overload di sisi bola.

Jika winger tidak turun, garis pertahanan akan robek.

Yildiz punya teknik dan keberanian satu lawan satu.

Tapi secara posisi bertahan, ia masih reaktif, bukan antisipatif. Ia mengejar, bukan memotong jalur.

Ini hal yang bisa dilatih, tapi butuh kesadaran taktis.

Perbandingan Statistik Musim Ini

Kenan Yildiz vs Federico Chiesa (musim liga berjalan)

  • Pemain    Main    Gol    Assist    Tekel /90    Intersep /90
  • Kenan Yildiz    18    5    4    0,8    0,5
  • Federico Chiesa    17    6    3    1,4    0,9

Sumber: Transfermarkt (data liga domestik)

Angka ini menjelaskan komentar Spalletti. Secara ofensif Yildiz setara, tapi kontribusi defensifnya masih tertinggal.

Sudut Pandang Pelatih

Spalletti paham betul: bakat tanpa disiplin tak akan bertahan lama di Serie A. Ia tidak mematikan kreativitas Yildiz, justru ingin melengkapinya.

Karena di level tertinggi, pemain sayap harus dua arah.

Catatan Redaksi

Kenan Yildiz adalah berlian. Tapi berlian mentah bisa retak jika dipaksa bersinar tanpa diasah. Spalletti sedang melakukan hal yang tepat: memuji, lalu menuntut.

Jika Yildiz menerima tantangan ini, Juventus tak hanya punya bintang, tapi pemimpin masa depan.

Sumber Asli: IlBianconero, Sky Sport Italia

Baca juga: Bursa Transfer: Daniel Fonseca Sarankan Juventus Rekrut Lewandowski dan Roma Incar Joshua Zirkzee

Pertahanan Edon Zhegrova yang buruk dapat menjadi titik lemah bagi Juventus.

Di sisi lain, Edon Zhegrova tampil kurang konsisten setelah menggantikan Conceicao pada menit ke-60.

Pemain asal Kosovo itu menciptakan gol kedua Juventus dengan umpan silang brilian untuk Weston McKennie. 

Namun, ia kemudian melakukan kesalahan dengan kehilangan bola di separuh lapangan sendiri, memungkinkan Tommaso Baldanzi untuk menghidupkan kembali harapan Roma dengan memperkecil selisih skor.

Oleh karena itu, Spalletti mengakui bahwa mantan bintang Lille itu memiliki beberapa keterbatasan dalam permainannya, meskipun memiliki kemampuan yang brilian.

“Zhegrova tidak bisa melakukan itu; dia tidak tahu caranya. Jika Anda menempatkannya di lini tengah, dia tidak memiliki kualitas tersebut.

"Jika Anda menempatkannya pada posisi untuk berhadapan satu lawan satu di 20 meter terakhir, dia menjadi sangat berbahaya."

“Masalahnya selalu sama: jika saya bisa menguasai bola dan membiarkannya menyerang di 20 meter terakhir, itu bagus, tetapi jika saya tidak bisa, dia akan menanggung akibatnya.

Dia tidak akan pernah bisa melakukannya secara konsisten; secara defensif, dia menjadi sesuatu yang fleksibel, karena dia memang tidak memiliki karakteristik tersebut.”

“Zhegrova tidak tahu cara bertahan dia tidak tahu kapan harus maju, menekan lawan, atau melakukan tekel. Tim seperti Roma memiliki identitas yang jelas, tetapi mereka akan selalu berusaha mengeksploitasi kelemahan.

(Banjarmasinpost.co.id)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.