TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Suara tangis pecah di lorong Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tugurejo Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/12/2025).
Isak pilu bercampur kecemasan mengisi ruang tunggu yang disekat tirai kain putih.
Beberapa orang tampak murung, duduk terdiam dengan pandangan kosong.
Sesekali, mereka berdiri, mengintip ke balik tirai, berharap ada kabar baik dari dalam ruangan perawatan.
Di salah satu bilik IGD, seorang pria terbaring lemah.
Matanya terpejam, tubuhnya sesekali bergerak gelisah.
Baca juga: BREAKING NEWS- 15 Penumpang Bus PO Cahaya Trans Tewas di Tol Krapyak Semarang akibat Bus Terguling
Mulutnya terus mengigau, diiringi bisikan orang-orang di sampingnya yang mencoba menenangkan.
"Kenapa tidak saya saja yang diambil? Kenapa istri saya?"
"Saya ini orang jalanan, banyak membuat kesalahan ya Allah," suara lirih terdengar berulang dari mulut Purwoko (49).
Purwoko merupakan warga Kebur Lor, Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia menjadi salah satu korban selamat dalam kecelakaan maut bus PO Cahya Trans di Tol Semarang, tepatnya di Simpang Susun Krapyak.
Meski tubuhnya dipenuhi luka dan pikirannya masih diliputi trauma, Purwoko mencoba bercerita.
Suaranya terengah, dadanya naik turun menahan sakit dan duka.
Malam itu, ia dalam perjalanan pulang bersama sang istri setelah menjenguk orangtuanya di Bogor.
"Saya itu pulang setelah menjenguk orangtua. Orang tua saya juga sakit, jantung dan stroke," tuturnya pelan.
Air mata kembali mengalir di pipi.
Setiap kata seolah mengorek kembali ingatan tentang detik-detik mengerikan di Tol Trans Jawa itu.
Purwoko mengingat betul, sebelum kejadian, ia sempat berbincang santai dengan istrinya di dalam bus.
Tak ada firasat apa pun.
Hingga tiba-tiba, semua berubah dalam hitungan detik.
"Saya lagi ngobrol sama istri, tiba-tiba bus oleng terus menghantam pembatas jalan," katanya.
Benturan keras membuat tubuhnya terlempar.
Ia mengaku sampai tak sadar arah.
"Saya sampai salto tiga kali, dan busnya terseret, mungkin sekitar 50 meter," ucapnya lirih.
Baca juga: Truk Elpiji Tabrak Truk Sembako di Perempatan Krapyak Semarang, Sopir Sempat Tak Sadarkan Diri
Benturan itu tak hanya merenggut nyawa tapi juga meninggalkan luka mendalam bagi para korban yang selamat.
Purwoko merasakan nyeri hebat di tubuh, terutama di bagian punggung.
"Ini punggung saya rasanya sakit sekali," katanya, sambil meringis ketika tim medis kembali memeriksa kondisinya.
Diketahuai, bus Cahya Trans mengalami kecelakaan di Simpang Susun Krapyak, Senin dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB.
Kecelakaan ini menewaskan 16 orang dan belasan lain terluka. (*)