Anak-anak Mulai Demam, Lansia Dievakuasi Akibat Banjir di Kemuning Inhil
December 22, 2025 08:29 PM

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Banjir yang melanda Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), mulai berdampak pada kondisi kesehatan warga. 

Sejumlah anak dilaporkan mengalami demam akibat perubahan cuaca, sementara seorang warga lanjut usia (lansia) terpaksa dievakuasi petugas karena sakit dan rumahnya terdampak genangan banjir.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Inhil, Ari Syuria, mengatakan kondisi kesehatan warga masih relatif terkendali dan belum mengarah pada peningkatan penyakit pascabanjir.

“Anak-anak memang ada yang mulai demam, itu karena perubahan cuaca. Tapi belum masif. Untuk penyakit yang biasa muncul saat banjir seperti diare atau gatal-gatal, sampai sekarang belum ada laporan,” ujar Ari Syuria, Senin (22/12/2025).

Selain anak-anak yang mulai terserang demam, BPBD Inhil juga mengevakuasi seorang warga lansia yang kondisinya memburuk akibat banjir.

Baca juga: Zulfadhli Alhamdi Kawal Kawal Bantuan Pemprov Riau ke Korban Banjir di Kemuning Inhil

Baca juga: Banjir Dua Desa Kemuning Inhil Masih Tinggi, Ratusan Warga Mengungsi ke Rumah Tetangga dan Keluarga

“Ada satu warga lansia yang terpaksa kami evakuasi karena sakit dan rumahnya terdampak banjir. Petugas langsung bergerak cepat membawa yang bersangkutan ke puskesmas terdekat,” jelasnya.

Secara umum, kondisi banjir di Kecamatan Kemuning mulai berangsur surut. Wilayah Selensen yang sebelumnya terendam kini sudah kering. Namun, genangan air masih bertahan di sejumlah desa yang berada di wilayah hilir.

“Untuk Selensen sudah surut. Tapi di bagian bawah masih terdampak, yakni Desa Limau Manis, Talang Jangkang, dan Batu Ampar. Tinggi air sekitar 40 sentimeter,” kata Ari.

Terkait pengungsian, Ari menyebutkan tidak ada warga yang ditempatkan di tenda pengungsian. Warga memilih mengungsi secara mandiri ke rumah keluarga atau kerabat yang lebih tinggi, mengingat banyak rumah warga berbentuk rumah panggung.

“Warga mengungsi mandiri ke rumah keluarga yang rumahnya lebih tinggi. Tidak menggunakan tenda pengungsian,” ujarnya.

Ari juga mengungkapkan bahwa sempat ada satu dusun di Desa Batu Ampar yang terputus akses akibat derasnya arus sungai. Meski demikian, distribusi bantuan tetap dapat dilakukan.

“Ada satu dusun di Batu Ampar yang sempat terputus akses karena arus sungai cukup deras. Tapi jaringan internet masih ada dan distribusi makanan bisa dilakukan menggunakan perahu. Laporan terbaru, air juga sudah mulai surut,” ungkapnya.

Ia memastikan ketersediaan logistik bagi warga masih aman. Bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga telah disalurkan ke wilayah terdampak.

“Untuk makanan dan minuman masih aman. Kemarin juga sudah turun bantuan dari Pemprov Riau,” tambah Ari.

Untuk mengantisipasi kemungkinan banjir susulan, BPBD Inhil telah mendirikan posko penanggulangan bencana dan menyiagakan personel serta perahu di lokasi rawan banjir.

“Posko penanggulangan bencana sudah kami dirikan. Tim siaga dan perahu kami standby-kan karena wilayah ini memang langganan banjir setiap hujan. Jadi sewaktu-waktu dibutuhkan, kami bisa langsung turun ke lokasi,” pungkas Ari Syuria.

Dua Desa Paling Parah di Kemuning

Sebelumnya, banjir kembali melanda Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Dua desa dilaporkan mengalami dampak paling parah akibat luapan air sungai setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Riau, Jim Ghafur, mengatakan tim BPBD Inhil telah berada di lokasi sejak awal untuk membantu proses evakuasi.

“Tim BPBD Inhil sudah turun langsung ke lapangan untuk mengevakuasi warga. Ada dua desa yang paling terdampak, yakni Desa Lubuk Besar dan Desa Limau Manis,” ujar Jim Ghafur.

Di Desa Lubuk Besar, banjir berdampak pada 188 kepala keluarga (KK). Sementara di Desa Limau Manis, sebanyak 55 KK terdampak genangan air yang masuk hingga ke permukiman warga.

“Untuk sementara warga mengungsi di rumah keluarga masing-masing. Belum ada posko pengungsian karena biasanya banjir di wilayah tersebut tidak berlangsung lama,” jelas Jim.

Banjir Meluas di Riau, 954 KK Terdampak

Secara keseluruhan, bencana hidrometeorologi berupa banjir masih melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau. Berdasarkan update BPBD Damkar Riau per 17 Desember 2025, banjir tercatat terjadi di 21 desa yang tersebar di tiga kabupaten, dengan total 954 KK terdampak. Sebagian warga bahkan terpaksa mengungsi akibat genangan air yang terus meningkat.

Di Kabupaten Bengkalis, banjir terjadi di 13 titik pada 13 desa. Sebanyak 459 KK terdampak, dengan ketinggian air berkisar antara 10 hingga 50 sentimeter.

Sementara di Kabupaten Siak, banjir melanda lima desa dengan 85 KK terdampak. Sebanyak 23 KK di antaranya harus mengungsi, dengan ketinggian genangan mencapai 40 hingga 50 sentimeter.

Adapun di Kabupaten Indragiri Hilir, banjir melanda tiga desa dengan jumlah terdampak mencapai 410 KK. Ketinggian air berkisar antara 30 hingga 40 sentimeter.

Kepala Pelaksana BPBD Damkar Riau melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Jim Ghafur, mengatakan berbagai langkah penanganan telah dilakukan.

“Upaya yang kami lakukan antara lain evakuasi warga terdampak, penyaluran bantuan logistik, serta pembersihan kanal menggunakan alat berat untuk mempercepat surutnya air,” kata Jim Ghafur.

Selain itu, BPBD Damkar Riau terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI-Polri, relawan, serta perusahaan di sekitar lokasi terdampak. Pemantauan dan patroli rutin juga dilakukan untuk mengantisipasi banjir susulan.

Sebelumnya, Kepala BPBD Damkar Riau, M Edy Afrizal, menyebutkan tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama meluasnya banjir dan potensi longsor di Riau.

“Curah hujan masih tinggi dan merata. Kondisi ini menyebabkan sejumlah wilayah mengalami banjir dan berpotensi memicu longsor,” ujarnya.

Selain Bengkalis, Siak, dan Inhil, banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Indragiri Hulu, dan Kepulauan Meranti. Sejumlah sekolah dan pasar terendam, sehingga aktivitas pendidikan dan ekonomi masyarakat terganggu.

BPBD Damkar Riau telah membentuk posko siaga bencana hidrometeorologi, menyiagakan peralatan kebencanaan, serta menyiapkan lokasi pengungsian.

“Masyarakat kami imbau tetap waspada, mengikuti informasi resmi, dan segera melapor jika terjadi kondisi darurat di wilayah masing-masing,” kata Edy Afrizal.

Seluruh Daerah Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Pemerintah Provinsi Riau memastikan seluruh kabupaten dan kota di Riau kini telah menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi. 

Kepastian ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, menyusul laporan terakhir dari Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang resmi menetapkan status serupa.

“Terakhir Inhu sudah melaporkan ke Pemprov bahwa mereka juga telah menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi. Dengan demikian, seluruh kabupaten dan kota di Riau sudah berstatus siaga,” ujar Syahrial Abdi.

Ia berharap, dengan status siaga darurat yang telah diberlakukan secara menyeluruh, penanganan bencana seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung dapat dilakukan lebih maksimal, cepat, dan terkoordinasi. Pemerintah daerah diharapkan bisa bergerak lebih efektif agar tidak terjadi bencana besar serta tidak ada masyarakat yang terabaikan.

Sementara itu, bencana hidrometeorologi berupa banjir masih melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau. Berdasarkan update informasi BPBD Damkar Riau per 17 Desember 2025, banjir tercatat terjadi di 21 desa yang tersebar di tiga kabupaten, dengan total 954 kepala keluarga (KK) terdampak. Bahkan, sebagian warga terpaksa mengungsi akibat genangan air yang terus meningkat.

Di Kabupaten Bengkalis, banjir terjadi di 13 titik pada 13 desa. Sebanyak 459 KK terdampak, dengan ketinggian genangan air bervariasi antara 10 hingga 50 sentimeter. Air merendam permukiman warga dan mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.

Sementara di Kabupaten Siak, banjir dilaporkan terjadi di lima titik pada lima desa. Jumlah warga terdampak mencapai 85 KK, dengan 23 KK di antaranya harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Ketinggian air di wilayah ini tercatat cukup tinggi, yakni berkisar 40 hingga 50 sentimeter.

Adapun di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), banjir melanda tiga desa dengan jumlah warga terdampak mencapai 410 KK. Ketinggian genangan air di wilayah ini berada di kisaran 30 hingga 40 sentimeter, merendam rumah warga serta sejumlah fasilitas lingkungan. 

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.