Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Owner SPBU Padayungan ungkap nilai kerugian mencapai Rp60 juta setelah tempat usahanya tidak beroperasi selama 1 bulan lebih karena mesin pompa BBM tercampur air.
Selama 1 bulan lebih, pemilik hanya membuka layanan untuk BBM jenis Pertamax, Solar dan Pertamax Dex. Sedangkan untuk layanan Pertalite tidak dibuka karena mesin pompa tercampur air dan harus diperbaiki.
Namun, saat ini layanan untuk BBM pertalite sudah kembali dibuka usai tim gabungan melakukan pengecekan kadar BBM pada dispenser untuk roda dua.
"Saya atas nama SPBU berterima kasih bisa di kasih kesempatan boleh hadir kembali untuk melayani masyarakat," ungkap Owner SPBU Padayungan Toni Teni Sasungka dikonfirmasi TribunPriangan.com, Senin (22/12/2025).
Baca juga: Sempat Tercampur Air, SPBU Padayungan Kota Tasikmalaya Kembali Buka Layanan
Bahkan ia mengaku, kejadian ini menjadi pelajaran kedepannya untuk berbenah dan lebih disiplin dalam pengawasan tempat usahanya.
"Kejadian kemarin mungkin satu pembelajaran besar buat kamu, memperbaiki diri, lebih disiplin, dan lebih baik lagi," jelas Toni.
Ditanyai nilai kerugian ia menuturkan, bahwa selama tidak beroperasi dan menjalani perbaikan usahanya mengalami kerugian cukup besar.
"Kalau dihitung mungkin ada sekitar 50 sampai 60 juta termasuk perbaikan juga, bahkan kami juga harus memberikan ganti rugi ke sejumlah pemotor," ungkapnya.
Toni juga mengaku, hasil pemeriksaan bahwa adanya kerusakan pada pipa di dalam kolam penampung sehingga air masuk ke BBM jenis pertalite.
"Ada satu alat yang mungkin sudah termakan usia juga, karena SPBU ini sudah 20 tahun lebih mungkin ada masanya, dan kurang pemeriksaan, makanya masuk air," kata Toni. (*)