TRIBUNNEWS.COM - Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum Merdeka, Bab 5 membahas tema penting tentang Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Indonesia.

Melalui pembelajaran Bab 5 ini, peserta didik diarahkan untuk memahami bahwa tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam di Indonesia terjadi atas kehendak Allah Swt.

Peserta didik juga dibimbing untuk menumbuhkan sikap hidup sederhana serta kesungguhan dalam menuntut ilmu sebagai bentuk keteladanan terhadap para ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Selain itu, peserta didik diharapkan mampu mengkaji sejarah dan kontribusi tokoh-tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia.

Hasil kajian tersebut kemudian disajikan dalam bentuk bagan garis waktu sejarah.

Untuk memperkuat pemahaman, siswa mengerjakan Aktivitas 5.5 yang terdapat pada halaman 133 buku PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 Semester I.

Buku tersebut, diterbitkan oleh Pusat Perbukuan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek (2021), disusun oleh Ahmad Taufik dan tim.

Sebagai pendamping belajar di rumah, berikut disediakan kunci jawaban Aktivitas 5.5 di halaman 133 yang dapat membantu siswa dan orang tua mengevaluasi pemahaman materi.

Perlu diingat, kunci jawaban bukan solusi instan, tetapi alat refleksi agar proses belajar lebih terarah dan bermakna.

Panduan ini juga bermanfaat bagi guru maupun pendamping belajar dalam melakukan penilaian yang objektif sehingga setiap tahapan pembelajaran dapat dilalui dengan lebih baik.

Kunci Jawaban PAI dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas 10

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 123 Aktivitas 5.3 Bab 4 Kurikulum Merdeka

Berikut soal dan kunci Jawaban PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 Halaman 133 Kurikulum Merdeka – Aktivitas 5.5 Bab 5: Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Indonesia

Aktivitas 5.5

Bersama kelompokmu, carilah biografi tokoh-tokoh di atas! Presentasikan
hasilnya di depan kelas!

Jawaban: 

Biografi Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Indonesia

1. Sultan Malik al-Saleh (1267–1297 M)

• Nama awal: Meurah Silu
• Pendiri dan raja pertama Kesultanan Samudra Pasai
• Masuk Islam setelah bertemu Syekh Ismail dari Mekah
• Berperan besar menyebarkan Islam di Nusantara dan Asia Tenggara
• Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan dakwah Islam
• Wafat tahun 1297 M dan dimakamkan di Aceh Utara

2. Sultan Ahmad / Sultan Malik al-Thahir II (1326–1348 M)

• Sultan ketiga Samudra Pasai
• Sangat memperhatikan perkembangan Islam
• Menyebarkan Islam ke wilayah sekitar Pasai
• Masa pemerintahannya dicatat oleh Ibnu Batutah

3. Sultan Alauddin Riayat Syah (1538–1571 M)

• Sultan Aceh ketiga
• Peletak dasar kejayaan Kesultanan Aceh
• Menjalin hubungan dengan Turki Utsmani
• Mendatangkan ulama dari Persia dan India
• Islam berkembang hingga Minangkabau dan Indrapura.

4. Wali Songo (1404–1546 M)

• Sembilan wali penyebar Islam di Pulau Jawa
• Menggunakan dakwah budaya, seni, pendidikan, dan perdagangan
• Mengembangkan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam
• Berperan besar dalam Islamisasi Jawa dan Nusantara

5. Sultan Alauddin (Gowa)

• Nama asli: I Mangarangi Daeng Manrabbia
• Raja Gowa pertama yang masuk Islam
• Mengislamkan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan
• Dibantu ulama Datuk Ri Bandang
• Islam berkembang hingga Buton dan Sumbawa

6. Datuk Tunggang Parangan

• Ulama Minangkabau
• Berdakwah di Kutai Kartanegara
• Mengislamkan Raja Aji Mahkota
• Kutai berubah menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara
• Islam dijadikan dasar hukum kerajaan

7. Sultan Zainal Abidin (1486–1500 M)

• Sultan Ternate
• Menjadikan Islam sebagai agama resmi negara
• Belajar agama di Pesantren Sunan Giri
• Mendirikan pesantren dan lembaga pengawas syariat
• Islam menyebar luas di Maluku

• Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 128 Aktivitas 5.4 Bab 4 Kurikulum Merdeka

*) Disclaimer:

• Artikel ini hanya ditujukan kepada orangtua untuk memandu proses belajar anak.
• Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)