TRIBUN-TIMUR.COM - Keluarga mantan Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir Uskara, berpeluang mencetak sejarah baru di PPP Sulawesi Selatan.
Untuk pertama kalinya, dua putranya berpotensi bergantian memimpin Dewan Pimpinan Wilayah (DWP) PPP Sulsel.
Saat ini, jabatan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sulsel dipegang Imam Fauzan Amir Uskara.
Namun, jabatan Imam segera berakhir dan tak akan maju lagi di Musyawarah Wilayah (Muswil) IX PPP Sulsel yang sedang berlangsung di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Sulsel.
Muswil IX PPP Sulsel berlangsung dua hari, Senin–Selasa (22–23/12).
Muswil IX PPP Sulsel mengusung tema “Transformasi PPP: Progresif dalam Gagasan Islami, Kuat dalam Nilai, Modern dalam Gerak.”
Baca juga: Asa Partai Hanura-PPP Kembali ke Parlemen Senayan DPR RI
Agenda utama muswil adalah pemilihan Ketua DPW PPP Sulsel periode 2025–2030, yang akan menentukan arah kepemimpinan dan strategi partai ke depan.
Imam dipastikan tak maju lagi karena telah ditunjuk sebagai Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP.
Pengangkatan Imam Fauzan sebagai Bendahara Umum PPP tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan HAM RI yang diterbitkan pada 6 Oktober 2025.
SK tersebut menetapkan susunan kepengurusan baru DPP PPP periode 2025–2030 sekaligus mengakhiri dualisme kepengurusan di internal partai.
Dalam struktur baru itu, Imam Fauzan Amir Uskara tercatat sebagai Bendahara Umum PPP.
Seiring naiknya Imam Fauzan ke tingkat pusat, nama Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, adik kandungnya, mencuat sebagai calon kuat Ketua DPW PPP Sulsel periode 2025-2030.
Hingga pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) IX PPP Sulsel, Senin (22/12), Ilham satu-satunya kandidat.
Ilham Ari Fauzi merupakan mantan calon Wakil Wali Kota Makassar pada Pilkada 2024.
Ia lulusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Selain berkiprah di dunia politik, Ilham juga memiliki latar belakang profesional sebagai Direktur PT Dirga Marga Sakti selama periode 2018–2021, sebuah perusahaan penyedia papan reklame di Makassar.
Sejak 2022 hingga kini, Ilham mengelola Yayasan Afifah Rifa Farhana, yayasan pendidikan milik keluarga yang menaungi Sekolah Islam Arifah di Kabupaten Gowa.
Putra pasangan Amir Uskara dan Tenri Ajeng ini menikah dengan Batara Caya Karim pada Maret 2023.
Dukungan DPC
Dukungan terhadap Ilham terus mengalir dari sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP di Sulsel.
“DPC PPP Wajo memutuskan mendukung Ilham Fauzi,” ujar Ketua PPP Wajo, Sufriadi Arif, Senin (22/12/2025).
Ketua DPC PPP Luwu, Rusli Sunali, menyatakan pengganti Imam Fauzan harus mampu melanjutkan capaian yang telah diraih.
Ia pun menjagokan Ilham sebagai figur yang dinilai mampu membesarkan partai.
Hal serupa disampaikan Ketua PPP Bulukumba, Zulfikar Askar.
“Ilham Fauzi merupakan anak muda potensial dengan energi besar dan kecerdasan intelektual yang baik. Ia bisa melanjutkan langkah kakaknya membesarkan PPP di Sulsel,” ujar Zulfikar.
Dukungan penuh juga datang dari PPP Pinrang.
Ketua PPP Pinrang, Sahabuddin, mengatakan meski tengah menjalankan ibadah umrah dan tidak dapat hadir langsung di arena Muswil, ia telah menginstruksikan jajarannya untuk memberikan dukungan kepada Ilham.
“Kalau PPP Pinrang, dukung penuh Ilham Ari,” kata Sahabuddin, Minggu (21/12/2025).
Menurut Sahabuddin, keberhasilan Imam Fauzan membawa PPP meraih kursi pimpinan DPRD Sulsel pada Pemilu 2024 menjadi pertimbangan utama.
Ia meyakini pengalaman tersebut dapat menjadi teladan bagi Ilham Ari Fauzi dalam memimpin PPP Sulsel ke depan.
Tidak Pandang Usia
Ketua Umum PPP Mardiono dalam sambutan pembukaan Muswil IX PPP Sulsel menegaskan kriteria calon Ketua DPW PPP Sulsel.
Menurutnya, ketua terpilih harus mampu membangun struktur kepengurusan yang lengkap dan solid hingga ke tingkat kecamatan.
“Kemampuan membentuk struktur kepengurusan sampai ke kabupaten, kota, bahkan kecamatan menjadi tanggung jawab ketua wilayah dan pengurus baru,” ujar Mardiono.
Ia juga menegaskan bahwa PPP tidak membedakan usia dalam menentukan pimpinan partai.
“Tidak ada dikotomi antara muda atau tua. Yang penting memiliki energi dan kapasitas untuk mengurus partai,” katanya.
Mardiono turut mengapresiasi kinerja kepengurusan DPW PPP Sulsel di bawah kepemimpinan Imam Fauzan.
Ia menilai peningkatan perolehan kursi dan suara pada Pemilu 2024 sebagai capaian positif yang patut dipertahankan.
“Manajemen partai di Sulawesi Selatan berjalan baik, solid, dan minim konflik. Prestasi ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh kepengurusan berikutnya,” tutupnya.
Iman Fauzan Menangis
Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, Imam Fauzan Amir Uskara, tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan sambutan perpisahan pada pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) IX PPP Sulsel.
Dengan suara bergetar, ia mengenang awal perjalanannya ketika pertama kali namanya mencuat sebagai bakal calon Ketua PPP Sulsel.
Imam Fauzan mengungkapkan bahwa tepat pada 20 Maret empat tahun lalu, tidak ada satu pun pihak yang meyakini dirinya layak memimpin PPP Sulsel.
Namun perjalanan waktu membuktikan sebaliknya.
Di bawah kepemimpinannya, PPP Sulsel mencatatkan sejarah penting.
“Alhamdulillah, sejak era reformasi, untuk pertama kalinya PPP berhasil mendudukkan kadernya sebagai pimpinan DPRD di tingkat provinsi,” ujar Imam Fauzan, disambut tepuk tangan para kader.
Imam menegaskan capaian itu bukanlah keberhasilan pribadi, melainkan hasil kerja kolektif seluruh kader PPP Sulsel.
Ia pun menyampaikan bahwa Muswil IX ini menjadi hari terakhirnya berdiri di hadapan kader sebagai Ketua DPW PPP Sulsel.
“Saya mengucapkan terima kasih dan memohon maaf sebesar-besarnya selama empat tahun enam bulan memimpin,” ucapnya sambil menggenggam selembar tisu.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila selama masa kepemimpinannya terdapat kebijakan yang dirasa kurang berkenan.
Namun Imam menegaskan, setiap keputusan yang diambil semata-mata untuk kepentingan partai.
“Kami selalu mengutamakan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi,” katanya.
Imam Fauzan juga menyinggung sejumlah capaian lain, di antaranya keberhasilan PPP mengantarkan kadernya menjadi bupati di Kabupaten Sinjai.
Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan yang pertama kali terjadi sejak era Orde Baru.
Meski demikian, Imam mengingatkan seluruh kader agar tidak cepat berpuas diri, meskipun perolehan suara PPP Sulsel pada pemilu sebelumnya meningkat hingga lebih dari 80 ribu suara.
Ia menilai tantangan ke depan justru semakin berat, terutama dalam menghadapi tahapan verifikasi faktual kepengurusan partai.
Imam Fauzan kemudian menegaskan target besar PPP Sulsel pada Pemilu 2029.
“2029 harga mati PPP harus lolos ke Senayan, dan saya ingin Sulsel menjadi yang pertama mewujudkannya,” ujarnya, disambut tepuk tangan peserta Muswil.
“PPP Sulsel adalah yang terbaik di seluruh provinsi di Indonesia,” tambahnya.
Ia pun berpesan kepada kepengurusan selanjutnya agar mampu menjaga dan meningkatkan prestasi yang telah diraih.
Menurut Imam, tantangan pada periode mendatang akan lebih berat karena target partai juga semakin tinggi.
“Pada periode sebelumnya, kita masih mendapat dukungan anggota DPR RI. Ke depan, dukungan itu tidak lagi tersedia. Karena itu, pengurus baru harus bekerja lebih keras,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberhasilan pada Pemilu 2029 harus diukur dari peningkatan perolehan kursi.
“Jika ingin dinilai sukses, jumlah kursi yang diraih harus lebih banyak dari sebelumnya,” katanya.
Di akhir sambutan, Imam Fauzan menjelaskan bahwa Muswil IX PPP Sulsel tidak secara langsung memilih ketua wilayah.
Muswil akan memilih formatur yang bertugas menyusun struktur kepengurusan DPW PPP Sulsel secara lengkap.
“Formatur akan menyusun struktur kepengurusan mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga unsur lainnya. Komposisinya berasal dari unsur provinsi, pusat, serta perwakilan kabupaten dan kota,” jelasnya.
Menuju Pemilu 2029
Ketua DPC PPP Gowa, Nursyam Amin, mengatakan Muswil IX PPP Sulsel menjadi momentum penting konsolidasi internal partai dalam menghadapi Pemilu 2029.
Menurut Nursyam, Muswil diharapkan mampu melahirkan kepemimpinan yang solid dan visioner.
Kepemimpinan tersebut dinilai krusial untuk memperkuat posisi PPP Sulsel, baik dari sisi organisasi maupun elektoral.
“Muswil ini harus menjadi awal lahirnya kekuatan baru PPP Sulsel menuju Pemilu 2029,” tegas Nursyam saat dikonfirmasi, Senin (22/12).
Ia menjelaskan, pelaksanaan Muswil IX PPP Sulsel telah sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta Peraturan Organisasi (PO) partai.
Dalam ketentuan tersebut, Muswil tidak memilih ketua secara langsung, melainkan melalui mekanisme pemilihan formatur.
“Muswil ini bukan pemilihan langsung ketua, tetapi memilih formatur sesuai ketentuan partai,” ujarnya.
Nursyam menuturkan, penetapan formatur didasarkan pada kriteria yang jelas.
Figur yang terpilih diharapkan memiliki kemampuan dan kapasitas untuk meningkatkan perolehan suara serta kursi PPP di DPRD Sulsel pada pemilihan legislatif mendatang.
“Kami ingin kepemimpinan yang benar-benar mampu mendongkrak suara dan kursi PPP di DPRD provinsi,” katanya.
Saat ditanya terkait figur calon ketua DPW PPP Sulsel yang didukung DPC PPP Gowa, Nursyam menyebut pihaknya masih menunggu hasil penetapan formatur.
“Nanti kita lihat di formatur terpilih,” ujarnya singkat.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sulsel, Yusran Sofyan, mengatakan PPP menargetkan penguatan organisasi hingga ke akar rumput.
Menurutnya, konsolidasi internal menjadi kunci utama agar PPP dapat kembali meloloskan kadernya ke Senayan pada Pemilu 2029.
“Target kita adalah mengembalikan kejayaan PPP, termasuk kembali ke DPR RI setelah pada Pemilu 2024 tidak lolos ambang batas parlemen,” kata Yusran.
Ia menyebutkan, PPP Sulsel mencatatkan capaian signifikan pada Pemilu 2024 dengan meloloskan delapan kader ke DPRD Sulsel.
Di bawah kepemimpinan Imam Fauzan Amir Uskara, PPP untuk pertama kalinya sejak era reformasi berhasil meraih kursi Wakil Ketua DPRD Sulsel, sekaligus menempatkan PPP di posisi keempat peraih kursi terbanyak di Sulsel.
PPP hanya berada di bawah Partai NasDem dengan 17 kursi, Golkar 14 kursi, dan Gerindra 13 kursi.
Apresiasi Amir Uskara
Politisi senior PPP, Amir Uskara, sebelumnya juga mengapresiasi kepemimpinan Imam Fauzan yang dinilai berhasil membawa PPP Sulsel masuk empat besar, sekaligus merekrut banyak kader muda potensial.
“Kita mengapresiasi kepemimpinan Imam Fauzan yang berhasil membawa PPP masuk empat besar. Bahkan sejumlah caleg terpilih adalah anak-anak muda yang direkrut beliau,” ujar Amir Uskara.
Delapan kader PPP yang terpilih di DPRD Sulsel tersebar di berbagai daerah pemilihan.
Di Dapil Sulsel II, Salman Alfariz Karsa Suardi mencatatkan raihan 19.890 suara pribadi dan berhasil mengalahkan tiga petahana.
Di Dapil Sulsel III (Gowa–Takalar), PPP tampil sebagai jawara dengan mengamankan dua kursi melalui Rifail Ka’bah Faizal Hijaz dan Rafiuddin Raping.
PPP juga meraih kursi di Dapil Sulsel IV melalui Hamsyah, di Dapil Sulsel V lewat Achmad Fauzan Guntur yang menjadi peraih suara pribadi terbanyak dan mengakhiri puasa kursi PPP di Bulukumba–Sinjai.
Sementara di Dapil Sulsel VIII terdapat Supriadi Arif, di Dapil Sulsel IX petahana Saharuddin kembali terpilih, serta di Dapil Sulsel XI (Luwu Raya) Rusli Sunali sukses naik kelas dari Ketua DPRD Luwu menjadi anggota DPRD Sulsel.
Capaian tersebut dinilai menjadi modal penting bagi PPP Sulsel untuk menata ulang organisasi dan kepemimpinan melalui Muswil 2025, sebagai bagian dari konsolidasi menuju Pemilu 2029.