Kesepakatan Dagang RI-AS Molor, Menko Airlangga: Rampung Sebelum Januari 2026
December 23, 2025 11:38 AM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) hampir rampung dan ditargetkan selesai pada akhir Januari 2026.

Penyelesaian tarif perdagangan resiprokal RI-AS ini mundur dari target Airlangga sebelumnya, yakni di akhir Desember 2025.

Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga usia melakukan pertemuan dengan Ambasador Jameson Greer dari United States of Trade Representative di kantor USTR Washington, D.C. Pertemuan ini secara khusus dilakukan untuk mendorong percepatan penyelesaian dokumen Agreement on Reciprocal Tariff (ART) antara Indonesia dan Amerika Serikat. 

"Seluruh isu substansi yang telah diatur di dalam dokumen ART sudah dapat disepakati kedua belah pihak baik isu-isu utama maupun isu teknis yang akan diselesaikan, disesuaikan bahasanya dalam legal drafting dan proses teknis selanjutnya," ujar Airlangga saat Konferensi Pers terkait Perkembangan Kesepakatan Perdagangan Indonesia-AS secara virtual, Selasa (23/12/2025).

Airlangga menegaskan, tim teknis kedua negara dijadwalkan kembali bertemu pada pertengahan Januari 2026 mendatang untuk melakukan finalisasi dokumen. Sehingga dia berharap kesepakatan tarif resiprokal bisa diteken oleh kedua pemimpin negara.

Adapun kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari perjanjian 22 Juni lalu yang menurunkan tarif resiprokal Indonesia ke AS dari semula 32 persen menjadi 19 persen. 

Baca juga: BI Soroti Perekonomian Dunia Melemah Pasca-Kebijakan Tarif Resiprokal AS

"Tim teknis Indonesia dan Amerika Serikat akan melanjutkan kembali pertemuan teknis untuk legal drafting serta clean up dokumen ditargetkan selesai dalam satu minggu tentatif waktunya antara tanggal 12 sampai dengan tanggal 19," ucap Airlangga.

"Setelah seluruh proses teknis diselesaikan, maka diharapkan sebelum akhir bulan Januari ini akan disiapkan dokumen untuk dapat ditandatangani secara resmi oleh Bapak Presiden Prabowo dan Presiden Amerika Serikat Pak Donald Trump," imbuhnya menegaskan.

Selain itu, Indonesia juga memperoleh tarif khusus untuk produk unggulan ekspor seperti minyak kelapa, sawit, kopi, kakao, dan sejumlah komoditas lainnya.

Airlangga menilai kesepakatan ini menjadi kabar baik bagi industri nasional, terutama sektor padat karya yang terdampak langsung kebijakan tarif dan menyerap sekitar 5 juta tenaga kerja.

"Tentunya ini sangat strategis bagi Indonesia," tegas dia.

Sebelumnya Airlangga membantah komitmen perjanjian dagang terkait non tarif barrier antara RI dan AS batal. Negosiasi tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) masih berlanjut.

Baca juga: Mulai Hari Ini Produk Ekspor Indonesia ke AS Kena Tarif Resiprokal 19 Persen

Airlangga bilang, pemerintah akan mengirimkan tim negosiasi ke AS pekan depan.

"Tim akan berangkat Minggu depan dan akan memfinalisasi sesuai dengan joint statement yang tertanggal 22 Juli," ujar Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jumat (12/12/2025).

Menko Airlangga juga memastikan negosiasi lanjutan ini tidaka akan melibatkan Presiden RI Prabowo Subianto. Pembicaraan antara kepala negara itu akan terjadi setelah negosiasi rampung.

"Sudah semua selesai. Antara Pak Presiden Prabowo dan Presiden Trump sudah selesai. Dan itu sudah bagian dari joint statement kemarin," tutur dia.

Airlangga menegaskan, isu non tariff barrier sudah tidak ada masalah berarti. Saat ini tinggal dituangkan dalam dokumen final.

"Non-tariff barrier tinggal ditulis saja. Yang jadi masalah karena belum ditandatangan," ungkap dia.

Sementara itu, pemerintah berharap penyelesaian final legal drafting perjanjian dagang tersebut akan rampung pada Desember 2025.

"Pokoknya harapannya kita bisa selesaikan perundingan legal drafting-nya di bulan Desember ini. Dokumennya namanya ART. Agreement on Reciprocal Tariff," tegas dia.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.