TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kondisi infrastruktur jalan di Desa Benua Baru Ulu, Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur kini mulai membaik setelah sempat mengalami kerusakan cukup parah akibat faktor cuaca dan beban kendaraan yang melintas.
Kerusakan yang terjadi di titik kilometer dua tersebut sempat menghambat aktivitas warga karena jalan tersebut merupakan jalur poros utama yang menghubungkan beberapa kecamatan.
Penanganan cepat dilakukan oleh pemerintah desa setempat guna memastikan roda ekonomi dan mobilitas masyarakat tidak terhenti terlalu lama.
Kepala Desa Benua Baru Ulu, Ahmad Benny, menjelaskan bahwa kerusakan jalan sepanjang kurang lebih 25 meter tersebut disebabkan oleh pengikisan tanah oleh air hujan yang terus-menerus.
Kondisi tanah yang masih lembek serta belum adanya semenisasi permanen membuat material jalan mudah tergerus, terutama saat dilewati kendaraan bermuatan berat seperti truk pengangkut sawit dan alat berat lainnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pria di Kutim Tewas Diterkam Buaya Saat Pasang Jaring Ikan
Hal ini sempat membuat beberapa kendaraan terjebak di lokasi karena kondisi jalan yang berubah menjadi kubangan lumpur.
"Kondisi tanahnya itu masih lembek, jadi terpendam-terpendam karena belum disemenisasi. Kemarin sempat dilewati dua truk mobil buah kelapa sawit dan nyangkut di situ karena jalannya jadi seperti bubur," ujar Ahmad Benny, Selasa (23/12/2025).
Proses perbaikan jalan ini tidak berjalan mulus karena tantangan cuaca yang ekstrem. Tim di lapangan sebenarnya sudah mulai bekerja sejak hari Rabu (17/12/2025) namun hujan deras yang turun pada sore hari memaksa pengerjaan dihentikan sementara karena material tanah kembali melunak.
Setelah menunggu cuaca panas pada hari Kamis (18/12/2025) eksekusi perbaikan kembali dilanjutkan secara maksimal pada hari Jumat (19/12/2025) hingga selesai.
Keberhasilan perbaikan jalan ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah desa dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan di sekitar wilayah tersebut.
Baca juga: Daftar 8 Kepala Daerah yang Terjerat Korupsi Bersama Keluarga, termasuk Mantan Bupati Kutim
Beberapa perusahaan seperti PT Telen, PT Sinarmas, dan HTI turut memberikan kontribusi nyata dalam proses pemulihan jalan ini.
Ahmad Benny juga melakukan koordinasi intensif dengan pihak proyek semenisasi ADS untuk mendapatkan bantuan material berupa koral dan kerikil sungai guna memperkuat struktur jalan.
"Alhamdulillah sampai sekarang sudah mulus dan lancar berkat kontribusi dari teman-teman stakeholder terkait. Saya juga berkoordinasi dengan yang punya proyek semenisasi ADS kemarin untuk bantu koral kerikil sungai," imbuhnya.
Jalan di KM 2 ini memiliki nilai strategis yang sangat tinggi bagi masyarakat di Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong. Pasalnya, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama menuju ibu kota kecamatan serta menjadi jalur penghubung penting menuju Kota Samarinda.
Jika jalur ini terputus, aktivitas logistik dan perjalanan warga akan lumpuh total karena belum adanya jalan alternatif yang layak untuk dilalui.
Baca juga: Jumlah Stunting di Kutim Capai 11 Anak, Pemkab Target Turun 3 Persen Per Tahun
Meski saat ini jalan utama sudah bisa dilalui dengan normal, pemerintah desa tetap memikirkan rencana jangka panjang terkait infrastruktur.
Ahmad Benny mengungkapkan adanya rencana untuk membangun jalan alternatif di area belakang desa guna mengantisipasi jika terjadi kerusakan serupa di masa mendatang.
Namun, saat ini jalan alternatif tersebut masih dalam kondisi yang belum memadai dan sangat berisiko jika terjadi banjir.
Selain masalah kerusakan jalan, ancaman banjir juga menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Desa Benua Baru Ulu di musim penghujan ini.
Meskipun dampak banjir di desa tersebut tidak separah kecamatan tetangga seperti Telen dan Wahau, beberapa rumah warga tercatat sempat terdampak luapan air.
Kewaspadaan tetap ditingkatkan mengingat laporan terbaru menunjukkan debit air di wilayah hulu mulai kembali meningkat.
"Saya khawatir takutnya satu dua hari ini airnya meluap lagi begitu besar sehingga jalan yang sudah diperbaiki akan tergerus lagi, karena desa kita ini merupakan perlintasan aliran air," pungkasnya. (*)