SURYAMALANG.COM, MALANG - Warga tiga desa, di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, yang bertahun-tahun terdampak bau limbah dari TPA Supit Urang, milik Pemkot Malang, akhirnya bisa sedikit bisa bersyukur.
Salah satu upaya perjuangan mereka yang terus meminta pertanggungjawaban pemerintah daerah sebagai warga terdampak TPA Supit Urang, akhirnya terealisasi.
Pemkab Malang memberikan bantuan berupa satu unit mobil siaga atau ambulan dan tiga unit sepeda motor roda tiga untuk mengangkut sampah.
Satu unit mobil siaga berupa MPV Wuling Confero diberikan Pemkab Malang ke Desa Jedong.
Baca juga: Pemkab Malang Suntik Jalan di Gunung Geger, Siapkan Jalur Alternatif ke Pantai Selatan
Desa Jedong adalah salah satu dari tiga desa yang terdampak bau badek TPA Supit Urang. Dua desa lainnya, Desa Pandanlandung, dan Desa Dalisodo.
Bantuan mobil siaga itu diserahkan oleh Ahmad Dzulfikar Nurrahman, Plt Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang kepada Kades Jedong, Tekat Wahyudi dengan didampingi Abdul Qodir, anggota DPRD Kabupaten Malang dari PDI Perjuangan pada Kamis (18/12/2025)
"Semoga bermafaatkan buat warga, terutama buat warga yang sakit agar bisa cepat tertangani, dengan adanya mobil siaga itu," ungkap Afi--panggilan dari Ahmad Dzulfikar Nurrahman, Selasa (23/12/2025).
Sementara, Tekat mengaku bersyukur atas bantuan mobil siaga itu.
Mobil itu terbukti dibutuhkan warganya, mengingat operasional mobil siaga itu langsung tak berhenti.
Mobil Siaga itu sudah hilir mudik mengantarkan warga yang sakit ke Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit.
"Saya berterima kasih pada pak bupati (HM Sanusi MM), karena mobil bantuannya langsung terpakai terus," ungkap Tekat.
Untuk diketahui penyerahan Mobil Siaga dari Pemkab Malang itu mendahului atau lebih cepat dari Pemkot Malang yang seharusnya memberikan bantuan serupa bagi dua desa lain terdampak TPA Supit Urang.
Sesuai kesepakatan bersama, Pemkab Malang memberikan bantuan mobil Siaga pada Desa Jedong, sedangkan Pemkot Malang memberi bantuan untuk Desa Pandanlandung, dan Desa Dalisodo
Baca juga: Komentar Warga Terkait TPA Supit Urang Kota Malang yang Akan Jadi Lokasi PSEL, Belum Ada Sosialisasi
Di sisi lain, Abdul Qodir atau Adeng, anggota DPRD Kabupaten Malang dari PDIP menyatakan akan terus mengawal warga tiga desa, yang terdampak limbah TPA itu.
"Tinggal menunggu janji dari Pemkot Malang, yang akan membantu dua unit mobil siaga buat desa yang belum dapat," tutur Adeng, yang baru dua hari terpilih jadi Sekretaris DPC PDIP itu.
Memang, ada dua desa, yakni Desa Pandanlandung, dan Desa Dalisodo, keduanya Kecamatan Wagir, yang juga terdampak bau limbah, namun belum dapat bantuan mobil siaga.
Proses pemberian bantuan dari Pemkot Malang belum terlaksana karena alasan proses transfer.
Masih menunggu transfer antardaerah dulu, yakni Pemkot Malang transfer ke Pemkab Malang.
"Sudah dianggarkan, mungkin terealisasi awal tahun depan," ujar M Wahyu Hidayat, Walikota Malang.
Seperti diketahui, warga Desa Pandanlandung, dan Desa Dalisodo, keduanya Kecamatan Wagir dan Desa Jedong bertahun-tahun terdampak bau menyengat dari TPA Supit Urang.
Sebab, jarak ketiga desa itu tak jauh, bisa dikatakan bersebelahan dengan TPA yang disebut menghasilkan PAD ke Pemkot Malang Rp 45 miliar per tahun, dari pengelolaan kompos sampah 500 ton per hari itu.
Bukan cuma terdampak bau menyengat dari TPA, kampung mereka juga diserang lalat hijau pada siang hari, hingga masuk ke dapur rumah warga.
Sumur warga juga tercemar, air sumurnya bukan cuma berubah warna namun baunya juga bak air got.
Sudah empat tahun ini warga desa terdampak itu kesulitan air bersih dan minta dibuatkan sumur artesis.