SRIPOKU.COM, BANYUASIN – Musim hujan yang melanda wilayah Kabupaten Banyuasin berdampak langsung terhadap aktivitas petani sayur di Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kelapa.
Para petani harus meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan hama ulat yang kerap muncul saat curah hujan tinggi.
Meski hujan memberikan keuntungan karena petani tidak perlu menyiram tanaman setiap hari, kondisi lembap justru memicu berkembangnya hama ulat yang dapat merusak tanaman sayur.
“Kalau musim hujan seperti ini, ulat cepat sekali menyerang sayur. Makanya harus rutin dikontrol supaya ulat tidak cepat berkembang,” ujar Yanto, salah satu petani sayur setempat, Selasa (23/12/2025).
Yanto menjelaskan, serangan ulat biasanya terjadi pada daun sayuran yang baru tumbuh maupun yang sudah berkembang.
Daun yang dimakan ulat akan berlubang sehingga menurunkan kualitas sayur, bahkan berisiko gagal panen.
“Kalau sayur yang masih kecil daunnya sudah dimakan ulat, bisa mati. Ini yang jadi kendala utama saat musim hujan,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, petani terpaksa melakukan penyemprotan secara rutin agar hama ulat tidak semakin meluas.
“Solusinya harus sering disemprot. Kalau tidak, daun sayur bisa habis dimakan ulat,” ungkap Yanto.
Selain serangan hama, hujan deras juga berdampak pada bibit sayuran yang baru ditebar.
Bibit berisiko hanyut terbawa air atau membusuk akibat terlalu banyak menyerap air.
“Bibit yang baru ditebar bisa hilang tersapu air atau busuk karena terlalu banyak air. Itu juga sering bikin petani rugi,” katanya.
Meski harga sayuran saat ini tergolong cukup tinggi, Yanto menilai hasil tersebut sebanding dengan upaya dan perawatan ekstra yang harus dilakukan petani selama musim hujan.
“Harga sayur memang lumayan, tapi perawatannya juga lebih berat di musim hujan seperti sekarang,” pungkasnya.