Pemkab Kutai Timur Salurkan Beras SPHP untuk Tekan Harga Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru
December 23, 2025 06:58 PM

 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Stabilisasi harga pangan Kutai Timur menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. 

Untuk meredam gejolak harga beras premium yang mulai merangkak naik, Pemkab Kutim memfokuskan upaya pada penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang kini masif tersedia di Pasar Induk Sangatta Utara dan sejumlah pasar lainnya

Langkah ini diambil setelah pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap laporan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

Dari hasil pemantauan tersebut, terdeteksi adanya tren kenaikan harga beras premium yang berpotensi menekan daya beli masyarakat, terutama menjelang momentum hari besar keagamaan.

Penyaluran Disesuaikan Aturan Nasional

Sebelumnya, penyaluran beras murah tersebut sempat terkendala aturan administratif yang mengharuskan penjualan dilakukan langsung oleh pedagang pasar, bukan melalui operasi pasar murah dari Pemkab Kutim secara langsung agar tercatat secara resmi dalam sistem pantauan nasional.

Baca juga: Kronologi Pria di Kutim Tewas Diterkam Buaya dan Wacana Pemkab Bangun Penangkaran di Muara Bengalon

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim bersama instansi terkait akhirnya bergerak mencari mitra pedagang di berbagai wilayah.

Kini, sejumlah pedagang di Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, hingga Pasar Induk Sangatta Utara telah resmi menjadi penyalur beras SPHP dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

"Ternyata tidak boleh pemerintah yang menjual, tapi harus dari pedagang. Akhirnya kami kerja sama dengan Bulog cari pedagang di pasar yang ingin mengambil SPHP dengan HET Rp65.000 per kemasan atau Rp13.000 per kilo," ujar Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani, Selasa (24/12/2025).

Antusiasme warga terhadap beras subsidi ini tergolong tinggi, terbukti dengan ludesnya stok di beberapa titik penjualan.

Tingginya minat masyarakat ini membuat pihak Bulog kembali menambah pasokan secara berkelanjutan guna memastikan indikator ketersediaan pangan di Kutai Timur tetap berada dalam zona hijau atau aman.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pria di Kutim Tewas Diterkam Buaya Saat Pasang Jaring Ikan

Meski menjadi solusi harga murah, pemerintah tidak menutup mata terhadap keluhan masyarakat mengenai kualitas fisik beras SPHP.

Beberapa laporan menyebutkan adanya perubahan warna jika disimpan terlalu lama serta temuan kutu, yang kemudian langsung dikoordinasikan dengan pihak Bulog untuk perbaikan mutu.

"Memang ada keluhan kualitasnya tidak sebagus premium, tapi SPHP ini opsi bagi masyarakat untuk mendapatkan beras murah. Kami sudah sampaikan keluhan itu dan Bulog berjanji akan memperbaiki kualitasnya," ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Bagian Perekonomian Setkab Kutim, Vita Nurhasanah turut memberikan atensi terhadap tren kenaikan harga beras premium di pasaran.

Kenaikan harga ini dianggap sebagai siklus tahunan menjelang hari besar keagamaan, sehingga masyarakat didorong untuk beralih sementara ke beras subsidi yang disediakan pemerintah.

Baca juga: Pemkab dan Dewan Pengupahan Sepakati UMK Kutai Timur 2026 Rp4,06 Juta, Naik 8,64 Persen

Masyarakat diimbau tidak perlu merasa khawatir untuk mengonsumsi beras SPHP karena secara kesehatan telah teruji layak konsumsi.

Harga yang terjangkau diharapkan mampu menjaga daya beli warga Kutai Timur, khususnya bagi kelompok menengah ke bawah yang terdampak kenaikan harga bahan pokok.

"Masyarakat diminta membeli beras SPHP sebab harga beras premium perlahan naik menjelang Natal dan Tahun Baru. Tidak perlu melihat kualitas, yang terpenting beras SPHP layak dikonsumsi dan terjangkau," pungkasnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.