TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Syamsul Samad meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Studi Pembangunan di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Syamsul Samad lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Ia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Kapasitas Kebijakan dalam Pengentasan Kemiskinan di Sulawesi Barat di hadapan promotor, ko-promotor dan tim penguji.
Promotor Prof Alwi, Ko-Promotor Prof Nursini, Sultan Sunab. Tim penguji Prof Darmawan Salman, Prof Muhammad Yunus, Ariady Arsal dan Novayanti Sopia Rukmana.
Sidang promosi doktor Syamsul Samad dipimpin oleh Prof Baharuddin di Ruang Rapat 109 Sekolah Pascasarjana Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (23/12/2025).
Syamsul Samad ujian mengenakan kemeja dan dasi berwarna biru berbalut jas hitam lengkap dengan kopiah hitam.
Ia ujian promosi doktor selama 1 jam 50 menit. Sidang dibuka oleh Prof Baharuddin pukul 14.19 Wita.
Baca juga: Profil Syamsul Samad DPRD Sulbar Promosi Doktor Bidang Pembangunan di Unhas
Syamsul Samad menjelaskan disertasinya selama 14 menit. Ia berdiri memaparkan hasil penelitiannya lewat power point telah disiapkan.
Setelah itu memasuki sesi tanya jawab oleh promotor, ko-promotor dan tim penguji.
Dengan tenang, ia memberikan tanggapan atas pertanyaan diajukan. Sesi ini berjalan dengan santai.
Promotor, ko-promotor dan tim penguji sesekali mencicipi buah-buah dan kue tersedia di atas meja. Di antaranya, jeruk, jagung dan jalangkote.
Di luar ruang sidang, istri Syamsul Samad, Marwah Baharuddin bersama tiga anaknya menunggu serta tamu undangan menunggu di luar.
Sesi tanya jawab berakhir pukul 15.49 Wita. Setelah itu istirahat sejenak.
Syamsul Samad masuk ruang sidang lagi pukul 15.55 Wita untuk dibacakan hasil ujian.
Sang istri Marwah Baharuddin dan anak sulungnya Andra mendampingi.
Ketua Sidang Prof Baharuddin membacakan hasil disertasi Syamsul Samad.
Ia menyampaikan, setelah mempertimbangkan jawaban-jawaban dari pertanyaan dan sanggahan dikemukakan promotor, ko-promotor dan penguji, dengan ini menyatakan saudara Syamsul Samad dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
“Dengan demikian mulai hari ini, Selasa 23 Desember 2025 pukul 16 lewat 09 Waktu Indonesia Tengah, saudara Syamsul Samad berhak memakai gelar doktor dalam bidang ilmu studi pembangunan,” ucapnya sembari melihat Syamsul Samad.
“Semoga ilmu dimiliki dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia,” katanya.
Syamsul Samad sendiri sangat bersyukur bisa melalui perjalanan panjang dalam bidang pendidikan.
Ia mendapatkan gelar doktor setelah kuliah selama empat tahun.
“Alhamdulillah setelah perjalanan panjang bisa ujian tutup sampai yudisium di bidang doktor studi ilmu pembangunan,” katanya saat ditemui Tribun-Timur.com, Selasa (23/12/2025).
Syamsul Samad menjelaskan, alasan mengambil judul disertasi Kapasitas Kebijakan dalam Pengentasan Kemiskinan di Sulawesi Barat.
Pria kelahiran Polewali Mandar (Polman) mengatakan, kapasitas kebijakan dalam disertasi dimaksud adalah kapasitas kebijakan DPRD Sulbar.
Di matanya sebagai anggota parlemen DPRD Sulsel, kemiskinan menjadi mandat dan amanah yang harus diselesaikan.
Kalau angka kemiskinan di Sulbar tinggi, bagaimana caranya agar bisa diturunkan dengan kebijakan yang tepat.
Kalau pun angka kemiskinan rendah, bagaimana kebijakan diambil bisa membuat kemiskinan hilang di Sulbar.
“Di mandat kami sebagai anggota DPRD, kemiskinan itu adalah hal mutlak untuk diperjuangkan bagi warga, agar tidak lagi warga miskin,” katanya dengan mengenakan selempang berwarna merah dengan garis kuning.
Sebagai legislator Provinsi Sulbar, Syamsul Samad melihat masalah ini penting untuk diteliti.
Sorotannya di antaranya dengan meningkatkan kapasitas anggota DPRD Sulbar secara skill dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dalam mengentaskan kemiskinan.
Apalagi, sumber daya manusia di DPRD Sulsel ini punya modal politik untuk bisa dimanfaatkan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
Tentunya dengan berkolaborasi dengan eksekutif sebagai eksekutor kebijakan.
“Jangan lupa seluruh eksekusi kebijakan ini lahir karena kesepakatan antara eksekutif dan DPRD melalui APBD atau peraturan daerah (Perda),” tuturnya.
Novelty Disertasi
Hasil disertasinya ini Syamsul Samad memberikan novelty atau kebaruan.
Ia menyarankan, peningkatan skill terhadap anggota DPRD Sulbar. Tak kalah pentingnya ada terobosan baru.
Anggota DPRD berani mengambil keputusan dengan tidak lagi banyak belanja yang sifatnya rutin dan administrasi.
Namun, fokus dalam menangani masalah kemiskinan di Sulbar.
“Lebih banyak belanja-belanja yang memang fokus untuk pengentasan kemiskinan,” sebutnya.
Politisi Demokrat ini juga merekomendasikan rekrutmen masuk menjadi anggota DPRD harus diperbaiki.
Di mulai dari proses partai politik untuk menyeleksi lebih awal lalu menyuguhkan pilihan-pilihan itu kepada masyarakat.
“Tidak sekadar secara demokratis dipilih, padahal belum dipersiapkan kapasitas atau kualitasnya untuk disuguhkan kepada masyarakat untuk memilih,” tuturnya.
Buat Buku
Syamsul Samad berkeinginan menjadikan hasil disertasinya menjadi buku agar bisa disebar dan dibaca orang banyak.
Ia yakin akan ada perubahan karena ada referensi atau fakta yang terjadi.
“Saya percaya bahwa dari hasil ini, kalau kita pelan-pelan saya sosialisasikan hasil riset ini, saya buat dalam satu buku,” tutupnya. (*)