BANGKAPOS.COM - Plt Kepala Bagian Umum sekaligus Ketua Tim Kerja Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Bangka Belitung, Oktarizal menegaskan bahwa musim durian memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi rakyat, khususnya di pedesaan, meskipun sifatnya masih musiman dan belum menjadi komoditas utama dalam struktur ekonomi daerah.
Menurutnya, setiap musim panen durian selalu diikuti dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari petani, pedagang, hingga pelaku usaha informal.
Kondisi ini turut menciptakan lapangan kerja musiman dan mempercepat perputaran uang di tingkat bawah.
“Secara konseptual, ketika produksi durian meningkat pada musim panen, otomatis aktivitas ekonomi ikut naik. Ada penyerapan tenaga kerja musiman, baik saat panen, pengumpulan, distribusi, sampai perdagangan di lapak-lapak rakyat,” ujar Oktarizal kepada Bangkapos, Selasa (23/12).
Baca juga: Sah! Berlaku 1 Januari 2026, Gubernur Hidayat Arsani Tandatangan SK UMP 2026
Ia menjelaskan, meskipun BPS belum memiliki data spesifik yang memisahkan tenaga kerja musiman durian, dinamika ekonomi tersebut tercermin dalam data ketenagakerjaan secara umum.
“Memang belum ada data khusus tenaga kerja musiman durian. Namun, dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), terlihat peningkatan aktivitas kerja di sektor pertanian dan perdagangan pada periode tertentu. Pola ini biasanya sejalan dengan musim panen hortikultura, termasuk durian,” jelasnya.
Oktarizal menekankan, dampak ekonomi musim durian tidak berhenti pada petani sebagai produsen utama. Efeknya menjalar ke berbagai lapisan masyarakat, terutama di desa-desa sentra produksi.
“Musim durian itu menggerakkan banyak pihak. Pedagang, pengepul, buruh angkut, jasa transportasi, hingga usaha kecil dan informal ikut merasakan manfaatnya,” katanya.
Menurutnya, pada musim durian, desa-desa mengalami peningkatan aktivitas ekonomi yang cukup signifikan. Lapak-lapak durian bermunculan, transaksi berlangsung setiap hari, dan pendapatan masyarakat meningkat dalam waktu singkat.
“Kalau kita lihat langsung di lapangan, saat musim durian perputaran uang di desa terasa hidup. Transaksi terjadi terus-menerus dan ini sangat membantu ekonomi rumah tangga masyarakat,” ujarnya.
Dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), durian tercatat dalam subkategori tanaman hortikultura bersama buah-buahan lain, sayuran, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
Baca juga: Pernah Polemik Buku Biografi, Nasib Karier Kajari Bateng Padeli Tersangka Suap, Ditahan Kejagung
Pada 2024, kontribusi tanaman hortikultura terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar 1,71 persen.
Meski angka tersebut mencakup seluruh komoditas hortikultura, Oktarizal menegaskan peran durian tetap strategis bagi ekonomi rakyat.
“Dari sisi PDRB, durian memang belum sebesar sawit atau lada. Namun dari sisi dampak langsung ke pendapatan petani dan pelaku ekonomi kecil saat musim panen, kontribusinya sangat terasa,” tegasnya.
Berdasarkan data statistik hortikultura BPS, produksi durian di Bangka Belitung tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota, dengan konsentrasi terbesar berada di Pulau Bangka.
Pada 2024, Kabupaten Bangka Tengah mencatat produksi tertinggi sekitar 2.445 ton, disusul Kabupaten Bangka sebesar 1.252 ton dan Bangka Barat sekitar 1.013 ton.
Di Pulau Belitung, produksi durian didominasi Kabupaten Belitung dengan total sekitar 1.343 ton.
Sementara itu, Kabupaten Bangka Selatan mencatat produksi sekitar 769 ton, Belitung Timur 177 ton, dan Kota Pangkalpinang sebesar 61 ton.
Oktarizal menilai, sebaran produksi ini menunjukkan bahwa durian merupakan komoditas rakyat yang menopang ekonomi banyak wilayah, meski hanya pada periode tertentu.
Baca juga: Ngaku Dapat Teror dan Tawaran Uang, Pelapor Ijazah Palsu Wagub Babel Hellyana Diminta Cabut Laporan
Ke depan, Oktarizal menilai durian berpotensi memberikan dampak ekonomi yang lebih besar jika dikelola secara berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu hingga hilir.
“Durian ini komoditas musiman, tapi nilai ekonominya tinggi. Jika pengelolaannya lebih baik, misalnya melalui penguatan pascapanen, pemasaran, dan industri olahan, dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat akan jauh lebih besar,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan data statistik sebagai dasar perencanaan kebijakan daerah.
“BPS terus menyediakan data dasar. Harapannya, data ini dimanfaatkan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan yang berpihak pada ekonomi rakyat, termasuk menjadikan durian sebagai komoditas unggulan lokal,” tutup Oktarizal.
(Bangkapos.com/Erlangga)