Chat Terakhir Korban Kecelakaan Bus PO Cahaya Trans Asal Bogor, Kirim Pesan Minta Dijemput Keluarga
December 24, 2025 09:07 AM

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Keluarga korban Sago Hidayat alias Saguh (62) rupanya sudah khawatir sejak subuh sebelum mendapatkan kabar bahwa bus Cahaya Trans yang ditumpangi korban mengalami kecelakaan di Exit Tol Krapyak, Semarang.

Keluarga korban bahkan pertama kali mendapat kabar itu bukan karena diinformasikan pihak pemerintah.

Melainkan setelah mereka berusaha mengecek sendiri karena keluarga sudah khawatir sejak subuh.

Hal itu terjadi karena ada gelagat korban yang dirasa janggal oleh pihak keluarga karena tak biasa.

Hal ini diceritakan oleh Mardiah dan Bella, dua menantu almarhum Sago Hidayat.

Chat Terakhir

Bella menceritakan bahwa almarhum berangkat pada Minggu (21/12/2025) siang sekitar pukul 14.00 WIB siang.

Korban berencana ke wilayah Jawa dalam rangka pulang kampung atau mudik.

Saat dalam perjalanan, almarhum sempat mengirim chat WhatsApp terakhir sekitar pukul 22.00 WIB malam.

Namun isi chat itu tak dirasa mencurigakan bagi keluarga.

"Sempat balas WA jam 22.00 malam, bilang lagi di jalan," kata Bella kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (23/12/2025).

"Sama minta dijemput nanti katanya kalau udah mau sampai," imbuhnya di sela-sela kesibukan menyiapkan tahlilan.

Keluarga Merasa Janggal

Pihak keluarga korban yang lain, Mardiah, menjelaskan bahwa keluarga merasa ada yang janggal pada waktu subuh.

Sebab biasanya di waktu Subuh korban sudah sampai di kota tujuan.

Sementara keluarga di sana yang menunggu tak kunjung mendapat kabar dari korban.

"Ternyata biasanya subuh kok gak ada telepon," kata Mardiah.

"Keluarga yang di Jawa itu bertanya-tanya biasanya itu jam 04.00 udah sampe gitu," sambung dia.

Kecurigaan semakin menguat setelah sampai pukul 08.30 WIB Senin (22/12/2025) pagi, keluarga tak kunjung mendapat kabar dari korban.

Sampai akhirnya pihak keluarga di Jawa menghubungi pihak keluarga di Bogor karena khawatir.

"Yang dari Jawa telepon lah ke sini, 'coba tanya agen, ini kenapa belum sampe ?'. Pas ditanya agen sini Parung, ternyata katanya kecelakaan," terang Mardiah.

"Jadi belum ada yang ngasih tahu, baru tahu setelah ditelepon dari Jawa aja," imbuhnya.

Keluarga pun syok setelah beberapa waktu kemudian didapati informasi bahwa nama Saguh ada dalam daftar korban tewas dalam kecelakaan maut bus Cahaya Trans di Exit Tol Krapyak, Semarang.

Saguh termasuk salah satu dari 16 korban tewas dalam kejadian nahas itu.

Kecelakaan itu diketahui terjadi pada Senin (22/12/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, sekitar 2,5 jam setelah korban mengirim chat WhatsApp terakhir ke keluarga untuk minta dijemput.

Namun nahas, saat keluarga akhirnya menjemput korban yang sudah dalam kondisi tak bernyawa dan dipulangkan ke Bogor untuk dimakamkan.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Selasa (23/12/2025), suasana duka menyelimuti kediaman korban di Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

Kesibukan terlihat dari pihak keluarga yang berkumpul melakukan persiapan untuk acara tahlilan.

Kursi-kursi dan atap terpal juga sudah terpasang di sekitar rumah yang berada area pemukiman padat itu.

Bendera kuning bertuliskan nama 'Sago Hidayat bin Sutoyoso' terpasang di sekitar rumah keluarga.

Beberapa bendera kuning yang serupa juga dipasang di sepanjang gang, jalan desa, hingga ke pinggir Jalan Raya Parung.

Selain itu, terpasang pula karangan bunga ucapan belasungkawa yang diterima pihak keluarga almarhum.

Pilih Bus yang Tak Biasanya

Mardiah mengatakan bahwa bus Cahaya Trans bukanlah bus langganan korban ketika setiap kali mudik.

Namun sebelum keberangkatan untuk pulang kampung itu, korban terpaksa membeli tiket dari bus Cahaya Trans itu karena kehabisan tiket dari bus langganan biasanya.

"Sebenernya biasanya pakai bis lain, pakai PO lain," kata Mardiah.

Namun pada saat hendak berangkat, kata dia, korban kehabisan tiket bus langganan biasanya.

Karena ingin segera berangkat di hari Minggu (21/12/2025) itu, kemudian dia membeli tiket dari PO bus yang ada, yaitu bus Cahaya Trans.

"Cuman karena kehabisan tiket, dan mertuaku ini pengen buru-buru pulang, jadi yang seadanya aja di situ," katanya.

"Emang gak berlangganan sama ini (bus Cahaya Trans), enggak, gak biasa pakai ini," kata Mardiah.

Namun tidak ada yang menyangka, pilihan bus yang dipilih korban saat itu berujung musibah yang membawa duka.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.