TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Masyarakat korban bencana hidrometeorologi merasa nyaman saat menetap hunian sementara (huntara), Lubuk Buaya, Kota Padang, Rabu (24/12/2025).
Diketahui, bencana hidrometeorologi terjadi di Kota Padang pada akhir November 2025 lalu.
Beberapa daerah di Padang yang terdampak paling parah terdiri dari Lubuk Minturun, kawasan Batu Busuak, Guo Kuranji, dan Nanggalo.
Baca juga: RSJ Dr. Yaunin Berikan Trauma Healing dan Cek Kesehatan Gratis untuk Korban Bencana di Padang
Untuk itu, sebagian dari warga terdampak bencana di Padang sudah dipindahkan sementara waktu ke huntara di Lubuk Buaya, Kota Padang.
Salah satu masyarakat bernama Wulandari merasa nyaman saat menetap di Huntara Lubuk Buaya.
"Senang, tenang, soalnya kebutuhan cukup, tempatnya nyaman," ucapnya.
Wulandari merupakan korban banjir di Balai Gadang, Kelurahan Koto Tangah, sudah menetap di sana selama dua minggu.
Baca juga: 80 KK Korban Banjir Bandang Padang Tempati Hunian Sementara di Kampung Nelayan di Lubuk Buaya
"Saya sudah dua minggu tinggal di sini bersama suami dan dua orang anak," sebutnya.
Ia menjelaskan, lebih aman tinggal di huntara, Lubuk Buaya dari pada di rumahnya di Balai Gadang, Kelurahan Koto Tangah.
"Karena di sana rumah sudah rusak berat, dan berada dekat sungai, lebih aman tinggal di sini," tambahnya.
Baca juga: Pembangunan 34 Huntara di Padang Pariaman Masuk Hari ke-5, Target Rampung Sebulan
Senada, Elmawati juga mengaku merasa nyaman setelah menetap di huntara.
"Alhamdulillah nyaman, selama menetap di huntara ini," ungkapnya saat berada di huntara, Lubuk Buaya, Padang.
Elmawati menyebut, ia bersama keluarga sudah menetap di sana selama seminggu.
"Sudah seminggu di sini, bersama suami dan satu orang anak," terangnya.
Pemerintah Kota Padang secara resmi mengakhiri masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi, Senin (22/12/2025).
Status ini berakhir setelah masa perpanjangan yang berlangsung sejak 16 hingga 22 Desember 2025 selesai.
Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil koordinasi antar-instansi, Pemerintah Kota Padang kini memasuki fase Transisi Pemulihan Darurat.
Baca juga: Kunjungi Lokasi Bencana, Jusuf Kalla Salurkan Bantuan Alat untuk Percepat Pembersihan Rumah Warga
Fokus Fase Transisi: Pendataan dan Pengajuan Anggaran
Dalam fase transisi ini, BPBD akan bersinergi dengan Bappeda, Dinas Perkim, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan pendataan menyeluruh terkait dampak bencana.
“Fokus selama fase ini adalah penanganan pengungsi, perumahan masyarakat, dan perbaikan infrastruktur publik,” ujar Hendri saat dihubungi, Senin (22/12/2025).
Pemerintah akan mengintegrasikan seluruh data kerusakan untuk diajukan ke pemerintah pusat guna mendapatkan dukungan anggaran.
Proses ini juga melibatkan para praktisi dan akademisi dari berbagai universitas untuk memastikan akurasi data.
Baca juga: Rumah Hasil Tani Alizar Hilang Disapu Galodo Padang, Hanya Bisa Tertawa Meski Sesak Menahan Air Mata
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi 2026
Hendri menambahkan bahwa fase Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab-Rekon) dijadwalkan baru akan dimulai pada tahun 2026 mendatang.
Baca juga: Rumah Hasil Tani Alizar Hilang Disapu Galodo Padang, Hanya Bisa Tertawa Meski Sesak Menahan Air Mata
“Fase rehab dan rekon membutuhkan anggaran besar, makanya data harus dikirim ke pusat terlebih dahulu untuk menetapkan kebutuhan dana yang diperlukan,” jelasnya.
Baca juga: Akses Satu-satunya Putus Lagi, 400 KK di Batu Busuk Padang Terisolir Akibat Luapan Sungai
Data Kerusakan Dampak Bencana di Kota Padang
Berdasarkan data terbaru dari BPBD Kota Padang, berikut adalah rincian kerusakan akibat bencana hidrometeorologi tersebut:
Sektor Perumahan:
- 195 unit rumah hanyut.
- 424 unit rumah mengalami kerusakan (ringan hingga berat).
Baca juga: Retakan Bukit Dekat Pemukiman, Warga Kampung Guo Padang Diteror Potensi Longsor Saat Hujan Turun
Infrastruktur Publik:
- 9 jembatan rusak berat.
- 12 titik jalan rusak berat.
- 3 kantor pemerintahan rusak berat.
Sumber Daya Air dan Sanitasi:
- 1 intake rusak berat.
- 23 titik bendungan dan Irigasi Desa (DI) rusak berat.
Baca juga: Cara Bobon Santoso Pulihkan Mental Korban Banjir di Padang, Masak Besar Ribuan Porsi
- 2 unit tebing sungai rusak berat.
- 9 drainase rusak berat.
- 9 lokasi Pamsimas di empat kecamatan rusak berat.(*)