TRIBUNJATIM.COM - Dari sediakan jasa foto, Irsyad Syarif bisa dapat omzet Rp 500 ribu sehari.
Syarif merupakan penyedia jasa foto menggunakan pakaian tradisonal Jawa di Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Di libur Natal 2025 dan tahun baru 2026 (Nataru) ini ia kebanjiran oderan.
Sejak pagi, area depan Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipadati oleh wisatawan yang menggunakan pakaian tradisional Jawa.
Tak jauh dari mereka, nampak satu orang menenteng kamera, dan mengarahkan gaya pada wisatawan yang menyewa jasanya.
Baca juga: Pasutri Tulungagung Kebanjiran Order Membuat Abon dari Daging Kurban, Tiga Hari Terima 100 Kg Daging
Area ini memang kerap digunakan untuk latar belakang foto menggunakan pakaian jawa tradisional.
Faisal, wisatawan asal Cirebon mengatakan, dirinya liburan ke Yogyakarta bersamaan dengan anak-anaknya yang sudah libur sekolah.
Ia menilai, Kota Yogyakarta memiliki nilai sejarah dan budaya sehingga saat liburan kali ini sekaligus untuk mengenalkan sejarah Yogyakarta kepada anak-anaknya.
“Memperkenalkan museum di Jogja, dan baju-baju adat seperti ini,” katanya.
Ia mengetahui ada jasa foto dan sewa baju adat ini dari media sosial. Saat liburan ke Yogyakarta, dia menyempatkan diri untuk mencoba berfoto menggunakan baju adat.
“Foto untuk kenang-kenangan, buat histori anak-anak kalau sudah pernah ke Jogja sekalian foto keluarga,” katanya.
Penyedia jasa foto menggunakan baju tradisional Jawa, Irsyad Syarif mengatakan, saat libur Nataru ini, dirinya bisa meraup omzet hingga Rp 500.000 per hari.
“Penghasilan maksimal bisa Rp 500.000 sampai Rp 700.000 saat nataru bisa dicapai, tapi ya tidak selalu tercapai kadang bisa tercapai,” katanya.
Irsyad mulai ikut memotret sejak tahun 2022 lalu.
Saat libur Nataru, dirinya bisa mendapatkan klien sebanyak 27 rombongan per hari.
“Liburan ini melonjak 2 kali lipat, sebelum liburan dikunjungi pasangan atau keluarga kecil. Kalau liburan ini satu kunjungan bisa bawa dua keluarga,” kata dia.
Saat libur ini pihaknya tidak menaikkan harga.
Harga foto dibagi-bagi yakni sewa baju Rp 20.000, selendang Rp 5.000, foto Rp 5.000 per file.
“Kalau akumulasi paling murah foto sendirian Rp 125.000. Kalau datang sendiri dapat 20 file,” kata dia.
“Mulai bekerja Nataru jam 6 last order jam 3 sore. Hari biasa jam 8 sampai jam 7 malam,” tutup dia.
Kisah Lain
Momen bulan kemerdekaan menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha persewaan kostum karnaval di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Permintaan kostum meningkat drastis menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Di Sanggar Kembang Sore yang berlokasi di Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kediri, pengunjung tampak sibuk memilih busana adat untuk dikenakan saat karnaval Agustusan.
Mulai dari mahkota, selendang, hingga kostum khas zaman dahulu menjadi incaran utama penyewa.
Pemilik usaha sewa kostum karnaval, Sunoto mengatakan, lonjakan permintaan terjadi sejak Bulan Juli hingga awal Agustus.
Dalam sehari, ia bisa melayani puluhan pelanggan yang menyewa hingga ratusan kostum.
"Dari sewaan baju tari, baju adat, hingga untuk sendratari, semua ramai. Di bulan Agustus ini banyak orderan, mulai dari pawai desa, kecamatan, sampai sekolah-sekolah. Alhamdulillah, omzet meningkat dibanding hari biasa," kata Sunoto, Senin (18/8/2025).
Baca juga: Limbah Besi Disulap Jadi Alat Pemanggang Sate, Pria di Lumajang Kebanjiran Order Jelang Idul Adha
Pada hari biasa, Sunoto menyebut ada sekitar 20 set untuk disewa.
Namun saat momen karnaval kemerdekaan ini, tak kurang dari 100 set telah dipesan oleh masyarakat.
Rata-rata mereka dari sekitaran Kediri. Seperti Blitar, Jombang dan Kabupaten Nganjuk.
Biasanya, puncak permintaan terjadi menjelang akhir pekan.
Pelanggan datang pada Jumat atau Sabtu untuk dipakai di acara karnaval pada Minggu.
Kostum dengan tema prajurit dan tokoh adat menjadi paling banyak diminati.
"Kalau untuk tokoh biasanya dipakai di barisan depan, tapi yang paling banyak ya untuk prajurit atau kelompok masyarakat yang jadi peserta utama," tambahnya.
Selain melayani masyarakat sekitar Kediri, Sunoto juga mengaku beberapa penyewa berasal dari luar daerah bahkan hingga luar negeri.
"Pernah ada juga yang bawa ke Jakarta, Yogyakarta, bahkan sampai ke luar negeri untuk acara seni dan budaya. Jadi tidak hanya untuk karnaval di Kediri saja," jelasnya.
Meski permintaan melonjak tajam, Sunoto tidak menaikkan harga sewanya.
Tarif tetap dipatok mulai Rp 50 ribu hingga Rp 350 ribu per set, tergantung jenis dan jumlah kostum yang disewa.
"Untuk harga tetap, tidak ada kenaikan meski permintaan tinggi. Kami ingin semua kalangan bisa ikut merayakan kemerdekaan dengan kostum yang layak," tegasnya.
Salah satu pelanggan, Sari, mengaku sengaja datang mencari kostum adat khas Papua untuk ikut karnaval di lingkungannya.
Ia memilih menyewa di Sanggar Kembang Sore karena koleksi kostumnya beragam dan unik.
“Setiap tahun saya selalu cari kostum di sini. Koleksinya lengkap, banyak pilihan adat dari berbagai daerah. Tahun ini saya ambil kostum khas Papua untuk tampil di karnaval," kata Sari.
Dengan tingginya permintaan, Sunoto menyiapkan stok hingga 250 set kostum.
Ia juga memperkerjakan karyawan tambahan untuk produksi dan perawatan kostum agar tetap siap digunakan.
"Kalau di luar Agustus biasanya normal, tapi bulan ini luar biasa. Bahkan nanti tanggal 23-24 Agustus, permintaan bisa lebih banyak lagi karena bersamaan dengan pawai budaya desa. Jadi kami terus produksi setiap hari agar stok aman," ungkapnya.