Naskah Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Jadikan Semua Poin Halal sebagai Gaya Hidup
December 25, 2025 11:35 AM

TRIBUNPRIANGAN.COM - Tribuners, rukun wajib sebelum pelaksanaan Salat Jumat yang dua rakaat pada Hari Jumat, adalah tak boleh dilewatkannya khutbah Jumat.

Dalam Islam penyampaian khatib menjadi sangat penting adanya dan dianjurkan agar isi khutbah tidak disampaikan terlalu panjang serta tidak membosankan.

Anjuran ini datang untuk memudahkan dan mempercepat
penyampaian khutbah agar singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad,

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)

Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Pentingnya Memilih dengan Siapa Kita Berteman

Untuk itu penting dipahami jika isi dan esensi khutbah menjadi hal penting, baik bagi jamaah maupun bagi para calon khatib yang ingin menyampaikan pesan dengan lebih kuat dan menyentuh hati.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt yang menetapkan Islam sebagai agama yang komprehensif mengatur seluruh sendi kehidupan. Karena itu, mari terus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Bacalah Al Quran Setiap Hari Walau Hanya 1 Ayat

Jemaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

"Halal sebagai Gaya Hidup" adalah konsep yang berkembang pesat dalam masyarakat global, terutama di kalangan Muslim, yang mencakup lebih dari sekadar makanan. Halal kini menjadi simbol gaya hidup yang etis, bersih, sehat, dan bertanggung jawab, serta menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia modern, termasuk di dalamnya bagaimana kita bekerja, berinteraksi, berpakaian, hingga cara beristirahat dan bahkan termasuk bersenang-senang yang juga menjadi kebutuhan tersier manusia pada umumnya. Allah Swt berfirman dalam dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 172:
 
َٰاَييََـهَُّا ٱلهذَينَ ءَامَنُو۟ا كُلُو۟ا مَن طَيَ⊃1;َٰبَتَ مَا رَزَقْـَٰنَكُمْ وَٱشْكُرُو۟ا هَللَِّ إَن كُنتُمْ إَ هيهَُ تَـعْبُدُونَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya."

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang kian pesat, konsep halal telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup (halal lifestyle) yang mencakup berbagai aspek kehidupan; mulai dari makanan, pakaian, keuangan, hingga hiburan dan perjalanan. Dalam konteks ini, aspek-aspek Al-Qur’an telah mengingatkan bahwa hidup di dunia ini dikeliling atau dihiasi oleh berbagai keinginan dan sekaligus godaan yang sangat menyenangkan. Bahkan, semua itu dapat menterlenakan diri dari spiritualitas semua manusia, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali ‘Imran [3]: 14):

 ٱل هذهَبَ وَٱلْفَضهةَ
 
زُيَ⊃1;نَ لَلنهاسَ حُبُّ ٱلشههََٰوَتَ مَنَ ٱلنَ⊃1;سَااءَ وَٱلْبَنَيَن وَٱلْقََٰنَطَيَر ٱلْمُقَنطَرَةَ مَنَ
 
وَٱلْيَْْلَ ٱلْمُسَ هومَةَ وَٱلْنَْْـَٰعَمَ وَٱلْرَْْثَ ۗ َٰذَلَكَ مََٰتَعُ ٱلْيََْـَٰوةَ ٱلدُّنْـيَا ۖ وَٱ هللُِّ عَندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَ´ـاَبَ.

Baca juga: Naskah Resmi Kemenag Khutbah Jumat 14 Desember 2025: Islam Agama yang Tidak Memberatkan Pemeluknya

“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.” (Q.S.

Jemaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

Halal sebagai gaya hidup sebenarnya menawarkan harmoni antara keimanan dan kehidupan modern. Ia tidak membatasi, melainkan mengarahkan manusia pada cara hidup yang lebih bertanggung jawab, bukan hanya terhadap diri-sendiri, tetapi juga terhadap sesama, lingkungan, dan Tuhan. Sebenarnya, menjadikan halal sebagai gaya hidup adalah wujud ketaatan dan kecintaan kepada Allah. Bahkan cerminan dari komitmen spiritual yang menyatu dengan kesadaran etis, kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan.

Pada sisi lain, gaya hidup halal menjauhkan kita dari perbuatan dosa, dari kebiasaan buruk, serta membentuk pribadi muslim yang bersih lahir dan batin. Bukankah gaya hidup halal membawa ketenangan jiwa,
 
kesehatan fisik, dan keberkahan dalam hidup karena memilih yang baik (thayyib), seperti makanan yang bersih, sehat, dan diproses secara etis.

Baca juga: Resmi dari Kemenag, Naskah Khutbah Jumat 19 Desember 2025: Hubungan Ibadah dan Akhlak Mulia

Semakin banyak konsumen sekarang ini, baik muslim maupun non-muslim, yang telah menyadari bahwa produk halal memiliki standar yang tinggi dalam hal kebersihan dan keamanan. Inilah yang menjadikan produk halal semakin diterima secara global, dan bahkan menjadi bagian dari tren gaya hidup sehat dan beretika. Persis sebagaimana Allah Swt telah mengingatkan kepada semua umat manusia melalui firman-Nya pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 168:

َٰاَييََـهَُّا ٱلنهاسُ كُلُو۟ا مَهِا فَِ ٱلْرَْْضَ حََٰلَلًً طَيَ⊃1;بًا وَلََ تَـتهبَعُو۟ا خُطَُٰوَتَ ٱلشهيَْٰطَنَ ۚ إَنههُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُّبَيٌن.

“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”

Selain itu, gaya hidup halal juga mencakup sistem keuangan yang bebas dari riba dan praktik eksploitasi, fashion yang menjaga kesopanan tanpa mengurangi estetika, hingga pariwisata halal yang ramah keluarga dan tetap menghargai nilai-nilai agama. Konsep ini menunjukan bahwa menjadi religius tidak berarti tertinggal dari zaman, justru sebaliknya: gaya hidup halal bisa berjalan seiring dengan kemajuan teknologi, inovasi, dan bahkan modernitas.

Jemaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

Akhirnya, mari kita tanamkan dalam diri dan keluarga kita semangat untuk menjalani hidup yang sesuai dengan prinsip halal. Jadikan halal sebagai gaya hidup, bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai identitas dan kebanggaan sebagai muslim. Meski di tengah dunia yang penuh godaan dan kemudahan akses terhadap yang haram, menjaga diri agar tetap berada dalam koridor halal, karena pengendalian terhadap godaan dan menolak keharaman tidak lain adalah bentuk jihad terbesar di zaman ini. Apalagi halal adalah standar hidup yang ditetapkan oleh Allah untuk menjaga kesucian jiwa dan kebersihan hati, bukan hanya menjauhkan dari dosa, tapi juga mendekatkan kita kepada keberkahan dan rida-Nya.

 Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Desember 2025 Bertemakan Ingat Mati Agar Hati-hati

Mari kita selalu mendoakan agar program pemerintah tentang jaminan produk halal terlaksana dengan baik dan efektif, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

Kita juga mengharapkan agar wisata halal (halal tourism) atau wisata yang moslem friendly di Indonesia semakin banyak dan semarak, sebagaimana yang juga dilakukan oleh banyak negara, tidak hanya negara muslim, tapi juga negara yang bukan mayoritas berpenduduk muslim, seperti Korea Selatan, Jepang, Britania Raya, Australia, Spanyol, dan Thailand.

بَرََكَ اُلله لَِْ وَلَكُمْ فَِ الْقُرْآنَ الْعَظَيْمَ وَنَـفَعَنَِْ وَإَ هيكَُمْ بَاَِ فَيْهَ مَنَ اْلآيَتََ وَال ⊃1;ذكَْرَ الْكََْيْمَ.
وَتَـقَهبلَ مَ َ⊃1;نِْ وَمَنْكُمْ جََيَْعَ أَعْمَالَنَا إَنههُ هُوَ الْكََْيْمُ الْعَلَيْمُ، أَقُـوْلُ قَـوْلَِْ هَذَا وَأَسْتَـغْفَرُ اَلله لَِْ
وَلَكُمْ وَلَسَائَرَ الْمُسْلَمَيَْن مَنْ كُلَ⊃1; ذَنْبٍ فَاسْتَـغْفَرُوْهُ إَنههُ هُوَ الْغَفُوْرُ الهرحَيْم.

Khotbah II 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.