TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut destinasi wisata olahraga ekstrem di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang patut dikunjungi saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama atau SKB Tiga Menteri Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025.
Diterbitkan Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Tanggal merah atau hari libur nasional dan cuti bersama tersisa di bulan Desember 2025.
Tepatnya pada Kamis, 25 Desember 2025 sebagai Hari Natal, memperingati Kelahiran Yesus Kristus.
Kemudian cuti bersama pada Jumat, 26 Desember 2025: Kelahiran Yesus Kristus.
Ditambah lagi tanggal merah akhir pekan pada Sabtu dan Minggu, 27-28 Desember 2025.
Baca juga: Gubernur Sulawesi Tenggara Tinjau 4 Gereja di Kendari, Pastikan Ibadah Malam Natal Berlangsung Aman
Sebelum akhirnya tahun 2025 berakhir pada Rabu, 31 Desember, dan memasuki tahun baru 2026, pada Kamis, 1 Januari.
Karena waktu liburnya cukup panjang, rencanakan liburanmu dengan baik, terutama jika ingin berkunjung dan menikmati wisata alam di Provinsi Sultra.
Provinsi Sultra memiliki banyak destinasi wisata tersebar di 17 kabupaten dan kota yang terbagi menjadi daerah kepulauan dan daratan.
Daerah daratan antara lain Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur dan Bombana.
Sedangkan daerah kepulauan yakni Kota Baubau, Kabupaten Konawe Kepulauan, Wakatobi, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Tengah, Buton Selatan dan Buton Utara.
Tentu banyak pilihan destinasi wisata yang bisa dikunjungi, mulai dari pantai, gua, air terjun, pegunungan dan puncak, padang rumput, wisata kuliner hingga wisata olahraga ekstrim.
Baca juga: Penumpang Bandara Haluoleo Kendari Naik 11,6 Persen Jelang Natal 2025, Tips Mudik Aman Ala Kabandara
Berikut selengkapnya daftar wisata atraksi olahraga ekstrem di Sulawesi Tenggara.
- Wisata Paralayang
Biasanya, keindahan alam dinikmati dari ketinggian gedung atau saat mendaki gunung.
Kini, ada cara baru untuk menikmati panorama di Sultra tersebut, yaitu dengan terbang menggunakan parasut atau paralayang.
Paralayang tidak hanya menjadi olahraga pemacu adrenalin karena terbang tinggi dan mengendalikan parasut di tengah hembusan angin, tetapi juga menawarkan pengalaman unik untuk menyaksikan keindahan alam dari perspektif yang berbeda.
Paralayang di Sultra dapat dijumpai di Desa Sani-sani Kabupaten Kolaka, berjarak 188 kilometer (km) atau menempuh perjalanan 5 sampai 6 jam berkendara dari Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.
Kemudian paralayang di Desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara, berjarak 92,7 km atau 2 jam 1 menit berkendara dari Kendari.
Serta di Puncak Ahuawali Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe, lokasinya berjarak 78,5 km atau 2 jam 7 menit melewati Jalan Poros Kendari - Motaha. Atau dapat melalui Jalan Poros Unaaha - Pondidaha sejauh 92,7 km dengan waktu tempuh 2 jam 22 menit.
- Wisata Diving
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki banyak wilayah perairan, hampir sebagian besar kabupaten kota di Sultra dikelilingi laut maupun memiliki danau.
Pemandangan bawah laut yang indah menjadikan Sultra memiliki banyak spot diving.
Beberapa di antaranya yang cukup dikenal ada di Kabupaten Wakatobi.
Daerah yang terdiri dari gabungan beberapa pulau yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko ini memiliki banyak spot diving.
Keindahan bawah lautnya sangat memanjakan mata, antara lain di Pantai Cemara Desa Wapia-pia, Sombu Dive di Desa Sombu, Kecamatan Wangi-Wangi.
Baca juga: Rekomendasi Film Keluarga Ditonton saat Libur Natal, The Polar Express hingga Home Alone
Untuk ke lokasi tersebut, jika dari ibu kota Provinsi Sultra, Kota Kendari, dapat menyeberang naik kapal dari Pelabuhan Bungkuoto atau Pelabuhan Nusantara, dengan waktu tempuh sekira 9 jam.
Dapat pula melalui jalur udara dengan penyeberangan dari Jakarta langsung ke Bandara Matahora Wakatobi.
Ada pula di Pantai Kampa, terletak di Desa Wawobili Kelurahan Langara Kecamatan Wawonii Barat yang juga merupakan ibukota Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Di pantai ini, pengunjung bisa menikmati keindahan bawah lautnya dengan diving. Dapat ditempuh jalur laut menyeberang dari Pelabuhan Feri Kota Kendari ke Wawonii sekira 3-4 jam.
Spot diving lainnya ada di Pulau Labengki di Kabupaten Konawe Utara, atau terkenal dengan julukan mini Raja Ampat yang memiliki beberapa pulau kecil dan batu karang dikeliling lautan biru.
Dari Kota Kendari, Anda bisa melalui jalan darat sekitar satu jam menuju ke Toli-Toli, Kabupaten Konawe.
Di Toli-Toli, perjalanan dilanjutkan dengan kapal kurang lebih tiga jam untuk tiba di Pulau Labengki.
Selain itu, Anda bisa ke Pulau Labengki melalui Lasolo dengan waktu tempuh dua jam perjalanan laut.
Untuk menuju Lasolo, dari Kota Kendari dibutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit.
Sementara jika langsung dari Kota Kendari ke Pulau Labengki, waktu tempuh perjalanan laut sekitar enam jam.
- Wisata Gua
Wisata menelusuri gua menjadi salah satu pilihan aktivitas mengisi liburan yang cukup ekstrem.
Kondisi gua yang cukup gelap, tidak beraturan dan batuan tajam juga menjadi tantangan tersendiri ketika menyusurinya.
Baca juga: Tips Mudik Aman Naik Kapal Saat Libur Natal dan Tahun Baru Dibagikan Gubernur Sulawesi Tenggara
Beberapa gua yang ada di Sultra seperti Gua Moliuano di Hulu Sungai Labeau Kecamatan Wawonii Utara, Kabupaten Konkep yang dapat ditempuh dari Pelabuhan Kendari ke Wawonii.
Kemudian ada Karst Matarombeo yang membentang 1.200 kilometer persegi tak jauh dari Desa Padalere Utama Kabupaten Konawe Utara (Konut).
Jika dari Wanggudu ibu kota Konut ke Desa Padalere Utama lebih dari dua jam dengan jarak tempuh 80 km.
Lalu menyusuri sungai dengan perahu bermesin dan melewati terowongan dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit hingga sampai di Air Terjun Padantaumo, lanjut berjalan kaki sekitar dua jam ke Karst Matarombeo.
Selain itu ada wisata menelusuri Gua Tengkorak Lawolatu di Desa Lapai Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara, dari kendari dapat menempuh 340 km perjalanan darat selama sekira 7 sampai 8 jam.
Ada pula Gua Tengkorak Matarombeo di Konawe Utara, yang dapat ditempuh dari Kendari melewati Jalan Poros Kendari-Toronipa mengarah ke Kecamatan Soropia. Dari sana, lanjutkan perjalanan menuju Gua Matarombeo.
Kemudian Gua Koo terletak di Desa Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah, dan Gua Laumehe di Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah.
Buton Tengah dapat ditempuh perjalanan laut dari Pelabuhan Kendari ke Pelabuhan Nusantara Raha Muna sekira 4 jam lalu melanjutkan perjalanan darat sekira 2 jam.
- Wisata Arung Jeram
Wisata selanjutanya yang menguji adrenalin berhubungan dengan air. Ada arung jeram di Sungai Tinukari, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara.
Objek wisata andalannya yaitu arung jeram dan flying fox. Di mana, arung jeram tersebut merupakan yang pertama di Sulawesi Tenggara.
Lokasinya cukup jauh dari ibu kota Kabupaten Kolaka Utara, Lasusua.
Jika dari Kabupaten Kolaka, waktu tempuhnya sekitar 1,5 hingga 2,5 jam.
Sementara, dari Kota Kendari ke Desa Wisata Tinukari sekira 5 hingga 6 jam.
Untuk menuju ke Desa Tinukari dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Wawonii Tenggara, Konkep juga menyajikan petualangan yang menakjubkan di wisata arung jeram, menyusuri derasnya Sungai Mosolo.
Sungai Mosolo ini juga menjadi tempat rekreasi keluarga pada musim tertentu. Khususnya di musim kemarau, wisatawan bisa melihat kejernihan salah satu sungai terjernih di Sultra ini.
Untuk sampai di sana, dapat menyeberang laut menggunakan kapal ferry atau speed boat dari Kendari ke Langara (ibu kota Konkep).
Dari Langara, dilanjutkan dengan transportasi darat (ojek atau sewa mobil) sekitar 1 jam perjalanan menuju lokasi.(*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)