Pemilihan Rektor Unhas: Kepemimpinan Akademik Bukan Perebutan Kekuasaan
December 25, 2025 02:22 PM

Pemilihan Rektor Unhas: Kepemimpinan Akademik Bukan Perebutan Kekuasaan

Penulis : drg.Rustan Ambo Asse, Sp.Pros

Alumni FKG Unhas, angkatan  1998

“Universitas Hasanuddin

Panjimu kita bawa serta

Pancangkan di medan bakti 

Namamu kita bawa bersama

Membina kejayaan nusa

Indonesia bahagia

Putra putrimu kini bangkit 

Dengan jiwa Hasanuddin”

Petikan lirik Mars Unhas itu, rasanya cukup untuk menjadi sebuah alasan untuk berhenti berpolemik, membangun opini dan framing negatif  terkait Pemilihan Rektor Unhas.

Dalam era disrupsi yang begitu liar tentang banyak hal termasuk tatanan sosial bernegara dan berpolitik hari hari ini sejatinya kampus di posisikan sebagai mata air pengetahuan, kebijaksanaan sekaligus kebenaran yang akan selalu disuarakan dengan patron  akademis, berbasis data, memahami konteks. 

Kampus bagaimanapun adalah candradimuka ilmu pengetahuan. 

Narasi-narasi yang dimunculkan dalam momentum pemilihan rektor adalah framing yang banal, tendensius  dan mencederai eksistensi perguruan tinggi . 

Beberapa hal yang dipermasalahkan itu pun jika dipandang sebagai kritik seharusnya jika niatnya adalah kritik yang konstruktif maka tentu sudah sejak lama akan disampaikan, bukan pada saat sekarang yang semua permasalahan itu telah terklarifikasi dengan jelas oleh pihak Universitas Hasanuddin.

Jabatan Rektor : Kekuasaan Vs Tugas Profetik

Itulah sebabnya kampus diasosiasikan sebagai rumah para profesor, tempat orang-orang bijak berkumpul. 

Pragmatisme politik tidak boleh tumbuh menjadi semak belukar perebutan kekuasaan dalam kampus karena jika demikian kelak dikemudian hari akan susah dibersihkan, politik (etis) di sana serupa pantulan  cermin bagi dunia luar, dia mesti menjadi contoh bahwa proses pemilihan rektor adalah metodologi melahirkan pemimpin, bukan menjadi tujuan diatas segala-galanya.

Bukankah mekanisme telah disepakati, palu telah diketuk dan sepakat telah bulat untuk pemilihan dalam forum senat akademik. 

Lalu Kenapa mesti masih terdengar sayup-sayup keberatan? bukankah jabatan rektor adalah tugas profetik, tugas-tugas mulia itu juga dipastikan bersemayam dalam hati dan cita-cita insan akademis Unhas.

Ada ribuan mahasiswa yang menanti untuk keberlanjutan Universitas Hasanuddin yang lebih membanggakan lagi, ada tantangan masa depan agar lebih kompetitif, ada prestasi-prestasi dan reputasi yang perlu dipertahankan. 

Tugas-tugas Profetik itu adalah beban kita semua demi  masa depan generasi Indonesia yang akan datang.

 Keberlanjutan Prestasi dan Reputasi Unhas

Tulisan ini sekalipun dipastikan akan dikritik dan dianggap sebagai pendukung Jamaluddin Jompa sebagai calon rektor Unhas. 

Tidak ada jalan lain dan tak mengapa jika demikian. Bukankah putra putra terbaik para calon Rektor itu adalah kebanggan kita semua.  

Sebagai alumni yang jauh mengabdi di tanah borneo Kalimantan Timur, tentu objektivitas kami  ketika membaca prestasi-prestasi Unhas yang tertulis dalam laporan Rektor tahun 2025 yang disampaikan pada saat dies natalis 69 Unhas.

Masuknya Unhas dalam Top 1000 QS World University Ranking, Top 500 QS World University Ranking 2025 BY SUBJECT, dua kali sebagai juara umum Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa (Pimnas).

Yaitu Pimnas ke -37 di Universitas Airlangga dan Pimnas ke -38 tahun 2025 di Unhas sekaligus tuan rumah.

Bahkan saat ini Unhas TV telah menorehkan prestasi dan masih banyak prestasi yang tercantum dalam laporan sebanyak 116 halaman tersebut. 

Keberlanjutan reputasi dan prestasi ini justru yang membutuhkan kritik konstruktif dari berbagai pihak, termasuk sumbangsih alumni agar jejak langkah ini bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan pada masa yang akan datang.

Indonesia perlu berbangga memiliki sejumlah perguruan tinggi dari sabang sampai merauke yang terus berbenah dan menorehkan prestasi, dan tentu secara khusus di Kawasan Timur Indonesia Universitas Hasanuddin saat ini dengan prestasi-prestasi tersebut menjadi cerminan dan inspirasi bagi kampus-kampus yang lain. 

Tantangan dan peluang Pasca Pilrek

Mereka yang kini menatap dan menjemput posisi sebagai rektor kelak ketika mekanisme rapat Majelis Wali Amanat, badan tertinggi di Universitas Hasanuddin menetapkan keputusan pada pertengahan Januari tahun 2026 adalah representasi dari kampus merah.

Kita berharap bahwa tantangan-tantangan apapun ke depan hanyalah batu-batu kerikil kecil ketika soliditas dan makna terdalam dalam lagu mars Universitas Hasanuddin mampu mengetuk dan menggerakkan niat kita, tindakan kita, hingga doa-doa kita sebagai para insan akademis Universitas Hasanuddin. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.