Warga Kuranji Padang Geser Batu Pakai Tangan, Aki Alat Berat Dicuri Saat Perbaikan Sungai Guo
December 25, 2025 05:27 PM

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Sebuah pemandangan memilukan terlihat di kawasan Lapau Munggu, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. 

Di tengah ancaman cuaca ekstrem, warga setempat terpaksa berjibaku melawan alam dengan peralatan seadanya setelah bantuan alat berat terhenti akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab.

Aksi gotong royong ini dilakukan warga pada Rabu (24/12/2025) kemarin. Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.

Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat. Pasalnya, aliran Sungai Guo kini terpecah akibat terjangan banjir bandang beberapa waktu lalu dan mengancam pemukiman warga.

Kondisi sungai yang tidak beraturan tersebut membuat warga tidak punya pilihan lain. 

Baca juga: Pastikan Misa Malam Natal di Payakumbuh Aman, Ratusan Petugas Lakukan Pengamanan di Dua Gereja

Jika aliran air tidak segera dikembalikan ke jalur utama, rumah-rumah warga di sekitar lokasi dipastikan akan hancur dihantam arus jika hujan lebat kembali turun.

Ketua RT 02, RW 06 Adenan Syahputra menceritakan kisah pilu di balik tidak beroperasinya alat berat di lokasi tersebut. 

Ternyata, sebuah peristiwa kriminal menjadi penyebab utama penderitaan warga saat ini.

Ia menjelaskan bahwa sebenarnya alat berat sudah masuk dan bekerja selama tiga hari di lokasi sejak tanggal 5 Desember lalu. Namun, bantuan itu terhenti secara tragis pada tanggal 9 Desember subuh.

"Pada 9 Desember subuh itu, kami mendapati aki alat berat sudah hilang diambil orang. Padahal baru tiga hari membantu kami di sini," ujar Adenan Syahputra dengan nada kecewa saat ditemui, Kamis (25/12/2025).

BANJIR PADANG: Aksi gotong royong warga Lapau Munggu, Kuranji, Padang pada Rabu (24/12/2025).Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat.
BANJIR PADANG: Aksi gotong royong warga Lapau Munggu, Kuranji, Padang pada Rabu (24/12/2025).Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat. (Istimewa/Dok. Nola)

Baca juga: Dua Petak Toko yang Terbakar di Lubeg Padang, Enam Mobil Damkar Dikerahkan

Aksi pencurian ini terbilang sangat rapi dan dilakukan oleh profesional. Menurut pengamatan warga dari jejak yang ditinggalkan, pelaku diduga berjumlah lebih dari tiga orang.

"Dari jejaknya pelaku lebih dari tiga orang. Padahal aki itu sangat susah untuk dibuka, tapi nyatanya mereka tetap saja bisa mengambilnya,"ucapnya.

Warga sebenarnya berencana melaporkan kejadian ini secara resmi kepada pihak kepolisian. Namun, niat tersebut ditahan oleh pemilik alat berat dengan pertimbangan tertentu.

Kejadian ini berimbas fatal bagi keselamatan warga. Akibat kehilangan komponen vital tersebut, bantuan alat berat lainnya kini menjadi enggan untuk masuk ke wilayah Lubuk Manggu karena faktor keamanan.

Hingga saat ini, upaya warga untuk mencari keberadaan aki yang hilang tersebut tidak membuahkan hasil. Sementara itu, usulan bantuan alat berat yang baru dari pemerintah daerah pun belum kunjung terealisasi.

Baca juga: Kota Padang Catat 442.011 Perjalanan Wisatawan Nusantara Selama Oktober 2025

"Kami sudah gotong royong dua kali pakai tangan. Kami sangat memohon bantuan Pemerintah, khususnya Kota Padang, untuk mengirimkan kembali alat berat," tegasnya.

Kecemasan serupa diungkapkan oleh  Baria Anita Fitri, seorang warga Lapau Munggu yang ikut turun langsung dalam aksi gotong royong manual tersebut. 

Ia membenarkan bahwa warga harus mengangkat material berat secara manual.

"Kami memindahkan kayu dan batu yang besar hanya dengan tangan. Menunggu bantuan alat berat ini sangat lama, padahal hujan turun hampir setiap hari," keluh Baria.

Rasa takut selalu menghantui Baria dan keluarganya setiap kali langit mulai mendung.

Baca juga: Sebanyak 1.316 PPPK Dharmasraya Terima SK, Pj Sekda Tekankan Kedisiplinan dan Integritas

"Setiap hari hujan kami cemas. Anak saya ketika malam selalu melihat air, jika mulai besar dia langsung kasih tahu saya agar kami bisa waspada," tuturnya dengan raut wajah khawatir.

Warga Lapau Munggu kini hanya bisa berharap agar suara mereka didengar oleh pemangku kebijakan. 

Mereka sangat membutuhkan bantuan alat berat untuk memperbaiki tanggul Sungai Guo secara permanen sebelum bencana yang lebih besar terjadi.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.