Jemaat Gereja GKJW Sumberpakem Jember Pakai Injil Bahasa Madura sejak 1889
December 25, 2025 10:48 PM

 

SURYA.co.id, JEMBER - Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sumberpakem Pepanthan Slateng  di Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur, menyanyikan lagu rohani menggunakan bahasa Madura saat perayaan malam Natal 2025, Rabu malam (24/12/2025) pukul 19.00 WIB.

Mereka bernyanyi dengan diiringi musik gitar, hal tersebut membuat suasana perayaan malam Natal para jemaat gereja ini kian meriah.

Jemaah gereja ini merupakan satu satunya di Indonesia, yang mengunakan Kitab Injil Berbahasa Madura untuk kegiatan peribadatan.

Injil tersebut juga sudah terbukukan lengkap sebanyak 1.783 lembar, berisi penjelasan perjanjian lama hingga bab Wahyu di Perjanjian Baru.

Terlihat, di dalam Injil milik umat gereja tersebut perjanjian Lama tertulis perjanjian Kona, sementara perjanjian baru tertulis perjanjian anyar.

Pakai Injil Bahasa Madura sejak 1889

Selain itu, Injil terjemahan Berbahasa Madura tersebut dirancang Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta yang diterbitkan pada 1994.

Gembala Jemaat GKJW Sumberpakem Jember, Pdt Eklesius, mengungkapkan jemaahnya mengunakan Injil berbahasa Madura sejak 1889 ketika Belanda datang menjajah.

"Jadi pengunaan Injil Bahasa Madura di GKJW Sumberpakem sudah berlangsung 143 tahun yang lalu," ujarnya, Kamis (25/12/2025).

Menurutnya, hal itu karena Belanda datang bukan hanya menjajah saja, tetap juga menyebarkan ajaran Kristen di Jember Utara.

"Sejak Belanda datang ke sini, yang awalnya ngurusi perkebunan. Kemudian bertemu pribumi (Pendeta Ebing) yang tertarik dengan kabar suka cita bernama Injil yang menceritakan tentang Yesus Kristus," kata Eklesius.

Setalah Pendeta Ebing dibaptis oleh misionaris Belanda.

Kata Eklesius , pria pribumi tersebut diberi gelar Guru Injil oleh komunitas kristen waktu itu.

"Guru Injil tidak sama dengan pendeta, pemberian gelar Guru Injil karena bisa menggambarkan Injil waktu itu," paparnya.

Lebih lanjut, pengunaan Injil Bahasa lokal dilakukan supaya firman tuhan mudah dipahami oleh masyarakat setempat.

Karena pada zaman kolonial, katanya, penduduk di Jember Utara merupakan pendatang dari Madura.

"Supaya mudah di pahami dalam konteks lokal, baik pendatang asli Madura yang menetap di sini maupun orang Madura yang tinggal di sini," ulas Eklesius.

Sejak saat itu, GKJW Sumberpakem tetap mengunakan Injil Berbahasa Madura hingga sekarang.

Dia bilang, untuk melestarikan warisan penyebar agama Kristen pertama di Jember Utara.

"Menjaga warisan pendahulu GKJW Sumberpakem ini supaya tidak hilang. Sampai hari ini hanya gereja kami yang mengunakan Injil Bahasa Madura dalam peribadatan," tuturnya.

Eklesius menuturkan gereja ini juga mengunakan kidung atau lagu puji pujian terjemahan Bahasa Madura, sebagai kitab pendukung Injil.

"Ada kidung pasamuan Kristen Jawa dan lagu populer diterjemahkan Berbahasa Madura. Kurang lebih ada 200 lebih lagu," tambahnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.