TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan telah menembakkan 130 drone atau pesawat tanpa awak ke Ukraina, pada malam Natal, Rabu (24/12/2025).
Hal ini membuat perayaan malam Natal 2025 di Ukraina menjadi kelam, lapor para pejabat Kyiv.
Akibat serangan itu, setidaknya dua orang telah tewas.
Serangan udara terbaru Moskow itu menewaskan satu orang di Kharkiv dan satu lagi di Odesa, dengan sekitar 35 lainnya terluka, Angkatan Udara Ukraina melaporkan, mengutip The Independent, Kamis (25/12/2025).
Serangan lebih lanjut diluncurkan semalam di Zaporizhzhia dan Sumy.
Serangan Rusia yang terus berlanjut di Ukraina terjadi meskipun upaya Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk menyegel kesepakatan damai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menguraikan rencana perdamaian baru yang melibatkan pembentukan zona ekonomi demiliterisasi atau bebas di Ukraina timur.
Yakni sebagai rute yang mungkin untuk mengakhiri perang.
Proposal tersebut menawarkan jaminan keamanan gaya Kyiv NATO sambil bersikeras bahwa zona demiliterisasi tetap berada di bawah pemerintahan dan kepolisian Ukraina.
Rusia belum menanggapi kesepakatan itu tetapi Kremlin telah berulang kali menegaskan kesepakatan apa pun tidak akan tercapai dengan cepat.
Serangan mematikan antara kedua belah pihak telah terjadi sepanjang minggu.
Baca juga: Zelensky Buka Opsi Tarik Pasukan dari Donetsk, Sinyal Ukraina Mengalah demi Perdamaian?
Setidaknya tiga orang tewas dalam ledakan di Moskow selatan di lokasi di mana seorang jenderal Rusia tewas awal pekan ini.
Sementara itu mengutip The Guardian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia akan bersedia untuk menarik pasukan dari jantung industri timur negara itu sebagai bagian dari rencana untuk mengakhiri perang Rusia.
Namun jika Moskow juga menarik kembali dan daerah itu menjadi zona demiliterisasi yang dipantau oleh pasukan internasional.
Proposal tersebut menawarkan kompromi potensial lain untuk mengendalikan wilayah Donbas.
Yakni yang telah menjadi titik utama dalam negosiasi damai.
Washington dan Kyiv telah beringsut lebih dekat ke formula yang disepakati bersama untuk mengakhiri perang di tengah berlanjutnya ketidakpastian atas tanggapan Moskow.
Terlepas dari apakah itu diterima oleh Moskow, itu menandai keberhasilan bagi Kyiv dalam menulis ulang rancangan AS sebelumnya yang telah dikritik sebagai daftar keinginan Kremlin.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)