PROHABA.CO, ACEH UTARA - Pascabanjir di Kabupaten Aceh Utara, sinyal telekomunikasi belum sepenuhnya normal.
Sudah memasuki sebulan pascabanjir besar yang melanda Kabupaten Aceh Utara pada akhir November 2025 lalu, kondisi jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut masih belum sepenuhnya pulih.
Hingga Kamis (25/12/2025), tercatat 12 kecamatan masih mengalami gangguan sinyal, sementara 15 kecamatan lainnya sudah kembali normal.
Artinya, hampir separuh wilayah kabupaten masih terdampak masalah komunikasi.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfosa) Aceh Utara, Halidi, MM, dikutip Serambinews.com, Jumat (26/12/2025), menjelaskan bahwa pemulihan jaringan belum berjalan maksimal karena adanya kendala di lapangan.
Salah satu hambatan utama adalah suplai listrik yang belum sepenuhnya pulih di sejumlah titik terdampak banjir.
“Kami sudah berulang kali berkoordinasi dengan Telkomsel.
Kendalanya, di beberapa lokasi listrik masih padam, sehingga jaringan belum bisa berfungsi maksimal,” ujarnya.
Adapun kecamatan yang masih mengalami gangguan jaringan meliputi Baktiya, Baktiya Barat, Banda Baro, Cot Girek, Dewantara, Langkahan, Lapang, Lhoksukon, Muara Batu, Nisam, Seunuddon, Pirak Timu, dan Simpang Keramat.
Baca juga: Gerak Cepat Pemulihan Jaringan Operasional Kantor Bank Aceh Capai 98 Persen
Baca juga: Jalur Bireuen-Takengon Dipastikan Aman Pasca Hujan Deras di Bener Meriah
Kondisi ini membuat masyarakat, terutama yang berada di lokasi pengungsian, semakin kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga maupun pihak luar.
Diskominfosa Aceh Utara telah melaporkan situasi ini ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) agar segera memberikan dukungan dan intervensi.
Halidi menegaskan, pihaknya berharap pemulihan jaringan bisa dipercepat karena komunikasi merupakan kebutuhan vital, terutama dalam kondisi darurat pascabencana.
Sebagaimana diketahui, banjir besar yang melanda Aceh pada akhir November 2025 berdampak pada 18 dari 23 kabupaten/kota.
Aceh Utara menjadi salah satu daerah terparah dengan ratusan korban jiwa, ribuan rumah rusak, serta lumpuhnya berbagai fasilitas umum.
Gangguan listrik dan telekomunikasi menjadi salah satu masalah utama yang hingga kini belum sepenuhnya teratasi.
Dengan kondisi ini, masyarakat Aceh Utara masih menunggu langkah cepat dari pemerintah pusat dan operator telekomunikasi untuk memastikan akses komunikasi kembali normal.
Pemulihan jaringan diharapkan tidak hanya memperbaiki layanan telepon dan internet, tetapi juga menjadi penopang utama bagi aktivitas ekonomi, pendidikan, dan koordinasi penanganan bencana di masa mendatang.
(Serambinews/Jafaruddin)
Baca juga: Mendagri Serahkan Bantuan Pascabanjir di Aceh Tamiang dan Aceh Timur
Baca juga: BPJN Aceh Targetkan Pembangunan Jembatan Permanen di Aceh Tengah Mulai 2026
Baca juga: 20 Gardu Induk Kembali Beroperasi, PLN Pastikan Listrik Aceh Normal Lagi