Menurut Chef Yongki, kunci utama gorengan renyah tidak hanya bergantung pada tepung terigu. Adonan perlu dikombinasikan dengan jenis tepung lain, seperti tepung tapioka, maizena, ganyong, tepung beras, hingga tepung ketan. Porsi idealnya sekitar 35 persen dari total adonan tepung. Campuran ini membantu menciptakan tekstur crispy dan tidak mudah melempem setelah digoreng.
Selain variasi tepung, bahan pengembang juga berperan penting. Chef Yongki menyarankan penggunaan soda kue atau baking powder dalam jumlah kecil. Soda kue bisa ditambahkan sekitar 5 persen dari total berat tepung. Bahan ini membantu menghasilkan pori-pori kecil pada adonan sehingga gorengan menjadi lebih kering dan renyah saat matang.
Pemilihan minyak juga tidak kalah penting. Chef Yongki merekomendasikan penggunaan minyak kelapa. Jenis minyak ini dinilai mampu membuat gorengan lebih renyah sekaligus tidak menyerap terlalu banyak minyak. Meski harganya relatif lebih mahal, minyak kelapa membantu hasil gorengan tetap kering dan tidak berminyak.
Chef Yongki Gunawan bagikan tips sederhna untuk membuat gorengan garing tahan lama. Foto: Thinkstock
|
Chef Yongki menekankan pentingnya memilih tepung dengan protein sedang atau rendah. Tepung berprotein tinggi justru membuat gorengan menjadi keras. Tepung terigu protein sedang bisa dikombinasikan dengan tepung beras. Perbandingannya, 25 persen dari tepung terigu diganti dengan tepung beras agar tekstur gorengan lebih ringan.
Ada satu bahan yang justru sebaiknya dihindari. Chef Yongki menyarankan untuk tidak menambahkan telur ke dalam adonan gorengan. Telur, baik putih maupun kuningnya, dapat membuat gorengan cepat melempem setelah dingin.
Dengan memperhatikan komposisi tepung, penggunaan bahan pengembang, pemilihan minyak, serta menghindari telur, gorengan bisa tetap garing lebih lama. Tips sederhana ini dapat diterapkan untuk berbagai jenis gorengan, mulai dari bakwan, tahu isi, hingga aneka gorengan sayur.








