Manajer PSM Minta Keterbukaan Publik Soal Keputusan Wasit di Laga vs Malut United
December 26, 2025 12:22 PM

 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Manajer PSM Makassar Muhammad Nur Fajrin meminta Komite Wasit PSSI terbuka ke publik. 

Hal ini menyusul beredarnya keputusan Komite Wasit yang mengakui kesalahan dilakukan wasit di laga PSM Makassar kontra Malut United pada pekan 15 Super League 2025/2026. 

Keputusan kontroversi diambil wasit  Yoko Suprianto di menit 83.

Saat itu, winger PSM Makassar Rizky Eka menusuk ke kotak penalti Malut United dari sisi kanan.

Ia melewati celah antara Wbeymar Angulo dan Safruddin Tahar.

Namun, upaya Rizky Eka mendapat tarikan dari Angulo di bagian pundak, sehingga membuatnya terjatuh di dalam kotak penalti.

Yoko Suprianto langsung menunjuk titik dan memberikan kartu kuning kepada Angulo.

Akan tetapi, Yoko Suprianto tiba-tiba menganulir keputusannya di saat Yuran Fernandes sudah siap menendang bola. 

Wasit berusia 26 tahun itu berlari ke pinggir lapangan untuk mengecek VAR. Keputusan mengejutkan diambil.

Ia membatalkan penalti PSM Makassar dan mencabut kartu kuning Angulo.

PSM Makassar pun kehilangan kesempatan mencetak gol penyama kedudukan.

Tim Juku Eja takluk 0-1 dari Malut United di Stadion BJ Habibie, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (21/12/2025).

Dalam keputusan Komite Wasit yang beredar, PSM Makassar dinilai layak mendapatkan penalti di momen tersebut. 

Pasalnya, pemain Malut United benar-benari dikalahkan dan kehilangan penguasaan bola, sehingga melakukan kontrak dengan penyerang PSM Makassar dengan tangan untuk menahannya.

Bahkan, Komite Wasit mengakui intervensi VAR dalam situasi yang tidak jelas memang mengkhawatirkan dan sangat menyesal atas kesalahan semacam ini. 

Muhammad Nur Fajrin berharap, Komite Wasit bisa terbuka menjawab pertanyaan publik untuk menghindari opini liar akibat perbuatan wasit.

Lantaran keputusan sang pengadil lapangan di pertandingan PSM Makassar vs Malut United memang menjadi perhatian banyak orang.

Jangan hanya pemain ketika disanksi diumukan ke publik, begitu pun dengan klub kalau dijatuhi hukuman. 

“Tidak ada salahnya Komite Wasit secara proporsional memberikan pertimbangan informasi ke publik terhadap situasi yang menjadi bahan perdebatan di publik,” katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Jumat (26/12/2025). 

Alumni Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini bersyukur Komite Wasit memberikan feedback proporsional dan memberikan pandangan objektif terhadap yang terjadi di lapangan. 

Namun, ia berharap, kesalahan wasit tidak terulang lagi.

Sebab, walau terbukti salah, tak memberikan dampak kepada PSM Makassar. 

PSM Makassar tetap kalah 0-1 dari Malut United. 

“Semoga tidak terulang lagi, karena kalau sesudah pertandingan tidak memberikan dampak apapun. Sudah lewat,” ucapnya. 

Ditanya soal wasit diberikan sanksi, Fajrin mengembalikan sepenuhnya kepada Komite Wasit. 

Lantaran kewenangan memberikan hukuman berada di tangan Komite Wasit yang dipimpin oleh Yoshimi Ogawa. 

“Saya percaya Komite Wasit menindaklanjuti hal tersebut,” ucapnya.

Wasit Asing ke Parepare

Fajrin meminta pertandingan PSM Makassar di kandangnya, Stadion BJ Habibie, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) dapat dipimpin wasit asing. 

Jangan hanya wasit impor memimpin pertandingan di Pulau Jawa. 

Akan tetapi, bisa  juga di luar Pulau Jawa, seperti laga Borneo Samarinda FC di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan pertandingan Malut United di Kota Ternate, Maluku Utara. 

“Saya berharap ke depan PSM Makassar di home sekali-kali dipimpin wasit asing juga, jangan hanya laga di area Jawa,” pintanya. 

Ia menyampaikan, permintaan ini bukan sebuah tendensi ke PSSI. 

Namun, upaya mendorong PSSI membangun ekosistem sepak bola yang baik ke depannya. 

“Kita ingin juga sejalan dengan federasi  membangun ekosistem sepak bola yang baik, karena kalau suporter tidak percaya pengadil di lapangan, sistem apa mau dipakai,” ucapnya.

Penambahan Wasit Asing

Fajrin menyebut, wasit asing memimpin pertandingan di Super League perlu ditambah.

Alasannya, Komite Wasit sendiri mengakui masih kekurangan wasit di Super League dengan banyaknya pertandingan. 

Tak kalah pentingnya, kehadiran wasit ini bisa membantu peningkatan sumber daya manusia (SDM) wasit lokal. 

“Jumlah kurang, sehingga diperlukan penambahan wasit dari luar. Ada transfer ilmu yang bisa berkembang, wasit lokal bisa duduk sama-sama dengan wasit asing,” pungkasnya. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.