Libur Natal dan Tahun Baru saat Musim Hujan, Waspadai Risiko Kesehatan Ini Agar Liburan Tetap Aman
December 26, 2025 01:38 PM

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Libur panjang Natal dan Tahun Baru selalu menjadi momen yang dinanti banyak keluarga. 

Namun di balik euforia perjalanan, ibadah, dan wisata akhir tahun, ada tantangan kesehatan yang kerap luput disadari.

Baca juga: Beda Parenting Tegas dan Galak, Apa Dampaknya untuk Kesehatan Mental Anak?

Dokter sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan bahwa penghujung dan awal tahun di Indonesia merupakan periode yang secara alami lebih rentan terhadap gangguan kesehatan, baik pada level individu maupun masyarakat.

“Jadi secara umum penghujung dan awal tahun di Indonesia adalah periode dengan risiko kesehatan yang meningkat. Bukan karena satu faktor tunggal tapi akibat akumulasi beberapa risiko yang saling berinteraksi,” ujar Dicky pada keterangannya, Jumat (26/12/2025). 

Baca juga: 45 Tahun AbadiNusa : Dari Fondasi Kuat hingga Strategi Masa Depan Industri Kesehatan Indonesia

Musim Hujan dan Penyakit yang Mengintai

Akhir tahun di Indonesia hampir selalu bertepatan dengan musim hujan. 

Kondisi ini menjadi faktor penting meningkatnya berbagai penyakit menular, terutama yang berkaitan dengan saluran pernapasan dan lingkungan.

“Akhir dan awal tahun di negara tropis seperti Indonesia itu biasanya bertepatan dengan musim hujan. Yang ini meningkatkan risiko infeksi saluran pernafasan akut, influenza-like illness, juga COVID-19 varian yang bersirkulasi,” jelasnya.

Selain penyakit pernapasan, musim hujan juga meningkatkan risiko demam berdarah, leptospirosis, serta penyakit yang menular melalui makanan dan air. 

Risiko ini bisa semakin besar ketika aktivitas luar rumah meningkat selama libur panjang.

Mobilitas Tinggi, Penularan Makin Mudah

Libur Natal dan Tahun Baru identik dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Mudik, wisata, dan ibadah massal membuat interaksi antarindividu meningkat drastis. 

Kondisi ini membuka peluang penularan penyakit antar manusia, terutama di ruang padat dan tertutup.

Tak hanya itu, akhir tahun juga sering diwarnai peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan gelombang tinggi. 

Dampaknya tidak hanya pada keselamatan perjalanan, tetapi juga pada akses layanan kesehatan dan distribusi obat.

Kerentanan kesehatan di akhir tahun juga dipicu oleh kondisi tubuh yang tidak optimal. 

Perjalanan panjang, kurang tidur, pola makan yang tidak seimbang, serta menurunnya kepatuhan terhadap pengobatan rutin sering terjadi selama masa liburan.

Di saat bersamaan, fasilitas kesehatan bekerja pada kapasitas tinggi, sementara sebagian tenaga kesehatan mengambil cuti. 

Dicky menilai kondisi ini membuat situasi kesehatan relatif terkendali, tetapi tetap rapuh.

“Jadi, situasi keamanan kesehatan menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 ini, Natal tahun 2025, Tahun Baru tahun 2026, bisa dikatakan relatif terkendali, tapi rentan,” ungkapnya.

Baca juga: Gayo Lues Terisolasi Pascabencana, Ampon Bang Salurkan 25 Ton Beras dan Layanan Kesehatan

Tips Aman: Sehat Sejak Sebelum Berangkat

Agar liburan tetap menyenangkan dan aman, pendekatan yang disarankan adalah manajemen risiko kesehatan berbasis fase perjalanan. 

Pada fase sebelum berangkat, kondisi kesehatan perlu dipastikan stabil, terutama bagi lansia, ibu hamil, anak-anak, dan penderita penyakit kronis.

Lengkapi obat rutin dan obat pribadi seperti obat demam, diare, alergi, serta oralit. Imunisasi yang relevan, seperti influenza bagi kelompok berisiko, juga penting untuk dipertimbangkan. 

Selain itu, pantau informasi cuaca dan potensi bencana di jalur perjalanan maupun tujuan.

*Tips Aman: Disiplin Saat Perjalanan dan Liburan*

Selama perjalanan mudik atau wisata, kebiasaan sederhana memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan. 

Menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika batuk, serta menggunakan masker di ruang padat atau tertutup sangat dianjurkan.

Cukupi kebutuhan cairan, istirahat secara berkala, dan hindari memaksakan perjalanan panjang tanpa jeda. 

Konsumsi makanan yang aman dan matang, terutama di rest area dan tempat wisata.

Jika muncul gejala awal seperti demam, nyeri kepala hebat, pusing, diare, atau sesak napas, pemeriksaan ke tenaga medis sebaiknya tidak ditunda.

Saat perayaan Natal dan Tahun Baru, aktivitas sebaiknya dilakukan secara proporsional dan sadar risiko. 

Menghindari kerumunan berlebihan, tidak memaksakan diri saat kondisi tubuh menurun, serta bepergian bersama pendamping menjadi langkah bijak.

Bagi keluarga dengan anggota berisiko tinggi, perlindungan berlapis perlu diterapkan. 

Ventilasi yang baik, kebersihan lingkungan, pembatasan kontak jika ada yang sakit, serta pengendalian konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak menjadi bagian penting dari liburan sehat.

Pada akhirnya, liburan sehat bukan berarti tanpa aktivitas, melainkan aktivitas yang direncanakan dengan kesadaran risiko.

Di negara tropis yang rawan bencana seperti Indonesia, menempatkan kesehatan sebagai bagian dari perencanaan liburan adalah bentuk menjaga diri dan keluarga agar kebahagiaan akhir tahun tidak berubah menjadi penyesalan.

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.