POS-KUPANG.COM, KUPANG - Informasi terkini harga emas hari ini Sabtu (27/12/2025) siang.
Siang ini harga emas Logam Mulia baik emas batangan emas Galeri24 dan emas UBS melambung tinggi.
Adapun harga emas UBS naik Rp 13.000 dan emas Galeri24 naik Rp 15.000.
Dilansir dari Pegadaian Jumat (26/12/2025) harga emas Galeri24 siang ini menjadi Rp 2.627.000 dari sebelumnya Rp 2.612.000 untuk ukuran 1 gram.
Begitu juga harga emas UBS naik dari Rp 2.671.000 menjadi Rp 2.684.000.
Sementara harga beli dan harga jual emas pun turut naik, dimana harga beli Rp 25.250 dan harga jual Rp 24.360 per 0,01 gram.
Cek harga emas Logam Mulia emas Galeri24, emas UBS mulai dari 0,5 gram hari ini Sabtu (27/12/2025) siang yang dilansir dari laman Pegadaian :
Baca juga: Naik Rp13.000, Harga Emas Antam Hari Ini,Jumat 26 Desember 2025 jadi Rp2,589.000 per Gram
*Harga emas Galeri 24
0.5 gram : Rp 1.378.000
1 gram : Rp 2.627.000
2 gram : Rp 5.175.000
5 gram :Rp 12.841.000
10 gram : Rp 25.613.000
25 gram : Rp 63.873.000
50 gram : Rp 127.646.000
100 gram : Rp 255.166.000
250 gram : Rp 636.348.000
500 gram : Rp 1.272.696.000
1.000 gram : Rp 2.545.391.000
*Harga Emas Antam
0.5 gram : -
1 gram : -
2 gram : -
5 gram : -
10 gram : -
25 gram : -
50 gram : -
100 gram : -
250 gram : -
500 gram : -
1000 gram : -
Harga Emas UBS
0.5 gram : Rp 1.451.000
1 gram : Rp 2.684.000
2 gram : Rp 5.326.000
5 gram : Rp 13.160.000
10 gram : Rp 26.182.000
25 gram : Rp 65.327.000
50 gram : Rp 130.386.000
100 gram : Rp 260.667.000
250 gram : Rp 651.476.000
500 gram :Rp 1.301.422.000
Penyebab Harga Emas Terus Naik
Emas selalu menjadi aset yang berharga sebagai investasi jangka panjang.
Namun belakangan ini harga emas terus menjulang.
Lantas apa yang menyebabkan harga emas terus naik?
Berikut 5 penyebah harga emas naik yang dilansir dari laman lakuemas :
1. Pengaruh Kondisi Ekonomi Global
Kondisi ekonomi dunia memiliki pengaruh besar terhadap harga emas. Saat ekonomi global melambat atau terjadi ketidakpastian, investor cenderung mencari aset yang dianggap “safe-haven” atau pelindung nilai — dan emas sering menjadi pilihan.
Sebaliknya, jika ekonomi kuat dan tumbuh cepat, investor sering beralih ke aset yang memberikan hasil tinggi (seperti saham atau obligasi) sehingga emas dapat mengalami fenomena koreksi.
2. Inflasi dan Nilai Uang
Ketika inflasi meningkat yakni harga barang dan jasa naik terus sehingga daya beli uang turun—maka banyak investor melihat emas sebagai alat pelindung nilai (hedge). Karena emas tidak menghasilkan bunga, tapi daya belinya relatif lebih tahan terhadap inflasi dibanding mata uang.
Sebaliknya, jika inflasi rendah atau stabil, daya tarik emas bisa berkurang karena nilai mata uang cenderung lebih stabil.
3. Suku Bunga dan Kebijakan Bank Sentral
Suku bunga adalah salah satu faktor kunci. Karena emas tidak menghasilkan bunga atau dividen, maka ketika suku bunga naik — artinya instrumen lain yang menghasilkan bunga menjadi lebih menarik — maka emas bisa berisiko terkoreksi.
Sebaliknya, suku bunga rendah membuat biaya oportunitas memegang emas (yaitu potensi imbal hasil yang dilepaskan dari aset berbunga) menjadi lebih kecil — sehingga emas menjadi lebih menarik.
4. Nilai Mata Uang (Khususnya Dolar AS)
Harga emas dan nilai mata uang, khususnya dolar AS, memiliki hubungan yang sering kali berlawanan. Bila dolar menguat, emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain ? permintaan dapat turun ? harga emas bisa melemah.
Sebaliknya, dolar melemah ? emas jadi relatif lebih murah bagi pembeli global ? permintaan naik ? harga emas bisa naik.
5. Ketidakpastian Politik, Konflik Geopolitik & Sentimen Pasar
Saat terjadi konflik, krisis politik, atau ketidakpastian tinggi (misalnya perang, sanksi ekonomi), investor sering mencari “safe-haven” ? emas dianggap pilihan. Demand naik ? harga emas naik.
Sentimen pasar dan psikologi investor juga memainkan peran: jika banyak yang percaya harga emas akan naik, mereka akan membeli ? hal ini bisa mendorong kenaikan. Dan sebaliknya saat kepercayaan turun. (*)