Viral Awan Pelangi Muncul Setelah Azan Zuhur, BMKG Jelaskan Penyebabnya
December 27, 2025 02:02 PM

 

TRIBUNJATIM.COM - Fenomena langit tak biasa menyapa Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Sebuah awan berwarna-warni menyerupai pelangi muncul di langit Pegatan, Kabupaten Kotawaringin Timur pada Senin (22/12/2025).

Fenomena tak biasa ini membuat warga berhenti sejenak untuk menyaksikan.

Penampakan ini viral salah satunya diunggah oleh akun Instagram @kalteng.*****.

“Terjadi di akhir tahun 2025. Ya Allah, jauhkan kami semua dari marabahaya, aamiin,” demikian suara yang terekam dalam video yang diunggah pada Selasa (23/12/2025).

Dalam video viral itu, lapisan awan tampak berkilau dengan warna berbeda-beda.

Fenomena awan berwarna-warni muncul bertepatan dengan waktu azan Zuhur.

Baca juga: BMKG Peringatkan Presiden Prabowo soal Indonesia Dikepung 3 Siklon Tropis, Potensi Bahaya Diungkap

Apa itu Awan Pelangi?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menegaskan langit berwarna-warni di Kotawaringin Timur bukanlah tanda marabahaya.

Awan iridescent biasanya muncul pada awan tipis seperti cirrus atau altostratus.

Secara visual, fenomena ini tampak sebagai kilauan warna pelangi yang muncul tidak beraturan di tepi awan dan dapat berubah-ubah mengikuti pergerakan awan.

Berbeda dengan pelangi pada umumnya, awan iridescent tidak membentuk lengkungan atau lingkaran sempurna.

Warna-warnanya muncul secara acak dan sering kali hanya terlihat di sebagian kecil awan atau di sekitar matahari.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Keresahan Warga Baru Kali ini Lihat Langit Merah di Pesisir Pantai Banten

Tangkapan layar video fenomena langit warna-warni di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (22/12/2025).
Tangkapan layar video fenomena langit warna-warni di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (22/12/2025). (Instagram/@kalteng.story)

BMKG Benarkan Ada Awan Pelangi di Kalteng

Guswanto membenarkan awan iridescent memang muncul di Pegatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Senin (22/12/2025).

Momen tersebut terekam bersamaan dengan azan Zuhur yang berkumandang, sehingga sebagian warga mengaitkannya dengan tanda-tanda alam tertentu.

Baca juga: Jatim Rawan Bencana Hidrometeorologi saat Nataru, BMKG Himbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Berbeda dengan Halo Matahari

Guswanto juga menjelaskan perbedaan awan iridescent dengan halo matahari, yang kerap dianggap serupa oleh masyarakat.

Awan iridescent muncul akibat proses difraksi cahaya di tepi awan dan menampilkan warna pelangi yang tidak beraturan.

Sementara itu, halo matahari berbentuk lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari atau bulan dan terbentuk akibat pembiasan cahaya oleh kristal es berbentuk heksagonal di atmosfer.

Dari segi durasi, awan iridescent umumnya bersifat singkat dan cepat berubah, sedangkan halo matahari dapat bertahan lebih lama selama kondisi atmosfer mendukung.

Guswanto pun menegaskan fenomena tersebut tidak berbahaya.

“Fenomena ini murni optik atmosfer, bukan tanda bencana. Kekhawatiran masyarakat wajar karena jarang terlihat, tetapi secara ilmiah ini hanyalah efek cahaya,” ujarnya.

Menurutnya, awan iridescent justru menjadi pengingat akan keindahan dan kompleksitas interaksi antara cahaya matahari dan atmosfer bumi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.