TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejumlah pengguna Jalan Tol Pekanbaru–Dumai menyampaikan keluhan terkait kondisi permukaan jalan yang dinilai tidak rata dan bergelombang.
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengendara karena dinilai berpotensi membahayakan keselamatan saat berkendara.
Menanggapi hal itu, Kepala Regional Sumatra Bagian Tengah PT Hutama Karya (Persero), Bromo Waluko Utomo, menegaskan bahwa pengelola tol secara konsisten memenuhi ketentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di ruas Tol Pekanbaru–Dumai.
Ia menjelaskan, upaya pemenuhan SPM dilakukan melalui pemeliharaan rutin maupun berkala, termasuk perbaikan pada titik-titik tertentu yang terdeteksi bermasalah.
Selain itu, pihak pengelola juga memastikan ketersediaan rambu lalu lintas serta perangkat keselamatan jalan guna menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna tol.
"Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi jalan bergelombang, adalah kendaraan dengan muatan berlebih (overload) yang dapat mempercepat penurunan kinerja perkerasan," kata Bromo kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (26/12/2025).
Untuk itu, pihaknya mengimbau pengguna jalan, khususnya kendaraan angkutan, untuk memastikan kendaraan tidak mengalami over dimension dan overload (ODOL), mematuhi batas kecepatan, menjaga jarak aman, serta mengikuti rambu dan arahan petugas.
"Apabila menemukan kondisi yang perlu penanganan segera, pengguna dapat melaporkan melalui call center Tol Pekanbaru–Dumai di 082177088880 atau melalui akun resmi jalan tol kelolaan Hutama Karya di @HutamaKaryaTollroad," tutup Bromo.
Baca juga: INILAH 10 Provinsi dengan UMP 2026 Tertinggi dan Terendah di Indonesia
Baca juga: Pakar: Mengelola Parkir Adalah Menata Wajah Kota Pekanbaru
Sebelumnya, ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai di Riau dilaporkan memiliki banyak gelombang yang mengancam keselamatan pengguna.
Jalan tol sepanjang 131,48 kilometer ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatra dan menjadi jalur strategis di Provinsi Riau.
Saat melintasi jalan tol tersebut, kelengkapan sarana dan prasarana tampak memadai, mulai dari rambu lalu lintas hingga rest area.
Jalan tol yang telah beroperasi penuh sejak 25 September 2020 ini berperan penting dalam mendukung konektivitas wilayah Sumatera.
Namun, saat melintas, teridentifikasi banyak kondisi jalan yang bergelombang, miring, serta ketidaknyamanan di beberapa titik sambungan jembatan, bahkan saat cuaca cerah.
Meski terlihat ada pekerja yang melakukan perbaikan, kenyamanan berkendara secara keseluruhan masih dirasakan kurang optimal.
Kondisi jalan yang tidak rata pada kecepatan tinggi berpotensi membahayakan, terutama bagi pengendara yang kurang fokus atau belum mengenal karakteristik ruas jalan.
Permukaan jalan yang tidak stabil diketahui dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, sehingga diperlukan perhatian serius dari pengelola untuk perbaikan menyeluruh dan berkelanjutan.
Jalan tol Pekanbaru-Dumai diharapkan tidak hanya mengedepankan kecepatan dan konektivitas, tetapi juga standar keselamatan dan kualitas infrastruktur yang optimal.
Salah seorang pengguna tol, Wino (48), mengaku merasakan banyak gelombang di jalan tol tersebut.
"Lumayan banyak gelombang. Kalau tidak hati-hati berkendara, ya bisa celaka," kata Wino saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Kamis (25/12/2025).
Wino menuturkan, pihak pengelola jalan tol semestinya lebih serius memperhatikan kondisi jalan yang bergelombang agar segera diperbaiki mengingat banyaknya kendaraan yang melintas, terutama saat volume kendaraan meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru.
"Harapan kita ya diperbaiki atau diratakan jalan yang bergelombang itu. Soalnya kan jalan ini berbayar. Tarifnya lumayan mahal. Jangan ambil untung saja, kualitas jalan harus diperhatikan," kata Wino.