BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Di saat warga akan memulai aktivitas harian, tiba-tiba banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Sabtu (27/12/2025) pukul 06.00 Wita.
Hujan sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi diduga menyebabkan naiknya debit air.
Berbeda dari banjir biasanya yang hanya setinggi lutut orang dewasa, kali ini ketinggian air menenggelamkan sejumlah rumah.
Di Desa Sungsum dan wisata pemandian Meranting di Kecamatan Tebing Tinggi, rumah hanya terlihat bagian atap. Sejumlah warga terpaksa menyelamatkan diri menaiki atap.
Kasi Kemasyarakatan Kecamatan Tebing Tinggi, Anshari Astami menyampaikan, sejumlah desa yang terdampak meliputi Sungsum, Mayanau, Bumbuan hingga Simpang Nandung.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Juga Terjang Astambul Kabupaten Banjar, Atap Rumah Warga Terbang Terbawa Angin Kencang
Menurut dia, kendati banjir mulai surut saat siang, dampaknya membuat trauma warga.
“Inggih kami trauma, kada pernah banjir setinggi ini. Banyak yang menyelamatkan diri ke atap,” ujar satu warga Desa Sungsum yang jadi korban, Safrudin.
Rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, atap teras depan roboh, bagian dapur juga rusak diterjang banjir.
Safrudin tidak menyangka air begitu cepat masuk ke dalam rumah.
Air begitu tinggi, sehingga tak terpikirkan lagi menyelamatkan barang.
“Tidak sempat lagi beres-beres, sibuk menyelamatkan diri,” katanya.
Safrudin tinggal bersama istri dan satu anak. Mereka tinggalkan rumah dan pergi ke titik lebih tinggi.
Banjir berdampak pada ribuan rumah di beberapa desa Kecamatan Halong dan Tebing Tinggi.
Ada pun Kecamatan Juai dan Awayan terdampak turunnya air.
Merujuk data Polres Balangan, khusus di Kecamatan Tebing Tinggi ada 1.466 KK terdampak, terdiri dari delapan desa.
Di antaranya Desa Juuh, Desa Gunung Batu dan Desa Sungsum serta Desa Mayanau yang terparah.
Kerusakan material tak terhitung lagi. Mulai dari kendaraan yang tenggelam, hingga sejumlah rumah warga yang ambruk.
Kapolres Balangan, AKBP Yulianor Abdi bersama jajaran Kodim 1001/HSU-Balangan terjun ke lapangan turut serta membantu pembersihan.
Banjir tak hanya terjadi di Balangan. Sejumlah wilayah lain di Kalsel juga mengalami kerusakan infrastruktur dan bahkan korban jiwa, seperti di Kabupaten Tanahlaut (Tala).
Putusnya jembatan box culvert di Desa Martadah Baru, Tambangulang, Tala, Sabtu dini hari, tak cuma menyebabkan terputusnya akses warga di dusun 2 dan 3.
Sudarto (70) warga RT 4 Dusun 1 meninggal akibat terperosok ke bawah jembatan yang putus tersebut.
Sekitar pukul 05.00 Wita ada seorang warga setempat berkendara hendak melewati jembatan dari arah RT 8.
Tapi tak jadi lewat karena melihat jembatan telah runtuh meski belum total.
“Warga kami itu melihat lampu kendaraan yang menyorot ke atas. Tapi dia tak sampai mengecek lampu itu, balik kanan,” tutur Kades Martadah Baru, Slamet Prayitno.
Barulah sekitar pukul 06.00 Wita, sambung Slamet, warga lain hendak melintas dan berhenti di lokasi jembatan putus.
Dia melihat ada orang tergeletak di bawah jembatan bersama sepeda motornya.
Tak lama setelah itu, sekitar 10 menit, jembatan itu putus total.
Sementara di Hulu Sungai Selatan (HSS), akibat hujan deras dan tingginya debit air Sungai Amandit, Loksado, berdampak terhadap fasilitas umum dan rumah warga.
Di Desa Tumingki, tepatnya di Datar Mangkung, Loksado, jembatan gantung yang menjadi akses utama warga, putus, hanya menyisakan tiang.
Kepala Desa Tumingki, Muhammad Yadi menuturkan, akibat kejadian tersebut puluhan rumah terdampak, bahkan hampir terisolasi.
Satu pemilik penginapan Loksado di Desa Hulu Banyu, juga turut terdampak banjir.
Erni menuturkan, air begitu cepat naik, sekitar 30 menit ketinggian air sudah mencapai 2 meter.
Akibatnya, sejumlah fasilitas miliknya, seperti glamping hanyut terbawa arus dan mobil pikap terendam.
“Ada tiga glamping kami yang hilang terbawa air banjir. Lemari es dan warung ikut terdampak,” sebutnya.
Pascabanjir di Loksado, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSS membunyikan sirine Early Warning System (EWS) Siaga Banjir di Mako BPBD HSS, Kandangan.
Tak lama, air banjir kiriman telah merendam wilayah Kandangan dan sekitarnya.
Akses jalan provinsi dan kabupaten sampai digenangi oleh air berwarna cokelat.
Berdasar data bencana banjir dari Pusdalops-PB BPBD HSS, sekitar pukul 15.54 Wita, setidaknya tercatat 2.895 jiwa telah terdampak untuk wilayah Kecamatan Kandangan.
Melingkupi Kelurahan Kandangan Barat, Jambu Hilir, Kandangan Kota, dan Kandangan Utara dengan objek terdampak rumah-rumah warga.
(Banjarmasinpost)