Ibu dan Bayi Terjebak Banjir di Martapura Kalsel, Tim SAR Bergerak ke Tiga Desa di Kabupaten Banjar
December 28, 2025 09:52 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Beredar informasi dari seorang warga yang menyebut ada ibu dan bayinya terjebak banjir di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Hal itu langsung direspons oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Banjarmasin.

Laporan tersebut diterima Kansar Banjarmasin pada Sabtu malam (27/12/2025) sekitar pukul 21.15 Wita dari seorang warga bernama ibu Ika. 

Dia menyampaikan soal kondisi banjir yang merendam permukiman di Desa Tunggul Irang, Desa Bincau, dan Desa Labuan Tabu.

Di sana ada sejumlah warga yang tidak dapat menyelamatkan diri.

Baca juga: Banjir di Kalsel, Warga Balangan Selamatkan Diri ke Atap, Lansia Tala Tewas Jatuh di Jembatan Putus

Tak berselang lama, pukul 21.32 Wita, satu tim rescue berjumlah tujuh personel langsung diberangkatkan dari KPP Banjarmasin menuju lokasi yang berjarak sekitar 22,4 kilometer.

Kepala Kantor SAR Banjarmasin, I Putu Sudayana, mengatakan, tim dikerahkan untuk melakukan asesmen cepat sekaligus evakuasi terhadap warga yang paling membutuhkan pertolongan.

“Begitu menerima informasi adanya warga yang terjebak banjir, termasuk bayi dan ibu-ibu, kami langsung mengerahkan tim rescue lengkap dengan peralatan water rescue,” ujar dia, Minggu (28/12/2025).

Dalam operasi tersebut, tim SAR gabungan melibatkan Kansar Banjarmasin, BPBD Kabupaten Banjar, Emergency Banjar Response (EBR), serta Damkar Kabupaten Banjar. 

Berbagai peralatan disiagakan, mulai dari rescue car, rubber boat bermesin, tandu, hingga perlengkapan medis dan komunikasi.

Namun, proses evakuasi dihadapkan pada kondisi hujan yang masih mengguyur wilayah Martapura, disertai arus air yang cukup deras. 

Kansar Banjarmasin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan segera menghubungi nomor darurat 115 jika membutuhkan bantuan SAR.

Operasi SAR akan terus dilanjutkan hingga seluruh warga terdampak berhasil dievakuasi dan situasi dinyatakan aman.

Banjir Rendam 68 Desa di Banjar

Sebelumnya, hujan yang terus turun hingga sore kemarin mengakibatkan banjir di Karangintan, Banjar. 

 

Bahkan, luapan sungai yang cukup deras membuat sebagian warga dievakuasi ke pengungsian yang disiapkan Perguruan Muhammadiyah Karangintan, Banjar. 

Mereka yang mengungsi adalah warga Karangintan RT 2.

Sebagian warga lain memilih bertahan di rumah masing-masing, hanya barang yang diungsikan ke pengungsian.

Koordinator Pengungsian, Neneng Ayu Pustita menjelaskan, pengungsian di Karangintan, sudah disiapkan. 

“Untuk saat ini yang mengungsi ada dua kepala keluarga (KK) sebanyak enam orang. Satu di antaranya lansia, kalau balita tidak ada,” kata Neneng.

Masih dari wilayah Karang Intan, Jembatan Danau Tamiang rusak hingga tidak dapat difungsikan. 

Jembatan yang menjadi penghubung utama antara Desa Mandikapau Barat 1 dan Mandikapau Barat 2 itu putus sekitar pukul 06.00 Wita.

Derasnya aliran air sungai yang meningkat cepat diduga menjadi penyebab kerusakan struktur jembatan sepanjang kurang lebih 200 meter tersebut.

Syauqi menambahkan, banjir tidak menimbulkan korban jiwa. 

Dampak terhadap pemukiman juga tergolong ringan, meskipun beberapa rumah dan warung di kawasan wisata sempat dikosongkan sementara sebagai langkah antisipasi saat hujan lebat terjadi pada malam hari.

Terkait arus jemaah menuju Martapura dalam rangka Momen 5 Rajab Sekumpul, Kholis memastikan jalur utama masih dapat dilalui.

Ada pun berdasar pantauan Balai Wilayah Sungai (BWS) III Kalimantan Selatan, tinggi muka air Sungai Martapura tercatat mencapai 9,6 meter pada Sabtu (27/12) pagi, dengan kondisi cuaca hujan dan jarak jagaan tersisa hanya 0,4 meter.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar, Yayan Daryanto, mengatakan, peningkatan debit Sungai Martapura turut berdampak pada meluasnya genangan banjir di sejumlah wilayah permukiman warga. 

“Banjir genangan saat ini terjadi di 11 kecamatan dengan total 68 desa terdampak. Tim masih melakukan pendataan jumlah kepala keluarga dan jiwa yang terdampak,” tuturnya.

Dia mengatakan, wilayah yang terdampak cukup luas.

Meliputi Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Karang Intan, Astambul, Sungai Tabuk, Mataraman, Pengaron, hingga Cintapuri Darussalam.

Di beberapa desa, air telah merendam rumah warga, fasilitas umum, serta sarana pendidikan.

Selain banjir, BPBD Banjar juga mencatat terjadinya tanah longsor di dua lokasi.

Longsor terjadi di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, dengan total lima titik longsoran.

Satu lokasi longsor di Bukit Tiwingan sempat menutup akses jalan secara total.

Tapi telah ditangani menggunakan alat berat dan kini jalur tersebut kembali dapat dilalui.

Longsor juga dilaporkan terjadi di Desa Gunung Batu, Kecamatan Sambung Makmur, pada Sabtu siang sekitar pukul 12.54 Wita.

Di lokasi lain, seluruh badan jalan di kawasan Pasar Pengaron terendam banjir, sehingga aktivitas warga terganggu.

Sekretaris Desa Benteng, Kecamatan Pengaron, Ahmad Sarpa’i, mengatakan, jelang malam ketinggian air sungai masih terus mengalami kenaikan. 

Berdasar hasil pengukuran terakhir, tinggi muka air telah mencapai sekitar 200 cm. 

(Banjarmasinpost)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.