TRIBUNNEWS.COM – Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti siswa kelas 10 SMA halaman 37 membahas tentang keimanan.
Menurut KBBI, iman berarti kepercayaan atau keyakinan yang berkaitan dengan agama, yaitu kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, nabi, kitab suci, serta ketetapan hati atau keteguhan batin.
Dalam materi PAI dan Budi Pekerti kelas 10 halaman 37, siswa diminta untuk menjawab soal pertanyaan pada Aktivitas 2.4.
Buku pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 Kurikulum Merdeka merupakan karangan Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2017.
Berikut Tribunnews sajikan kunci jawaban buku PAI dan Budi Pekerti kelas 10 halaman 37 "Aktivitas 2.4".
Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 7 Halaman 89: Aktivitas 4.2 Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya
Bacalah dengan teliti wacana berikut ini!
1. Iman, Islam dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya berjalan beriringan. Barangsiapa mengurangi atau memisahkan salah satunya, maka telah berkuranglah sebagian dari agamanya. Iman, Islam dan ihsan ini ada tingkatan-tingkatannya. Sebagai contoh orang yang imannya masih lemah, maka ia mengerjakan salat tapi tidak khusyu, tidak menjaga adab-adabnya dan masih sering mengerjakan maksiat. Sedangkan orang yang imannya sudah sampai pada level ihsan maka akan khusyu dalam salatnya, terjaga adabnya, menjalankan sunah-sunahnya dan salat tersebut membentenginya dari perbuatan maksiat.
2. Diskusikan di dalam kelas, bagaimana pendapat kalian dengan wacana tersebut? Jelaskan bagaimana konsekuensi dari seseorang yang beriman!
3. Presentasikan hasil diskusi kalian secara bergantian di dalam kelas!
Baca juga: Kunci Jawaban Koding dan Kecerdasan Artifisial Kelas 5 Halaman 139, Tantangan Awal
Pendapat terhadap Wacana
Menurut pendapat kami, wacana tersebut sangat tepat dan sesuai dengan ajaran Islam. Iman, Islam, dan ihsan memang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Iman berkaitan dengan keyakinan dalam hati, Islam berkaitan dengan pelaksanaan ajaran secara lahiriah, sedangkan ihsan berkaitan dengan kualitas ibadah dan akhlak, yaitu beribadah seolah-olah melihat Allah dan merasa selalu diawasi oleh-Nya.
Jika salah satu dari ketiganya berkurang atau dipisahkan, maka kualitas keagamaan seseorang juga akan berkurang. Contohnya, seseorang yang beriman tetapi tidak menjalankan perintah Islam dengan baik, maka imannya menjadi lemah. Sebaliknya, orang yang menjalankan ibadah Islam tanpa dilandasi iman yang kuat, ibadahnya bisa menjadi rutinitas tanpa makna. Adapun ihsan merupakan tingkatan tertinggi, karena pada level ini seseorang tidak hanya menjalankan ibadah, tetapi juga menjaga akhlak dan menjauhi perbuatan maksiat.
Konsekuensi dari Seseorang yang Beriman Seseorang yang benar-benar beriman memiliki beberapa konsekuensi dalam kehidupannya, antara lain:
Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, seperti salat, puasa, dan menjauhi maksiat. Meningkatkan kualitas ibadah, sehingga ibadah tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi dilakukan dengan khusyuk dan penuh kesadaran.
Menjaga akhlak dan adab, baik kepada Allah, sesama manusia, maupun lingkungan. Merasa selalu diawasi oleh Allah, sehingga berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan. Menjadikan ibadah sebagai benteng dari perbuatan buruk, sebagaimana salat yang mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Kesimpulan
Iman, Islam, dan ihsan harus berjalan seimbang dan saling melengkapi. Semakin kuat iman seseorang, semakin baik pula pelaksanaan Islam dalam kehidupannya, dan semakin tinggi tingkat ihsan yang tercermin dalam akhlak serta perilakunya sehari-hari.
Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 7 Halaman 89: Aktivitas 4.2 Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya
Disclaimer:
(Tribunnews.com/Oktavia WW)