SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Provinsi Aceh menggandeng Ketua LPAI Pusat, Kak Seto Mulyadi, untuk melaksanakan kegiatan trauma healing bagi anak-anak korban bencana hidrometeorologi di Aceh.
Kegiatan kemanusiaan ini akan dipusatkan di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, dua dari 14 kabupaten/kota yang terdampak cukup signifikan.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Bayan Group melalui inisiatif sosial BAYAN Peduli. Ketua LPAI Pusat, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Psi., bersama rombongan dijadwalkan bertolak ke Aceh pada Jumat, 26 Desember 2025.
Selanjutnya, rangkaian kunjungan lapangan dan kegiatan trauma healing berlangsung selama dua hari, pada 27–28 Desember 2025, dengan menyasar sejumlah titik lokasi pengungsian di kedua kabupaten tersebut.
Kegiatan ini turut didampingi oleh Rektor Universitas Jabal Ghafur Sigli, Dr. H. Heri Fajri, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Junaidi Salat, S.Kom., M.Kom., Ir. Mukhsin Nuzula, S.T., M.T., serta Dr. Nasruddin, S.Pd., M.Pd.
Baca juga: Unigha Teken MoU dengan LPAI Aceh, Hadirkan Kak Seto dalam Kuliah Umum
Ketua LPAI Provinsi Aceh, Marzuki Ahmad, S.HI., M.H., kepada Serambinews.com, Minggu (28/12/2025) mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian LPAI terhadap kondisi psikologis anak-anak yang terdampak bencana.
Menurutnya, anak-anak menjadi kelompok paling rentan mengalami trauma akibat kehilangan tempat tinggal, terganggunya aktivitas belajar, serta tekanan emosional pascabencana.
“Trauma healing menjadi kebutuhan mendesak bagi anak-anak di lokasi bencana. Kehadiran langsung Kak Seto bersama LPAI Pusat diharapkan dapat memberikan penguatan psikologis dan semangat baru agar anak-anak tidak larut dalam trauma berkepanjangan,” ujar Marzuki.
Ia menambahkan, di sela-sela kunjungan tersebut juga akan dilaksanakan kuliah umum serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pelaksanaan Satgas PPKS bersama Universitas Jabal Ghafur Sigli.
Selain pendampingan psikologis, LPAI juga akan menyalurkan bantuan berupa perlengkapan sekolah, seperti tas, alat tulis, dan kebutuhan belajar lainnya. Bantuan ini ditujukan untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak di tengah kondisi darurat.
Kegiatan trauma healing akan dikemas dengan pendekatan ramah anak melalui aktivitas edukatif dan rekreatif, seperti bermain bersama, mendongeng, bernyanyi, serta sesi komunikasi interaktif.
Kegiatan ini dipandu oleh konselor Aceh, di antaranya Hetti Zuliani, S.Pd., M.Pd., Ph.D., T. Fadhli, M.Pd., Vernada Erika Dani, S.Pd., serta Talenta Muda Public Speaking Aceh, M. Agmar Media, M.H.
Marzuki menjelaskan, sebelum pelaksanaan kegiatan, LPAI Aceh telah melakukan berbagai persiapan teknis, termasuk pendataan jumlah anak di lokasi pengungsian agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
“Kami ingin memastikan setiap paket bantuan benar-benar diterima oleh anak-anak yang membutuhkan. Karena itu, pendataan di lapangan menjadi prioritas,” jelasnya.
Selain itu, LPAI Aceh juga menyiapkan relawan dan panitia lokal yang berasal dari berbagai unsur, seperti pemerhati anak, tenaga pendamping sosial, serta komunitas lokal. Para relawan ini akan bertugas mendampingi anak-anak, memandu kegiatan, dan membantu koordinasi dengan pihak terkait di daerah.
Kunjungan Ketua LPAI Pusat ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara LPAI Pusat, LPAI Daerah, pemerintah setempat, dan masyarakat dalam upaya perlindungan serta pemulihan anak pascabencana.
LPAI menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi anak-anak korban bencana agar dapat pulih secara psikologis dan kembali menatap masa depan dengan harapan yang lebih baik.(*)