Duka di Agam Belum Usai, Kini Jorong Pasar Maninjau Dilanda Longsor, Debit Sungai Meluap
December 28, 2025 05:46 PM

TRIBUNPADANG.COM- Longsor kembali terjadi di Sungai Muaro Pisang, Jorong Pasar, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Minggu (28/12/2025) siang, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Hujan yang rutin turun menyebabkan tanah di sekitar sungai labil dan memicu longsor. 

Kondisi itu diperparah dengan meningkatnya debit air Sungai Muaro Pisang.

Baca juga: Material Batu dan Kayu Merusak Rumah Warga, Galodo Hantam Pasa Maninjau Agam Ketiga Kalinya

Material longsor kemudian terbawa arus sungai yang meluap dan mengalir hingga ke area permukiman warga.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti, membenarkan peristiwa tersebut. 

Ia mengatakan longsor terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.

“Benar, hari ini sekitar pukul 14.30 WIB terjadi longsor dan debit air Sungai Muaro Pisang juga meningkat,” ujar Roza saat dikonfirmasi TribunPadang.com melalui sambungan telepon, Minggu (28/12/2025) pukul 15.34 WIB.

Baca juga: Galodo Susulan Terjang Pasa Maninjau, 60 KK di Agam Mengungsi Kedua Kalinya, Rumah Rusak Bertambah

Menurut Roza, longsor dipicu oleh tingginya curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. 

Debit air sungai yang meluap membuat material longsoran terbawa arus menuju permukiman warga.

“Selain longsor, debit air sungai juga meluap, sehingga material longsor terbawa dan mengarah ke permukiman warga,” jelasnya.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan masyarakat, hujan masih berlangsung di lokasi kejadian hingga Minggu sore.

“Data hujan tercatat terjadi sejak 23, 25, 27, hingga 28 Desember 2025,” pungkas Roza.

Sempat Terjadi Galodo

Kamis (25/12/2025), lalu galodo juga terjadi di Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Peristiwa yang terjadi pada Kamis siang itu disebut sebagai kejadian terparah dalam sebulan terakhir karena membawa material banjir dalam jumlah besar.

Kepala Pelaksana BPBD Agam Rahmat Lasmono menyampaikan galodo Pasa Maninjau kali ini membawa material batu dan kayu yang terbawa arus deras dari hulu sungai. 

Material tersebut menghantam rumah warga di sekitar lokasi kejadian.

"Galodo terjadi secara berulang sejak akhir November 2025, Kejadian galodo ini sejak bulan lalu sudah tiga kali berulang,” ujar Rahmat Lasmono kepada TribunPadang.com, Jumat (26/12/2025).

Ia menjelaskan, galodo pertama terjadi pada 23 November 2025, kemudian disusul kejadian berikutnya hingga yang terakhir terjadi pada Kamis (25/12/2025) siang.

“Sejak 23 November hingga kemarin, sudah tiga kali terjadi banjir bandang susulan,” jelasnya.

Menurut Rahmat, galodo yang terjadi pada Kamis siang merupakan kejadian terparah karena membawa material banjir dalam jumlah besar.

“Yang paling banyak membawa material itu kejadian kemarin,” ungkapnya.

Material berupa batu dan kayu yang terbawa arus deras tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.

BANJIR BANDANG- Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir bandang (galodo) susulan di Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/12/2025). Galodo susulan tersebut menyebabkan sejumlah rumah rusak dan memaksa 60 kepala keluarga kembali mengungsi.
BANJIR BANDANG- Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir bandang (galodo) susulan di Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/12/2025). Galodo susulan tersebut menyebabkan sejumlah rumah rusak dan memaksa 60 kepala keluarga kembali mengungsi. (Dokumentasi/BPBD Agam)

“Karena membawa material, beberapa rumah warga ikut mengalami kerusakan,” katanya.

Selain itu, akses jalan di kawasan Jorong Pasa Maninjau sempat tertutup material galodo dan tidak bisa dilalui kendaraan.

Namun, Rahmat memastikan akses jalan kini sudah kembali normal setelah dilakukan pembersihan.

“Untuk saat ini akses jalan sudah bisa dilalui. Sebelumnya memang sempat tertutup dan tidak bisa dilewati,” ujarnya.

Pembersihan material dilakukan segera setelah kejadian dengan melibatkan petugas dan warga setempat.

“Langsung dibuka kembali setelah kejadian, sehingga sekarang sudah bisa dilalui,” jelas Rahmat.

Dampak galodo susulan ini juga menyebabkan sebanyak 60 kepala keluarga (KK) kembali harus mengungsi.

“Ada tambahan rumah warga yang mengalami kerusakan. Kemudian masyarakat dievakuasi sebanyak 60 KK,” katanya.

Rahmat mengungkapkan, sebagian warga sebelumnya sempat kembali ke rumah masing-masing usai galodo yang terjadi sekitar sebulan lalu. Namun, demi keselamatan, warga kembali dievakuasi akibat galodo susulan.

“Masyarakat tersebut sudah sempat kembali ke rumah. Sekarang dievakuasi kembali,” tegasnya.

Saat ini, warga terdampak ditempatkan di posko pengungsian, sementara sebagian lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat.

“Masyarakat sudah kita tempatkan di pengungsian, dan sebagian lagi ada yang mengungsi ke rumah kerabatnya,” jelas Rahmat.

Meski demikian, ia memastikan tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa tersebut.

“Untuk korban jiwa dan korban luka-luka nihil,” ujarnya.

Rahmat juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi galodo susulan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga, khususnya yang bermukim di tepi sungai karena masih rawan terjadi galodo susulan,” tutupnya.

Sebelumnya, video yang diterima TribunPadang.com memperlihatkan derasnya aliran banjir berwarna cokelat yang membawa material batu dan kayu. Arus galodo tampak sangat deras hingga memicu kepanikan warga dan petugas di lokasi.

Dalam rekaman tersebut, sejumlah warga terlihat dievakuasi dan menjauh dari kawasan terdampak. Galodo terjadi pada siang hari saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.