Jelang Tahun Baru, Warga Manado Mandi di 'Pantai Terakhir' Karangria Manado
December 28, 2025 07:22 PM

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Momen liburan Natal dan Tahun Baru digunakan warga Manado untuk bertamasya.

Salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi adalah Pantai Karangria di Kelurahan Karangria, Kecamatan Tuminting, Manado, Sulut. 

Selain untuk bersantai, tujuan warga sambangi pantai Karangria adalah untuk terapi kesehatan. 

Ini dipandang penting dilakukan setelah konsumsi lemak yang tinggi di hari Natal. 

Amatan Tribun Manado Minggu (28/12/2025) sore, Pantai Karangria dipenuhi warga. 

Sebagian besar berada di air. 

Ada yang berenang, ada pula yang berendam dengan bantuan benen. 

Sejumlah warga cukup puas duduk di pesisir. 

Komposisi warga cukup lengkap. 

Dari manula hingga batita. 

Yang manula terapi, yang balita bermain. 

Andre seorang warga mengaku datang dengan istri dan seorang anaknya. 

Menurut dia, berwisata disana nyaman. 

"Anak saya sangat senang berada di sini, dia mandi sepuasnya," katanya. 

Andre sendiri tak mandi.

Tapi ia menikmati pemandangan disana.

"Disana indah, ada laut, kemudian pulau di kejauhan, sesekali ada perahu yang datang membawa ikan, ini suasana yang menghibur," katanya. 

Lain lagi dengan Mele.

Ia datang bersama ayahnya yang alami sakit persendian. 

"Mungkin terlalu banyak makan lemak," kata dia. 

Di pantai tersebut, ia bercerita, sang ayah mencelupkan kaki yang bengkak di air laut.

Itu, diakuinya, sangat membantu pengobatan sang ayah. 

Pantai Terakhir

Pantai Karangria Manado dijuluki pantai terakhir di Manado. 

Hal ini karena pantai ini merupakan satu-satunya pantai di Manado dimana warga bisa mandi dengan nyaman, aman dan gratis. 

Max Gandaria, salah satu perwakilan nelayan di sana.

Pria berusia 70 tahun ini mengaku asal usul pantai tersebut agak misterius.

Dulunya pantai agak menjorok ke daratan.

Kemudian ada timbunan, lantas pantai tersebut muncul.

"Mulailah ini jadi pantai indah tempat mandi, lalu muncul keistimewaan lainnya yakni bisa jadi tempat terapi penyakit stroke," kata dia.

Tempat itu pun jadi harapan masyarakat setempat, terlebih nelayan.

Tapi datangnya wacana reklamasi membuyarkan impian tersebut.

Ia mengaku reklamasi akan merugikan nelayan.

"Kami pun berjuang, sudah sidang beberapa kali di Jakarta dan kami menang," katanya.

Ada hal unik terjadi.

Kala sidang, entah bagaimana, tiba-tiba datang penyu yang bertelur di pantai ini.

Tak tanggung tanggung, penyu yang datang hingga empat ekor.

Ia mengamini ini adalah tanda dari Tuhan, bahwa pantai terakhir ini harus tetap ada di Manado.

"Saya percaya ini adalah tanda dari Tuhan, ini pantai terakhir yang harus kita jaga bersama agar jangan punah," kata dia.

(TribunManado.co.id/Art)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.