Curhat Pengelola Baturraden: Kunjungan Turun Gegara Larangan Study Tour
December 28, 2025 05:59 PM

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Hawa sejuk lereng Gunung Slamet memang 'nggak ada obatnya'.

Meski zaman terus berganti dan obyek wisata baru bermunculan bak jamur di musim hujan, Lokawisata Baturraden tetap punya tempat tersendiri di hati pelancong.

Minggu (28/12/2025), suasana di ikon wisata Banyumas ini tampak hidup. Ribuan orang memadati area seluas 16 hektare tersebut, menikmati sisa libur akhir tahun sambil berburu kesejukan.

Baca juga: Taman Safari Tertarik Masuk Baturraden, Tapi Terganjal Restu Konsultan

Koordinator Lokawisata Baturraden, Agus Riyanto, tersenyum melihat antusiasme pengunjung hari ini.

Cuaca yang cerah menjadi berkah tersendiri, berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang kerap diselimuti mendung dan hujan.

"Ini Alhamdulillah satu minggu kisaran di angka 11.000 pengunjung. Masih kemungkinan bertambah sampai sore nanti," ungkap Agus saat berbincang dengan Tribunbanyumas.com.

Khusus hari Minggu ini saja, ia memperkirakan ada sekitar 2.000 pengunjung yang datang untuk 'healing' tipis-tipis.

Dampak Larangan Study Tour

Namun, di balik keramaian itu, ada fakta yang tak bisa ditutupi.

Agus mengakui, tahun 2025 ini grafiknya agak melandai dibanding tahun lalu.

Penyebab utamanya bukan karena pesona Baturraden luntur, melainkan imbas kebijakan eksternal.

Larangan kegiatan study tour dari sekolah-sekolah di Jawa Barat yang berlaku sejak Februari 2025 memberi pukulan telak.

Padahal, selama ini rombongan pelajar dari tanah Pasundan adalah salah satu penyumbang terbesar keramaian di sini.

"Pasar kami selama ini dari Jawa Barat, terutama anak-anak sekolah. Dari Indramayu, Cirebon, Ciamis, dan daerah lainnya. Itu kehilangan sekitar 30 sampai 40 persen," curhat Agus.

Belum lagi, kini wisatawan punya banyak opsi. Di kawasan Baturraden saja, setidaknya ada 38 obyek wisata baru yang menawarkan beragam pengalaman.

"Kalau khusus Lokawisata memang menurun, tapi kalau kawasan Baturraden secara keseluruhan masih hitungannya sekitar 20 ribuan pengunjung. Tahun lalu bisa 30 ribuan," jelasnya.

Murah Meriah, Banyak Gratisan

Meski begitu, Lokawisata Baturraden tetap punya senjata ampuh: wisata nostalgia yang ramah kantong.

Hanya dengan merogoh kocek Rp25.000, pengunjung usia 3 tahun ke atas sudah bisa masuk plus menikmati lima wahana yang dulunya berbayar.

Ini adalah strategi jitu pengelola untuk memanjakan wisatawan.

"Dengan tiket Rp25.000 sudah bisa menikmati kolam renang, waterboom, kolam air hangat, sepeda air, dan Taman Sendang Mulia. Sekarang semuanya gratis, sudah termasuk tiket masuk," beber Agus berpromosi.

Ada juga wahana edukasi seperti Botani yang tiket tambahannya cuma 'goceng' alias Rp5.000 saja.

"Kalau saya rasa sih murah sebenarnya. Masih terjangkau," tambahnya.

Datang Pagi Biar Puas

Bagi Anda yang berniat mampir, Agus punya satu tips penting: datanglah lebih pagi.

Selain karena areanya sangat luas, cuaca di lereng gunung seringkali tak tertebak saat siang menjelang sore.

"Harapannya wisatawan datang pagi, sebelum jam 11 atau jam 12. Karena kalau dituruti, satu hari itu masih kurang untuk menikmati semua wahana yang ada," sarannya.

Saran ini diamini oleh Kasih Bening (25).

Pengunjung asal lokal ini sengaja membawa keponakannya dari Cilacap untuk menikmati suasana pegunungan.

Meski sudah berkali-kali ke sini, Baturraden baginya tetap asyik buat healing.

"Saya sudah pernah ke sini, cuma kali ini saya ajak keponakan saya dari Cilacap main ke sini. Jadi main ke Purwokerto sekalian juga healing ke Baturraden," tuturnya.

Ia pun memilih datang siang hari meski was-was soal hujan, demi momen kebersamaan bareng keluarga yang menurutnya jauh lebih mahal harganya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.