TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Genangan banjir sisa lumpur yang belum sepenuhnya hilang menjadi saksi saat Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menyapa langsung warganya di Jalan Puskesmas, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Sabtu (27/12/2025).
Satu per satu warga menyampaikan keluhan yang selama ini terpendam. Mulai dari dokumen kependudukan yang hanyut terbawa banjir, pelayanan kesehatan yang dinilai kurang ramah, bantuan sosial yang belum merata, hingga jalan dan drainase yang kerap berubah menjadi kolam setiap hujan turun.
Dialog berlangsung terbuka. Rico Waas duduk berhadapan dengan warga, didampingi para pimpinan perangkat daerah.
Tak ada jarak, tak ada sekat.
Salah satu keluhan datang dari Adawia, warga setempat. Dengan suara lirih, ia menceritakan akta kelahiran miliknya yang hilang akibat banjir, serta pengalaman kurang menyenangkan saat berobat ke Puskesmas Gaperta.
“Kadang kami bingung, Pak. Soal rujukan, soal berobat pakai KTP atau BPJS. Pelayanannya terasa mempersulit,” ujarnya.
Mendengar itu, Rico Waas langsung merespons. Ia memastikan pengurusan ulang dokumen kependudukan yang hilang akibat banjir akan dibantu tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Ia juga meminta Dinas Kesehatan Kota Medan segera mengevaluasi pelayanan Puskesmas.
“Pemerintah itu pelayan masyarakat. Kalau ada pelayanan yang tidak baik, harus dievaluasi dan diperbaiki. Warga tidak boleh dipersulit,” tegas Rico Waas dalam kegiatan yang dimoderatori Camat Medan Helvetia Junedi Lumbangaol tersebut.
Keluhan serupa soal layanan kesehatan turut disampaikan warga lain.
Mereka berharap Puskesmas bisa lebih humanis, ramah, dan berpihak pada warga yang datang dengan keterbatasan.
Selain pelayanan, persoalan banjir menjadi aspirasi yang paling banyak disuarakan. Warga Gang Satria, Gang Pribadi II, hingga sepanjang Jalan Puskesmas mengeluhkan drainase tersumbat, parit terputus, serta jalan gang yang lebih rendah dari aliran air.
“Sedikit hujan saja sudah tergenang, Pak,” keluh warga.
Rico Waas langsung menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) untuk turun ke lapangan melakukan pendataan, normalisasi drainase, serta menyiapkan perbaikan jalan dan parit secara bertahap.
“Kita tidak mau lagi parit seperti kolam. Harus ada aliran air yang benar supaya banjir bisa kita reduksi,” ujarnya.
Masalah bantuan sosial pun tak luput dari perhatian.
Sejumlah warga mengaku belum menerima bantuan banjir dan tidak terdata sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH), meski kondisi ekonomi mereka tergolong rentan.
Rico Waas menjelaskan bahwa PKH merupakan program pemerintah pusat, sementara Pemko Medan berperan mengusulkan data melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Namun, ia menegaskan pendataan akan diperketat agar bantuan benar-benar tepat sasaran.
“Ke depan, Pemko Medan juga berencana menambah kuota bantuan melalui PKH Kota Medan sebagai pelengkap program pusat,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan aparatur wilayah agar tidak bermain-main dalam pendataan. “Kalau ada yang tidak adil, akan kita tindak tegas,” katanya.
Keluhan lain datang soal pengangkutan sampah yang dinilai belum rutin meski warga telah membayar iuran bulanan.
Rico Waas meminta camat dan dinas terkait segera membenahi sistem pengangkutan agar gang-gang kecil tidak lagi terabaikan.
Rico Waas menegaskan komitmen Pemko Medan untuk terus memperkuat pelayanan publik dan menjadikan penanganan banjir sebagai prioritas pada tahun 2026.
“Kalau ada pelayanan yang masih kurang, laporkan. Dialog seperti ini akan terus kita lakukan supaya pemerintah semakin dekat dan responsif,” tegasnya.
Usai kegiatan Sapa Warga, Rico Waas melanjutkan peninjauan ke SD Negeri 066654 di Jalan Klambir V Gang Ksatria, yang sebelumnya terendam banjir.
Di sekolah tersebut, air sempat mencapai hampir tiga meter.
Meja belajar, buku pelajaran, dan sejumlah inventaris rusak. Meski air telah surut, lumpur setinggi lutut orang dewasa masih mengendap di ruang kelas, membuat aktivitas belajar mengajar belum bisa berjalan normal.
Mendengar penjelasan Kepala SDN 066654, Rico Waas memastikan Pemko Medan akan segera melakukan pembenahan agar proses belajar mengajar dapat kembali berlangsung dengan aman dan nyaman.
“Anak-anak tidak boleh terlalu lama terdampak. Ini akan segera kita tangani,” ujarnya sambil meninjau ruang kelas yang masih dipenuhi lumpur.
(Dyk/Tribun-Medan.com)