TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Cuaca buruk berpotensi terjadi hingga pergantian tahun, 2025-2026.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar telah mengeluarkan peringatan dini cuaca berisiko di Sulawesi Selatan
Peringatan dini dikeluarkan berdasarkan infromasi prediksi berbasis dampak (IBF) Indonesia Flood & Landslide Early Warning Sistem (InaFLEWS).
Peringatan dini cuaca buruk berlaku 29 hingga 31 Desember atau menjelang pergantian tahun.
BMKG mengkategorikan peringatan dini cuaca buruk dengan tiga warna. Kuning, oranye, dan hijau
Prakiraan BMKG, Rizky Yuda menyampaikan, kuning dikategorikan suatu wilayah berstatus dampak waspada.
Situasi ini berpotensi banjir dan longsor dengan tingkat keparahan 25 hingga 50 persen.
Selanjutnya, warna oranye menandakan status dampak siaga.
Dimana tingkat keparahan bencana longsor dan banjir di kisaran 50 hingga 75 persen.
Kemudian warna merah merupakan status awas, tingkat keparahan banjir dan longsor mencapai 75 hingga 100 persen.
"Untuk periode 29-31 Desember wilayah Sulawesi Selatan masuk dalam zona kuning alias status waspada," ucapnya Minggu (28/12/2025).
Sejumlah wilayah di Sulsel berisiko banjir ialah Luwu, Luwu Utara, Palopo, Tana Toraja dan Luwu Timur.
Sementara wilayah berdampak risiko tanah longsor diprediksi terjadi di Luwu, Palopo dan Tana Toraja.
Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan waspada saat beraktivitas di luar rumah.
Selain banjir dan longsor, angin kencang dan pohon tumbang juga berpotensi terjadi saat cuaca ekstrem.
"Kami imbau masyarakat untuk waspada serta mengupdate informasi cuaca dari BMKG," tuturnya.
Warga Bisa Lapor Bencana Lewat Lontara+
Menanggapi peringatan dini tersebut, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Potensi dampak cuaca ekstrem, khususnya ancaman banjir, genangan air, dan pohon tumbang mengintai.
"Kami mengimbau untuk masyarakat memastikan saluran air atau drainase di lingkungan masing-masing berfungsi dengan baik dan tidak tersumbat di lingkungan rumah," ujar Munafri.
Orang nomor satu Kota Makassar itu juga, mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas di luar rumah.
"Khususnya di area yang terdapat pepohonan besar atau pohon penghijauan di sepanjang jalan yang sewaktu-waktu berpotensi tumbang akibat angin kencang," imbuh politisi Golkar itu.
Munafri jugamengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hingga pemerintahan terbawah di tingkat kecamatan, kelurahan, serta RT dan RW.
Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu memerlukan langkah antisipatif.
Terutama di wilayah-wilayah yang rawan tergenang air, memiliki banyak pepohonan besar, serta titik-titik rawan yang berpotensi mengganggu aktivitas dan keselamatan warga.
"Selain itu, masyarakat juga perlu mengantisipasi potensi gangguan arus listrik yang dapat membahayakan, terutama bagi anak-anak. Jika melihat instalasi listrik yang berisiko, segera laporkan kepada pihak terkait," tuturnya.
Aparat wilayah diminta turun langsung ke lapangan untuk memastikan situasi lingkungan dan kondisi masyarakat tetap aman.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dan kerja cepat dalam menghadapi setiap potensi dampak cuaca ekstrem.
Setiap kejadian atau potensi gangguan akibat cuaca diminta segera dilaporkan secara berjenjang untuk ditindaklanjuti secepatnya.
"Perlu didirikan posko siaga di setiap kecamatan dan kelurahan guna mempercepat respons apabila terjadi genangan air, banjir, pohon tumbang, atau kondisi darurat lainnya," jelas Appi.
"Keselamatan warga adalah prioritas utama. Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dekat wilayah rawan, agar tetap menjaga kesehatan dan melakukan langkah antisipasi sejak dini," sambungnya.
Munafri juga warga untuk berperan aktif melaporkan setiap kendala atau gangguan yang terjadi di lingkungan sekitar.
Pelaporan yang cepat dan akurat menjadi kunci agar penanganan dapat dilakukan secara sigap, tepat sasaran, dan terkoordinasi.
Sebagai wujud komitmen pelayanan publik yang responsif, Pemerintah Kota Makassar menyediakan aplikasi resmi Lontara+ sebagai kanal pengaduan masyarakat.
Melalui aplikasi ini, warga dapat dengan mudah menyampaikan laporan terkait genangan air, banjir, pohon tumbang, gangguan listrik, maupun potensi bahaya lainnya akibat cuaca ekstrem, sehingga dapat segera ditindaklanjuti oleh perangkat daerah terkait.
Peringatan dini cuaca wilayah Sulawesi Selatan, 29-31 Desember 2025:
Status Dampak Waspada (Warna Kuning)
Aspek: Longsor
Tingkat Keparahan: 25–50 persen.
- Longsor kecil mungkin terjadi. Jika pun terjadi, skalanya kecil (guguran tanah/batuan di lereng curam) dan bisa menutup jalan sementara.
Rekomendasi Tindakan:
- Tetap waspada di wilayah perbukitan saat hujan deras.
- Lakukan pemantauan rutin kondisi lereng.
- Edukasi masyarakat tentang tanda awal longsor (retakan tanah, pohon miring, air keruh).
Aspek: Banjir
Tingkat Keparahan: 25–50 persen.
- Banjir kecil kemungkinan terjadi, jika pun terjadi bersifat lokal, dengan genangan rendah (0–0,2 m) dan cenderung cepat surut.
Rekomendasi Tindakan:
- Tetap waspada terhadap hujan intensitas tinggi mendadak.
- Pemerintah daerah menyiapkan komunikasi darurat dasar.
- Masyarakat menjaga kebersihan drainase dan saluran air.
Status Dampak Siaga (warna oranye)
Aspek: Longsor
Tingkat Keparahan (50–75 persen)
- Longsor berpotensi menimbulkan kerusakan menengah: menutup akses jalan, merusak beberapa rumah, dan mengganggu aktivitas ekonomi lokal.
Rekomendasi Tindakan:
- Pemerintah desa & BPBD siapkan jalur evakuasi alternatif.
- Sosialisasi kepada warga di lereng rawan.
- Pangkas vegetasi berlebihan yang melemahkan lereng; perkuat vegetasi penahan tanah.
- Siapkan alat berat untuk membuka akses jalan jika tertimbun.
Aspek: Banjir
Tingkat Keparahan (50 –75 persen)
Banjir berpotensi terjadi dengan dampak sedang (genangan 0,2–0,5 m), dapat meluas di area permukiman rendah, mengganggu aktivitas harian, serta menimbulkan kerugian ekonomi menengah.
Rekomendasi Tindakan:
- BPBD menyiapkan tim siaga bencana & logistik dasar.
- Warga mulai amankan dokumen & barang penting.
- Aktifkan sistem peringatan dini.
- Perkuat koordinasi lintas instansi (PU, kesehatan, aparat desa).
Status Dampak Awas (warna merah)
Aspek: Longsor
Tingkat Keparahan (75–100 persen)
- Longsor besar sangat mungkin terjadi, berpotensi menimbun permukiman, memutus akses utama, menimbulkan korban jiwa & kerugian besar.
Rekomendasi Tindakan:
- Siapkan posko tanggap darurat & tempat pengungsian.
- Relokasi sementara warga di zona merah.
- Perketat patroli & monitoring harian.
Koordinasi cepat antar aparat, relawan, dan instansi teknis.
- Amankan infrastruktur vital (jembatan, jalan utama).
Aspek: Banjir
Tingkat Keparahan (75–100 persen)
- Banjir besar sangat mungkin terjadi dengan ketinggian >0,5 m; berdampak luas, berisiko terhadap keselamatan jiwa, infrastruktur, dan memicu pengungsian.
Rekomendasi Tindakan:
- Aktifkan posko siaga darurat bencana.
Laksanakan simulasi evakuasi & siapkan titik pengungsian.
- Warga wajib ikuti arahan pemerintah dengan disiplin.
- Siapkan logistik, kesehatan, dan jalur evakuasi.
- Perkuat koordinasi antar pemerintah daerah, aparat, TNI/Polri, dan relawan. (*)