TRIBUNKALTIM.CO - Ole Romeny masih belum bisa move on dari kandang Timnas Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.
Striker Timnas Indonesia masih belum bisa melupakan kemegahan GBK.
Kehadiran Ole memang sangat membantu lini serangan Timnas Indonesia.
Dia menjadi mesin gol di lini depan sebelum akhirnya harus menepi karena cedera dan absennya timnas dari agenda FIFA Matchday.
Baca juga: Jadwal Padat Timnas Indonesia: Ada ASEAN Cup Hingga Kompetisi Baru Nations League Asia
Beberapa kali dia bisa menjadi jawaban saat lini serang Indonesia masih tumpul terutama sebelum sang striker bergabung.
Sambutan suporter juga tidak kalah meriah terutama saat bermain di kandang.
Ole Romeny menjelaskan pengalaman perdananya terjadi saat melihat pertandingan Timnas Indonesia.
Saat itu dia menyadari bahwa negaranya memiliki suporter yang fanatik dan selalu setia memberikan dukungan.
Baca juga: 4 Pemain Timnas Indonesia Jadi Sorotan di Bursa Transfer, Persib hingga AC Milan Masuk Radar
Ini menjadi momen spesial sebelum akhirnya bisa merasakan bermain langsung di lapangan.
"Itu adalah pengalaman yang luar biasa."
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa itu akan sebegitu gilanya," kata Ole Romeny dilansir BolaSport.com dari laman media Belanda Algemeen Dagblad.
Pemain berusia 25 tahun ini melanjutkan, semua menjadi berbeda setelah dia bisa mencetak gol debut saat melawan Australia.
Baca juga: Sosok Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Siapa Saja?
Selanjutnya, dukungan dari suporter semakin mengalir apalagi mereka menjaga asa untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026.
Menurutnya, ini menjadi suntikan semangat untuk semua pemain yang sedang bertarung di lapangan.
"Tapi setelah gol saya pada debut saya untuk Indonesia, hype-nya semakin besar," ujarnya.
Ole menambahkan, momen bermain di SUGBK untuk pertama kali benar-benar membekas.
Baca juga: Sumardji Terbang ke Eropa untuk Wawancarai Calon Pelatih Timnas Indonesia, 2 Nama Semakin Menguat
Bahkan, dia menilai bahwa ini tiga kali lipat lebih meriah dari kandang Feyenoord yakni The Kuip.
Meski sama-sama bisa menampung banyak suporter, tampil di kandang timnas memberikan atmosfer yang berbeda.
Tepat setelah mencetak gol isi stadion langsung bergemuruh merayakan gol tersebut.
Apalagi, mereka bisa menutup laga dengan kemenangan 1-0 dari Bahrain dan menjaga asa ke Piala Dunia saat itu.
Baca juga: 4 Pemain Timnas Indonesia Jadi Sorotan di Bursa Transfer, Persib hingga AC Milan Masuk Radar
"Pertandingan internasional pertama di Indonesia juga sangat aneh."
"Suasana di sana seperti De Kuip kali tiga. Ketika saya mencetak gol melawan Bahrain, saya merasa Stadion Gelora Bung Karno bergetar."
"Itu memberi saya perasaan yang tak terlukiskan. Energi yang dilepaskan saat itu benar-benar luar biasa," katanya. (*)