Sejarah Pintu, Lebih Sempurna Setelah Ditemukannya Teknologi Bernama Engsel
Moh. Habib Asyhad December 29, 2025 02:34 AM

Beginilah sejarah pintu yang membentang dari zaman Mesopotamia hingga sekarang.

Intisari-Online.com -Apakah Anda masih ingat, terbuat dari apakah pintu pertama rumahnya? Ternyata begini sejarah pintu yang membentang sejak zaman Mesopotamia.

Disebutkan bahwa di zaman Mesopotamia, pintu masih terbuat dari bahan kulit hewan atau kain. Sementara pintu dari batu atau perunggu baru muncul saat manusia mulai bisa membangun gedung-gedung monumental.

Di Italia ada kota legendaris bernama Pompeii. Di Pompeii, ada peninggalan pintu yang terbuat dari marmer, yang kemungkinan besar berasal dari masa pemerintahan Kaisar Agustus di awal abad I. Bahkan sebuah pintu perunggu berukuran 8 x 2,5 m masih terpasang di Gedung Pantheon (tahun 112) di Roma.

Kabarnya, The British Museum memiliki koleksi sebuah pintu kayu berukuran 2,4 x 1,2 m dari Mesir yang telah berusia 3.000 tahun. Dari situ kita tahu bahwa pintu telah menjadi kebutuhan manusia sejak begitu lama.

Pintu-pintu purba di Roma atau Yunani menggunakan teknologi engsel yang masih sederhana, yang dipasang di atas dan bawah daun pintu. Barangkali supaya bisa memilih hendak dibuka dari atas, atau dari bawah.

Pintu kayu yang populer sampai sekarang, sejak dulu pun sudah ngetop di Mesir dan Mesopotamia. Konstruksinya hampir tak beda dengan pintu yang kini kita kenal, terdiri atas balok vertikal dan horizontal sebagai ambangnya. Bahkan terkadang dilengkapi dengan kunci dan engsel.

Pintu perunggu tidak hanya bertahan dan berkembang di zaman Romawi dan Yunani, tetapi terus dipakai sampai abad XX. Di Romawi, misalnya, pintu perunggu yang digunakan biasanya berdaun ganda, tetap dengan poros atas-bawah.

Model pintu seperti ini ternyata dipertahankan saat kejayaan Kekaisaran Romawi bergeser ke Byzantium. Buktinya bisa dilihat pada pintu Katedral Aya Sophia di Istanbul, salah satu bangunan monumental dalam sejarah peradaban manusia, buatan tahun 537.

Teknik cor perunggu itu menyebar ke Eropa, terutama ke Jerman dan Italia Selatan. Salah satunya pintu cor perunggu di Katedral Hildesheim yang dipenuhi relief cerita sejarah.

Sedangkan kawasan Eropa Barat Laut baru mulai menggunakan pintu perunggu di abad XVIII. Malah di Amerika Serikat baru tahuri 1863, saat dipasangnya pintu perunggu pertama di Gedung Capitol, Washington D.C. Mengingat mahalnya, mustahil orang kebanyakan mampu membeli pintu perunggu yang demikian.

Pada masa Gotik (mulai pertengahan abad XII), yang ciri khasnya berupa bentuk-bentuk runcing tinggi, pintu tersusun dari beberapa balok kayu vertikal yang ditempelkan pada kerangka. Karena beratnya, pintu Gotik membutuhkan engsel yang besar-besar dari besi tempa, bahkan terkadang untuk memperkuat daya pegangnya engsel dilengkapi lempeng besi yang menjepit pintu sampai setengah lebarnya.

Namun khusus untuk pintu ruangan penting, engsel-engsel yang besar ini dipercantik bentuknya meniru gulungan surat kuno.

Memasuki zaman Renaissance (1350 - 1650), arsitektur pintu menggunakan papan. Selain lebih ringan, tidak melengkung, pintu papan juga lebih leluasa untuk diberi dekorasi.

Pada abad XVII, Perancis mulai memperkenalkan pintu kaca yang semula adalah perpanjangan jendela hingga ke lantai. Tak heran bila dalam waktu dekat dari bangsa yang terkenal romantis dan pesolek ini kemudian muncul pintu bercermin.

Di daerah Wild West Amerika, abad XIX adalah masa kejayaan pintu ayun yang tingginya cuma separuh dan dipasang di tengah ketinggian kusen (ingat saja film koboi). Ragam pintu terus berkembang. Ada pintu Belanda - yang terdiri atas bagian atas dan bawah, seperti yang banyak terdapat di daerah pecinan di Indonesia.

Di Asia Timur, Cina misalnya, pintu terbuat dari papan utuh di bagian bawah, sedangkan bagian atas menggunakan "teralis" kayu yang ditutup kertas. Serupa dengan di Cina, pintu tradisional Jepang shoji juga menggunakan materi kertas.

Pintu geser berangka kayu berdinding kertas itulah yang mengilhami pintu geser modern. Menemani pintu geser, inovasi lain pintu abad XIX dan XX adalah pintu putar, pintu lipat, pintu kanopi dengan poros di atas kerangka, dan pintu gulung (rolling door).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.