Maruli Murka Oknum Tak Bertanggung Jawab Bongkar Baut Jembatan Bailey di Lokasi Bencana Sumatera 
December 29, 2025 02:14 PM

 

 TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA – Oknum tidak bertanggung jawab melakukan aksi sabotase dengan membongkar baut jembatan Bailey yang saat ini tengah dipasang oleh jajaran TNI di lokasi bencana banjir di Sumatera.

Baut-baut itu dibongkar oleh oknum tak bertanggung jawab pada Sabtu (27/1/2025) lalu.

Beruntung, kejadian itu segera diketahui oleh petugas sehingga bisa segera diperbaiki lagi.

Jembatan Bailey adalah jembatan rangka baja modular yang dirancang agar dapat dipasang dengan cepat dan relatif mudah tanpa memerlukan alat berat. 

Jembatan ini pertama kali dikembangkan pada masa Perang Dunia II oleh insinyur Inggris Sir Donald Bailey untuk mendukung mobilitas pasukan dan logistik di medan perang. 

Komponen jembatan berupa panel-panel baja standar dirakit langsung di lokasi, sehingga fleksibel digunakan di berbagai kondisi medan.

Dalam perkembangannya, jembatan Bailey banyak dimanfaatkan untuk kepentingan sipil, terutama sebagai jembatan darurat atau sementara.

 Jembatan ini sering dipasang di daerah terdampak bencana alam, wilayah terpencil, maupun pada proyek pembangunan infrastruktur. 

Meski bersifat sementara, jembatan Bailey memiliki daya dukung yang kuat dan mampu dilalui kendaraan bermotor, sehingga efektif menjaga kelancaran akses transportasi.

Aksi sabotase oleh oknum tidak bertanggung jawab itupun membuat murka Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.

Jenderal bintang 4 itu menyebut ulah oknum tak bertanggung jawab itu adalah perbuatan biadap karena bisa mengancam keselamatan warga.

“Dalam kondisi begini pun masih ada orang yang berusaha mensabotase jembatan Bailey kita. Dua hari yang lalu baut-bautnya dibongkar. Terus terang saya tidak menyangka ada orang sebiadab ini,” kata Maruli saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Okupansi Hotel  di DIY Capai 80 Persen pada Momen Libur Natal 2025

Maruli menyebut, jembatan Bailey merupakan jalur vital untuk distribusi logistik, evakuasi warga, dan mobilisasi bantuan.

Ia menilai, pembongkaran baut jembatan di lokasi bencana menunjukkan adanya kelompok yang tidak peduli terhadap penderitaan masyarakat.

“Semalam saya tidak bisa tidur memikirkan ini. Saya tidak pernah berpikir ada orang yang sampai tega seperti ini,” ungkapnya

Maruli pun mengecam tindakan oknum tidak bertanggung jawab tersebut.Menurutnya, sabotase itu membahayakan keselamatan masyarakat yang tengah terdampak bencana. 

Maruli menegaskan, perbuatan itu bukan sekadar sabotase terhadap infrastruktur, melainkan tindakan yang berpotensi mengorbankan nyawa warga.

“Kalau pengkondisian membuat masyarakat mati, itu bukan pengkondisian. Itu biadab namanya. Masyarakat yang sedang bencana pun mau dikorbankan,” ujarnya.

TNI Angkatan Darat, kata Maruli, akan terus bekerja siang dan malam bersama kementerian terkait, BNPB, dan pemerintah daerah untuk mempercepat pemulihan pascabencana. 

Ia juga memastikan aparat akan meningkatkan pengawasan di lapangan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Anggota kami bekerja pagi, siang, malam. Kami akan terus lanjutkan tugas ini sampai masyarakat benar-benar terbantu dan aman,” kata dia.

KSAD Klaim Pembangunan Jembatan Pascabencana Sumatra Paling Cepat dalam Sejarah

Maruli Simanjuntak mengklaim proses pembangunan jembatan pascabencana di wilayah Sumatra merupakan yang paling cepat sepanjang sejarah penanganan bencana di Indonesia.

“Ini yang tercepat. Saya berani menyatakan ini yang tercepat. Dalam kondisi seperti ini kita bisa membangun 12 jembatan Bailey dalam waktu singkat,” ujar Maruli.

Menurut dia, percepatan pembangunan tersebut dilakukan dengan sistem kerja tiga shift, sehingga prajurit TNI Angkatan Darat bekerja tanpa henti, pagi, siang, dan malam.

Langkah itu diambil agar target pemulihan akses transportasi bisa segera tercapai.

“Anggota kita bekerja pagi, siang, malam. Kalau tidak bekerja seperti ini, saya kira tidak akan tercapai target seperti yang kita dapatkan hari ini,” katanya.

Maruli menjelaskan, hingga saat ini TNI AD telah menyiapkan 44 unit jembatan Bailey untuk wilayah terdampak bencana.

Dari jumlah tersebut, 12 unit telah selesai dibangun, sementara sisanya masih dalam tahap pengiriman dan pemasangan.

“Sisanya ada yang sedang di perjalanan, ada yang sedang dipasang, dan ada juga yang masih kita kumpulkan,” jelasnya.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertahanan juga telah menginstruksikan pencarian tambahan 100 unit jembatan Bailey dari luar negeri untuk memperkuat penanganan bencana, tidak hanya di Sumatra tetapi juga di wilayah lain di Indonesia.

Selain jembatan Bailey, TNI AD juga membangun jembatan Armco dan jembatan gantung untuk memastikan jalur logistik tetap bisa dilalui masyarakat, minimal oleh kendaraan roda dua dan distribusi bantuan.

KSAD membandingkan kecepatan penanganan bencana kali ini dengan sejumlah bencana besar yang pernah ia tangani sebelumnya, seperti erupsi Merapi, bencana di Lembata, dan Adonara.

“Saya sudah berpuluh-puluh kali melakukan penugasan bantuan bencana. Tidak ada yang secepat ini. Ini Presiden memimpin langsung dan perintah-perintahnya sangat jelas, sehingga pekerjaan bisa berjalan sangat cepat,” tegasnya.



© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.